Human Interest Story
Cerita Husaini 79 Tahun di Talumolo Gorontalo, Berjuang Kuliahkan Anak dengan Hasil Jahit Sepatu
Baginya anak adalah harta berharga dalam sebuah keluarga, dan memberikan masa depan terbaik menjadi salah satu kewajiban orang tua.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Minarti Mansombo
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo--Di usia yang sudah senja, Husaini (79), seorang ayah di Talumolo, Gorontalo, masih berjuang untuk memberikan masa depan yang cerah bagi anaknya. Dengan hasil jahit sepatu, Husaini berjuang untuk membiayai pendidikan anaknya.
Baginya anak adalah harta berharga dalam sebuah keluarga, dan memberikan masa depan terbaik menjadi salah satu kewajiban orang tua.
Dengan usia yang tak mudah lagi, ia masih semangat untuk membiayai anaknya mengejar impian dan cita-cita yang saat ini duduk di bangku perkuliahan Universitas Negeri Gorontalo.
Pantauan Tribungorontalo.com Husaini membuka jasa sol sepatu di sekitaran jembatan talumolo, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Baca juga: Baru Saja Terjadi! Gempa Bumi Guncang Perairan Sangihe Sulawesi Utara Sabtu Sore 5 April 2025
Disela-sela kesibukannya dalam menjahit, Husaini berbincang dengan TribunGorontalo.com Sabtu (5/4/2025) dan menceritakan pengalaman hidupnya.
Ia terlahir dari keluarga yang biasa saja, yang harus menjadikan Husaini sebagai seorang petarung sejak remaja.
Diusia yang tak muda lagi, Husaini mengaku awalnya ia bekerja sebagai pedagang dengan pendapatan sedikit dan kurangnya minat pembeli, Husaini memilih banting stir untuk membuka jasa sol sepatu.
"Saya dulunya jualan mainan di Jalan Imam Bonjol karena pembeli sangat kurang sehingga saya kembali lagi buka usaha sol sepatu," ungkapnya.
Husnaini sendiri merupakan warga asli dari Jawa Pasuruan kemudian transmigrasi ke Paguyaman pada tahun 2004.
Dalam pekerjaan sol sepatu ini, kata Husaini sudah ia geluti sejak ia masih berada di Jawa pada tahun 1986.
Ia mengatakan di daerah Paguyaman Husaini bekerja sebagai seorang petani. Namun, selama berada di Paguyaman telah terjadi insiden yang tidak diinginkan sehingga Husaini memutuskan untuk datang ke Kota Gorontalo pada tahun 2009.
Selain tekadnya yang kuat, ia juga ingin menyekolahkan anak-anaknya dengan harapan suatu hari nanti anak-anaknya memiliki masa depan yang cerah.
Baca juga: Kronologi Mobil Pajero Sport Terjun ke Jurang Lekobalo, Ternyata Sopir Ngantuk
Dalam perjalanan hidupnya itu, Husaini bekerja siang dan malam demi anak-anak dan menjadi tulang punggung bagi keluarga kecilnya. Sebab kala itu ia sudah berpisah dengan istrinya.
"Saya memiliki enam orang anak tapi satu sudah meninggal dunia," jelasnya.
Dalam ungkapanya, Husaini mengatakan bahwa anak pertamanya sudah berada di malang, anak kedua berada di Jawa, anak ketiga merupakan lulusan Sarjana Poltekkes Gorontalo dan berada di sumalata, anak keempat Sarjana Akuntansi dan yang ke lima masih menempuh pendidikan jurusan hukum di Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.