Viral Gorontalo

Viral Pemuda Suwawa Gorontalo Tepergok Curi Pakaian Dalam Wanita, Simak Penjelasan Psikolog

Beberapa waktu lalu viral seorang pemuda diduga warga Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, tepergok mencuri pakaian dalam wanita.

Penulis: Fadri Kidjab | Editor: Fadri Kidjab
Tangkapan layar video instagram
CURI PAKAIAN DALAM - Potret pria diduga warga Suwawa mencuri pakaian dalam wanita terekam dalam video amatir. Video ini diunggah ke media sosial. 

Meski demikian, dia menyebut bahwa untuk menentukan apakah seseorang menderita parafilia atau tidak, perlu diagnosis dan pemeriksaan. 

Seperti di antaranya adalah pelaku terlibat dengan fantasi dan dorongan seksual berulang dan kuat yang bertahan selama enam bulan. 

Penyebab parafilia bisa jadi karena sejumlah aktivitas atau objek secara tidak sengaja dihubungkan dengan rangsangan seksual, lalu objek tersebut memfasilitasi individu untuk menimbulkan rangsangan seksual, dan bertahan menjadi gangguan. 

"Bisa juga pengalaman trauma masa kecil yang menyebabkan seseorang mengembangkan gangguan ini," kata Laelatus.

Baca juga: Apa Itu Somnophilia? Kelainan yang Diidap Priguna Dokter PPDS Pelaku Rudapaksa Pendamping Pasien

Mayoritas diderita pria 

Berdasarkan referensi yang ada, Laelatus menyebut bahwa kasus parafilia memang sangat jarang terjadi pada wanita, meskipun tidak ada penjelasan detail mengenai penyebabnya.

 "Kalau disebut lebih khusus lagi, gangguan parafilia yangberkaitan dengan objek benda mati disebut dengan fetishisme. Gangguan ini digambarkan ketika seseorang lebih memilih objek bendanya untuk terangsang seksual daripada orang yg memilikinya, bahkan tidak dapat terangsang tanpa objek tersebut," kata Laelatus. 

Fetishisme adalah dorongan seks yang kuat dan berulang yang melibatkan objek tidak hidup, seperti pakaian dalam, stoking, sepatu dan sejenisnya. 

Satu lagi kelainan yang mirip namanya transvestik fetishisme, yakni ketika seseorang memakai pakaian lawan jenis untuk mendapatkan rangsangan seksual dengan mengenakannya. 
"Keduanya adalah melibatkan fantasi seks dan dibarengi dg masturbasi, dan keduanya termasuk dalam golongan gangguan parafilia," kata Laelatus. 

Ia juga menambahkan bahwa gangguan atau penyimpangan seksual ini masih bisa disembuhkan, yakni dengan cara terapi, dan disertai kesiapan serta kemauan individu yang menderita untuk sembuh dari kelainannya.


(TribunGorontalo.com/Kompas.com)


Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved