Lebaran Gorontalo

Unik! Begini Prosesi Salat Idul Fitri di Gorontalo yang Sangat Kental dengan Adat dan Budaya

Sejak pagi, suasana khidmat dan sakral akan terasa ketika pemimpin daerah, yang disebut Tauwa lo Lipu (pemimpin negeri), bersama rombongan adat berang

Editor: Wawan Akuba
HMS
SALAT IED GORONTALO -- Potret salat Idul Fitri di Gorontalo. Prosesi ini berbalut adat kental yang menjadi gambaran bagaimana nilai-nilai adat dan budaya masih lestari. 

TRIBUNGORONTALO.COM, GorontaloProsesi salat Idul Fitri di Gorontalo memiliki keunikan tersendiri karena dibalut dengan adat yang masih lestari hingga kini.

Sejak pagi, suasana khidmat dan sakral akan terasa ketika pemimpin daerah, yang disebut Tauwa lo Lipu (pemimpin negeri), bersama rombongan adat berangkat ke masjid dengan iringan prosesi adat khas Gorontalo.

Dimulai dari Rumah Dinas

Prosesi dimulai dari Yiladia lo Ulipu atau rumah dinas pemimpin wilayah, yang dalam tatanan adat Gorontalo diperlakukan sebagai seorang khalifah atau sultan. 

Perangkat adat, termasuk Baate, Mayulu (mayor), Saradaa, dan Tuan Kadhi, sudah siap mengawal perjalanan menuju masjid.

Baca juga: Ini Khotib dan Imam di Masjid Agung Baiturrahim Kota Gorontalo dan Lapangan Taruna Remaja

Saat rombongan tiba Masjid tempat pelaksanaan salat Idul Fitri , mereka langsung disambut suara hantalo lo ulipu  atau genderang adat.

Biasanya, genderang ini ditabuh oleh Ti Hantalo, seorang tetua yang bertugas membunyikan genderang sebagai penanda kedatangan pemimpin negeri.

Suara hantalo yang menggema mengagetkan jamaah yang sudah berada di masjid, menambah nuansa sakral dalam prosesi ini.

Pakaian Adat yang Sarat Makna

Setiap perangkat adat dalam rombongan kepala daerah akan mengenakan pakaian khas sesuai dengan perannya:

    •    Tuan Kadhi memakai jubah hitam dengan serban emas.

    •    Saradaa memakai baju putih panjang, celana hitam, rompi hitam, serta topi tabung merah dengan kucir di atasnya.

    •    Baate mengenakan pakaian adat dengan payungo (penutup kepala khas Gorontalo).

    •    Mayulu (mayor) berbaju serba hitam dan bertugas menjaga keamanan serta menyambut tamu kehormatan.

Pakaian yang mereka kenakan bukan sekadar seragam, tetapi juga melambangkan tatanan adat dan fungsi masing-masing dalam upacara keagamaan ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved