Viral Gorontalo
Viral Pemuda Suwawa Gorontalo Tepergok Curi Pakaian Dalam Wanita, Simak Penjelasan Psikolog
Beberapa waktu lalu viral seorang pemuda diduga warga Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, tepergok mencuri pakaian dalam wanita.
Penulis: Fadri Kidjab | Editor: Fadri Kidjab
Meski demikian, dia menyebut bahwa untuk menentukan apakah seseorang menderita parafilia atau tidak, perlu diagnosis dan pemeriksaan.
Seperti di antaranya adalah pelaku terlibat dengan fantasi dan dorongan seksual berulang dan kuat yang bertahan selama enam bulan.
Penyebab parafilia bisa jadi karena sejumlah aktivitas atau objek secara tidak sengaja dihubungkan dengan rangsangan seksual, lalu objek tersebut memfasilitasi individu untuk menimbulkan rangsangan seksual, dan bertahan menjadi gangguan.
"Bisa juga pengalaman trauma masa kecil yang menyebabkan seseorang mengembangkan gangguan ini," kata Laelatus.
Baca juga: Apa Itu Somnophilia? Kelainan yang Diidap Priguna Dokter PPDS Pelaku Rudapaksa Pendamping Pasien
Mayoritas diderita pria
Berdasarkan referensi yang ada, Laelatus menyebut bahwa kasus parafilia memang sangat jarang terjadi pada wanita, meskipun tidak ada penjelasan detail mengenai penyebabnya.
"Kalau disebut lebih khusus lagi, gangguan parafilia yangberkaitan dengan objek benda mati disebut dengan fetishisme. Gangguan ini digambarkan ketika seseorang lebih memilih objek bendanya untuk terangsang seksual daripada orang yg memilikinya, bahkan tidak dapat terangsang tanpa objek tersebut," kata Laelatus.
Fetishisme adalah dorongan seks yang kuat dan berulang yang melibatkan objek tidak hidup, seperti pakaian dalam, stoking, sepatu dan sejenisnya.
Satu lagi kelainan yang mirip namanya transvestik fetishisme, yakni ketika seseorang memakai pakaian lawan jenis untuk mendapatkan rangsangan seksual dengan mengenakannya.
"Keduanya adalah melibatkan fantasi seks dan dibarengi dg masturbasi, dan keduanya termasuk dalam golongan gangguan parafilia," kata Laelatus.
Ia juga menambahkan bahwa gangguan atau penyimpangan seksual ini masih bisa disembuhkan, yakni dengan cara terapi, dan disertai kesiapan serta kemauan individu yang menderita untuk sembuh dari kelainannya.
(TribunGorontalo.com/Kompas.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.