Pengobatan Sesat Gorontalo
5 Fakta Kasus Pengobatan Sesat di Ilotidea Kabupaten Gorontalo, Anak-anak jadi Tumbal
Kasus dugaan praktik pengobatan sesat di Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, menggemparkan warga setempat.
Meskipun tak ada kejelasan tentang penyakit apa saja yang diklaim bisa disembuhkan, warga merasa perlu bertindak setelah melihat langsung aktivitas yang melibatkan anak-anak dalam ritual tersebut.
3. Aparat Desa dan Kepolisian Segera Bertindak, Pelaku Dipanggil
Setelah menerima laporan dari warga dan Sekretaris Desa Ilotidea, pihak Subsektor Tilango langsung mengambil langkah cepat.
Kapolsubsektor, Ipda Erfin, memerintahkan anggotanya untuk mendatangi lokasi praktik pengobatan yang diduga ilegal tersebut.
"Karena kondisi saat itu banyak masyarakat yang keberatan, makannya kami limpahkan ke Polsek Telaga," kata Ipda Erfin.
Saat aparat dan kepala desa datang ke lokasi, pelaku bersikap kooperatif dan menerima kedatangan mereka dengan terbuka.
Untuk mencegah terjadinya amuk massa karena suasana yang mulai memanas, pelaku langsung dibawa ke kantor Subsektor untuk dimintai keterangan, sebelum kemudian dilimpahkan ke Polsek Telaga guna penyelidikan lebih lanjut.
Dalam proses ini, hadir pula Danpos Tilango, Mujiono, serta Kepala KUA Kecamatan Tilango. Kepala KUA bahkan mengaku terkejut dengan informasi yang berkembang dan menekankan pentingnya sosialisasi dan pengawasan agar praktik-praktik serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
4. Pasien Asal Kota Diusir dari Desa Usai Pengobatan
Selain pelaku, warga juga mengarahkan protes mereka kepada pasien yang diketahui tinggal di rumah pelaku bersama dua anaknya.
Pasien tersebut ternyata berasal dari Kelurahan Dungingi, Kota Gorontalo, dan selama beberapa waktu tinggal di rumah pelaku untuk menjalani pengobatan.
Kedua anaknya yang ikut menginap sudah dalam kondisi kepala botak, seperti yang disebutkan dalam laporan awal warga.
Usai musyawarah antara warga, aparat desa, dan pelaku, pasien ini diminta untuk segera meninggalkan lokasi pengobatan tersebut.
"Ia (pasien) keluarga menggunakan motor dan membawa kedua anaknya," jelas salah satu warga.
Pasien akhirnya meninggalkan rumah pelaku dengan mengendarai motor bersama anak-anaknya. Namun warga belum puas.
Beberapa dari mereka bahkan membuntuti dari belakang untuk memastikan pasien benar-benar pulang dan tidak kembali lagi ke desa.
5. Ketakutan Warga Meningkat, Anak-anak Takut Melewati Rumah Pelaku
Kekhawatiran warga makin meningkat terutama karena anak-anak sudah mulai merasa ketakutan melewati rumah pelaku.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.