Human Interest Story
Kisah Abdurrahman di Boalemo Gorontalo Bercita-cita Jadi Paskibraka, Demi Banggakan Orang Tua
Pelajar kelas 10 SMK Negeri 1 Wonosari ini datang jauh-jauh dari Desa Mekar Jaya, membawa mimpi besar menjadi bagian dari Pasukan Pengibar Bendera Pus
Penulis: Nawir Islim | Editor: Prailla Libriana Karauwan
TRIBUNGORONTALO.COM, Boalemo - Suara semangat terdengar nyaring di Lapangan Tenis Desa Modelomo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo.
Di antara barisan tegak para siswa berseragam putih, Abdurahman Hasan berdiri dengan dada tegap.
Pelajar kelas 10 SMK Negeri 1 Wonosari ini datang jauh-jauh dari Desa Mekar Jaya, membawa mimpi besar menjadi bagian dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2025 Kabupaten Boalemo.
Baca juga: Gunung Lewotobi NTT Kembali Meletus, Ledakan Terdengar hingga Jarak 50 Km
Desa Mekar Jaya, tempat Abdurahman berasal, berada di ujung Kecamatan Wonosari.
Untuk sampai ke Tilamuta, ia harus menempuh perjalanan panjang. Tapi bagi Abdurahman, itu bukanlah beban.
“Saya sudah niat, walau harus bangun subuh dan jalan jauh, ini adalah langkah saya menuju cita-cita,” tuturnya.
Seleksi calon Paskibraka 2025 ini digelar pada Selasa, 15 April 2025.
Baca juga: Fiqri Fariz Pakaya Mahasiswa UNG Korban Air Bah Dirujuk ke RSUD Aloei Saboe Gorontalo
Sebanyak 65 siswa dari berbagai SMA, SMK, dan MA se-Boalemo mengikuti seleksi tahap awal yang meliputi parade, pemeriksaan fisik, dan tes kesehatan.
Kata Abdurrahman, ketika melewati tahapan seleksi postur badan, dirinya mengaku gugup.
Sebab, ini kali pertamanya Abdurrahman ikut seleksi.
“Waktu diperiksa postur dan tinggi badan, saya agak gugup, Tapi saya tetap berusaha tampil percaya diri, karena saya sudah latihan dari rumah, jaga makan, dan rutin olahraga,” Ujar Abdurahman.
Baca juga: Anggota DPRD Sumut Megawati Zebua Diturunkan dari Pesawat Gegara Cekcok dengan Pramugari
Ia menyebut tahapan parade sebagai yang paling menantang. Namun, semangat untuk membanggakan kedua orang tuanya membuat rasa gugup itu segera tergantikan dengan keberanian.
“Saya ingat orang tua di rumah, jadi saya harus tunjukkan yang terbaik,” katanya.
Abdurahman bukan berasal dari keluarga berada diketahui Ayah dan ibunya bekerja sebagai penjual sayur di pasar.
Sementara di sore hari, Abdurahman ikut membantu menggembala sapi ke kebun hingga malam hari. Aktivitas itu dijalaninya sejak masih di bangku SMP.
Baca juga: Gempa Bumi dengan Magnitudo 5,3 Menguncang Sulut, Barat Laut Tahuna
“Kegiatan itu bikin saya terbiasa dengan kerja keras. Capek itu biasa, tapi menyerah itu bukan pilihan,” ucapnya sambil tersenyum.
Selain rajin membantu orang tua, Abdurahman juga aktif di bidang olahraga. Ia memiliki hobi bermain voli dan sudah beberapa kali mengikuti turnamen tingkat kecamatan.
Saat duduk di kelas 9 SMP, ia sukses meraih juara dua dalam kejuaraan voli antarsekolah.
Olahraga dan rutinitas fisiknya di rumah menjadi modal utama menghadapi seleksi.
“Saya mungkin bukan yang paling tinggi, tapi saya percaya stamina dan niat bisa menutup kekurangan itu,” ujarnya penuh keyakinan.
Baca juga: Jadwal Kapal Pelni Makassar - Kupang April 2025: Cek Tiket KM Bukit Siguntang, KM Wilis dan KM Tidar
Seleksi berlangsung dari pagi hingga siang hari dengan pengawasan dari unsur TNI, Polri, serta mantan anggota Paskibraka.
Hanya 32 peserta terbaik yang akan dipilih untuk bertugas dalam upacara HUT ke-80 Republik Indonesia tingkat Kabupaten Boalemo.
Meski belum tahu apakah dirinya akan lolos, Abdurahman mengaku bersyukur sudah bisa ikut seleksi ini.
“Saya belajar banyak dari sini, mulai dari disiplin, percaya diri, sampai cara membawa diri di depan banyak orang,” ungkapnya.
Dirinya berharap, jika diberikan kesempatan menjadi bagian dari Paskibraka, itu bisa menjadi awal dari perubahan besar dalam hidupnya.
Baca juga: Jenazah Regina, Mahasiswa UNG yang Tewas Terseret Sungai Tiba di Rumah, Keluarga Histeris
“Saya ingin buat keluarga bangga, dan buktikan bahwa anak dari desa juga bisa berdiri di garis terdepan upacara kemerdekaan,” ucapnya mantap.
Kisah Abdurahman Hasan adalah potret semangat anak muda dari pelosok Boalemo.
Ia datang bukan hanya membawa postur dan keterampilan, tapi juga tekad, kerja keras, dan harapan untuk merah putih. (*)
(TribunGorontalo.com/Nawir Islim)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.