Lebaran Gorontalo
Ini Khotib dan Imam di Masjid Agung Baiturrahim Kota Gorontalo dan Lapangan Taruna Remaja
Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Gorontalo, Sukamto Mooduto, mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil demi kenyamanan masyarakat dalam menjal
Pengumuman ini dilakukan dalam bahasa Gorontalo menggunakan pelantang suara agar terdengar hingga ke luar masjid.
Pelaksanaan Salat dan Doa untuk Negeri
Setelah semua siap, imam memimpin Salat Idul Fitri, diikuti khutbah oleh khotib, yang biasanya berisi pesan tentang pentingnya menjaga nilai-nilai Ramadan dalam kehidupan sehari-hari.
Usai salat, prosesi belum selesai. Tauwa lo Lipu dan perangkat adat masih bertahan di masjid untuk menggelar Dua lo Lipu (doa untuk negeri), yang dipimpin oleh Tuan Kadhi.
Doa ini bertujuan memohon kedamaian, kesejahteraan, dan keberkahan bagi masyarakat Gorontalo.
Pelestarian Tradisi Adat dan Keagamaan
Tradisi ini menegaskan bahwa adat dan Islam di Gorontalo saling melengkapi, sebagaimana filosofi “Adati hula-hula to sara, sara hula-hula to Kuru’ani” (adat bersendikan syariat, syariat bersendikan Al-Qur’an).
Meskipun zaman terus berubah, prosesi adat dalam Salat Idul Fitri ini tetap lestari, menjadi bukti bahwa Gorontalo adalah daerah yang mampu menjaga warisan budaya tanpa melupakan esensi ibadahnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.