Polemik Ijazah Jokowi
Megawati Singgung Polemik Ijazah Jokowi, Projo Pasang Badan
Gelombang perbincangan mengenai keaslian ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali menghangat.
TRIBUNGORONTALO.COM - Gelombang perbincangan mengenai keaslian ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali menghangat.
Hal itu setelah mantan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, turut memberikan komentarnya.
Dalam sebuah acara peluncuran buku di BRIN, Jakarta Pusat (14/5), Megawati menyarankan agar pihak terkait menunjukkan ijazah tersebut kepada publik.
Menurutnya, menunjukan ijazah asli ke publik, dapat mengakhiri polemik yang berkepanjangan.
Pernyataan Megawati ini lantas memicu respons dari kelompok relawan pendukung Jokowi, Projo.
Melalui Ketua Umumnya, Budi Arie Setiadi, Projo menyatakan bahwa langkah hukum terkait isu ijazah palsu ini terpaksa ditempuh.
Hal ini dikarenakan, meskipun pihak Jokowi dan pihak terkait lainnya telah menyampaikan data dan fakta otentik mengenai keaslian ijazah S1 Presiden, tuduhan palsu terus menerus dilancarkan oleh pihak-pihak tertentu.
"Pelaporan kasus tersebut adalah jalan terakhir yang dilakukan setelah Pak Jokowi dan pihak-pihak lain menyampaikan data dan fakta bahwa ijazah S1 Pak Jokowi asli, tidak palsu. Para penuduh terus melancarkan tuduhan itu dengan mengabaikan data dan fakta. Tentu ada motif di balik tuduhan itu," ujar Budi Arie kepada awak media (15/5).
Lebih lanjut, Budi Arie menekankan pentingnya proses hukum untuk mengungkap motif di balik tuduhan yang terus berulang ini.
"Publik harus tahu, maka perlu ada proses hukum. Supaya jelas alasan mereka berbuat itu. Apakah motif dendam, ekonomi, atau politik. Publik akan tahu di pengadilan nanti," imbuhnya.
Projo Pertanyakan Sikap Megawati
Secara implisit, Projo menyayangkan pernyataan Megawati.
Budi Arie menilai bahwa seharusnya Megawati, sebagai tokoh senior dan pimpinan partai yang pernah mengusung Jokowi dalam berbagai kontestasi politik, dapat membantu meredam isu ini.
Projo mengingatkan bahwa PDIP, di bawah kepemimpinan Megawati, pernah mencalonkan Jokowi sebagai kepala daerah hingga dua periode sebagai presiden.
"Kasus hukum ini tidak akan terjadi jika obyektifitas dijunjung tinggi, sebaiknya Ibu Mega juga sejak lama menyatakan atau meminta para penuduh itu menghentikan tindakan mereka. Mengapa? Karena PDIP yang mencalonkan Pak Jokowi sebagai kepala daerah dan presiden 2 periode," tegas Budi Arie.
Ia menambahkan bahwa seluruh persyaratan administratif dan politis yang diperlukan agar Jokowi dapat maju dalam pilkada dan pilpres tentu telah dipenuhi secaraProjo.
Projo melihat bahwa tuduhan ijazah palsu ini bukan hanya sekadar upaya untuk mendiskreditkan nama baik Presiden Jokowi.
Mengingat rekam jejak Jokowi yang telah memimpin Kota Solo, DKI Jakarta, hingga menjadi Presiden RI selama lebih dari dua dekade, Projo menilai bahwa negara juga memiliki kepentingan untuk meluruskan tuduhan yang tidak berdasar ini.
"Pak Jokowi pernah memimpin Kota Solo, DKI Jakarta, dan RI selama lebih dari 20 tahun. Negara juga berkepentingan meluruskan masalah ini," pungkas Budi Arie.
Dengan adanya komentar dari tokoh sentral seperti Megawati dan respons tegas dari Projo, polemik mengenai ijazah Presiden Jokowi diprediksi akan terus menjadi sorotan publik dalam beberapa waktu ke depan.
Proses hukum yang sedang berjalan diharapkan dapat memberikan kejelasan dan mengakhiri spekulasi yang ada. (*)
Setelah Jokowi, Kini Ijazah Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Polemik Ijazah Jokowi Panas! Demokrat Dituding Dalang |
![]() |
---|
PDIP Usung Jokowi Jadi Presiden 2 Periode Meski Ijazah Diragukan, Elektabilitas Jadi Alasan Utama |
![]() |
---|
Polemik Ijazah Belum Selesai, Kini Tahun KKN Jokowi Pun Ikut Disorot Karena Adanya Ketidaksesuaian |
![]() |
---|
Kasmudjo Bantah Bimbing Skripsi Jokowi, Sebut Nama Prof. Sumitro |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.