Berita Ekonomi Gorontalo
Harga Pangan di Pasar KTM Wonosari Gorontalo Masih Tinggi Pasca Lebaran, Ini Daftarnya
Kondisi ini membuat sebagian masyarakat mengeluh, meski beberapa komoditas mulai menunjukkan penurunan harga.
Penulis: Nawir Islim | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar KTM Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, masih terpantau tinggi usai Lebaran Idulfitri 1446 Hijriah.
Kondisi ini membuat sebagian masyarakat mengeluh, meski beberapa komoditas mulai menunjukkan penurunan harga.
Berdasarkan pantauan Tribun Gorontalo pada Sabtu, 5 April 2025, harga cabai rawit (rica) di sebagian besar lapak pedagang masih bertahan di angka Rp50.000 per kilogram.
Baca juga: Nama-nama Satu Keluarga Tewas Tertimbun Longsor di Mojokerto
Namun, tidak semua pedagang menjual dengan harga seragam.
Yanti, seorang pedagang bumbu dapur di los tengah Pasar KTM Wonosari, mengaku menjual rica lebih murah dibandingkan pedagang lain.
“Saya jual Rp40.000 per kilo karena ambil langsung dari petani di Dulupi. Banyak yang datang cari di sini karena sudah tahu harganya beda,” ujarnya.
Selain rica, harga bawang merah juga menjadi perhatian warga, dengan harga bertahan di Rp50.000 per kilogram.
“Kalau ini saya ambil dari distributor di Gorontalo. Memang masih mahal, belum turun,” jelas Yanti.
Untuk komoditas lain, harga tomat masih stabil di kisaran Rp13.000 per kilogram.
Pedagang bernama Nur, yang berjualan sayuran campur dan bahan rumah tangga, menyebutkan harga tomat tidak mengalami kenaikan sejak sebelum Lebaran.
Baca juga: Seorang Suami Merasa Tak Bersalah Telantarkan Istri Siri dan Bayi saat Mudik
“Tomat belum naik, masih aman,” katanya.
Sementara itu, minyak kelapa asli perasan tangan dijual sekitar Rp20.000 per kilogram.
“Ini minyak kelapa asli, bukan pabrikan. Jadi harganya segitu memang,” ujar Nur.
Harga beras juga belum menunjukkan penurunan.
Jenis premium dijual seharga Rp25.000 per kilogram, sedangkan beras paling murah tersedia dengan harga Rp16.000 per kilogram.
“Yang murah itu agak pera, jadi kurang disukai pembeli. Tapi karena murah, tetap laku,” ujar Nur.
Gula pasir saat ini berada di harga Rp17.000 per kilogram, yang menurut Nur disebabkan keterlambatan pasokan dari luar daerah.
“Biasanya setelah Lebaran memang distribusi agak lambat,” jelasnya.
Untuk telur ayam ras, harganya mencapai Rp55.000 per bak berisi sekitar 30 butir. Seorang pembeli, Ani, mengaku tetap membeli meskipun harga masih tinggi.
“Anak-anak suka makan telur, jadi mau tidak mau beli juga,” ucapnya. Ani juga berharap harga-harga segera turun.
“Masa habis Lebaran, harga masih begini. Kita juga harus pikirkan kebutuhan anak sekolah nanti,” keluhnya.
Suasana Pasar KTM Wonosari pasca Lebaran masih terlihat ramai, terutama di pagi hari.
Masyarakat antusias kembali berbelanja untuk kebutuhan rumah tangga setelah sepekan fokus pada silaturahmi dan perayaan Lebaran.
Kondisi harga pangan ini diperkirakan akan terus dipantau dalam beberapa hari ke depan.
Masyarakat berharap harga kebutuhan pokok dapat turun secara bertahap agar daya beli kembali normal.
Daftar Harga Pasca Lebaran di Pasar KTM Wonosari:
• Cabai rawit (rica): Rp50.000 per kilogram (umum), Rp40.000 per kilogram (di lapak Yanti, karena langsung dari petani Dulupi).
• Bawang merah: Rp50.000 per kilogram (harga belum turun, dari distributor Gorontalo).
• Tomat: Rp13.000 per kilogram (harga stabil sejak sebelum Lebaran).
• Minyak kelapa: Rp20.000 per kilogram (minyak kelapa asli perasan tangan, bukan pabrikan).
• Beras premium: Rp25.000 per kilogram.
• Beras murah: Rp16.000 per kilogram (teksturnya agak pera, namun tetap laku).
• Gula pasir: Rp17.000 per kilogram (pasokan dari luar daerah terlambat).
• Telur ayam ras: Rp55.000 per bak (sekitar 30 butir).
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.