Siaga Lebaran Gorontalo
Demi Tugas, Perawat RS Bhayangkara Gorontalo Rela Tak Pulang Kampung
Namun, bagi Afriani Lasawedi, seorang tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Gorontalo, pengabdian terhadap profesi le
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Momen Idul Fitri seharusnya menjadi waktu yang paling dinantikan untuk berkumpul bersama keluarga.
Namun, bagi Afriani Lasawedi, seorang tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Gorontalo, pengabdian terhadap profesi lebih diutamakan dibandingkan merayakan lebaran di kampung halaman.
Afriani, yang berasal dari Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, telah dua tahun mengabdi di RS Bhayangkara.
Sebagai perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD), tanggung jawabnya begitu besar.
Sejak menjadi nakes pada 2017, ia sudah beberapa kali berpindah tugas, namun satu hal yang tetap sama adalah kewajiban untuk tetap siaga di tengah perayaan hari besar.
"Sebenarnya bisa juga pulang kalau mengajukan cuti, tapi biasanya baru bisa setelah lebaran," ujar Afriani saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Jumat (28/3/2025).
Meskipun sudah beberapa kali merayakan lebaran di perantauan, rasa rindu akan kampung halaman tetap mengusik hatinya.
Baginya, pulang kampung di luar momen Idul Fitri tetap memiliki nuansa yang berbeda.
Meski memiliki keluarga di Gorontalo, ia tetap merasa bahwa rumah sejatinya adalah tanah kelahirannya di Poso.
Menjadi seorang nakes memang bukan pekerjaan yang mudah.
Sejak duduk di bangku kuliah, Afriani sudah memahami konsekuensi profesinya yang mengharuskannya siap siaga kapan saja.
"Mau dia perawat atau dokter, memang ada kemungkinan dapat libur saat lebaran, tapi tidak semua bisa merasakan itu," tambahnya.
Pihak keluarga di kampung pun telah ia yakinkan bahwa tugasnya sebagai nakes adalah pengabdian yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
Tahun lalu, Afriani langsung bertugas setelah menunaikan salat Idul Fitri.
Tahun ini sedikit lebih baik, karena ia mendapatkan jadwal piket sore sehingga masih bisa menikmati momen lebaran bersama keluarga suaminya.
"Setidaknya masih bisa kumpul dengan keluarga suami sebelum masuk kerja," ungkapnya dengan senyum tipis.
Piket Damkar di Lebaran
Sejumlah personil pemadaman kebakaran (Damkar) Kota Gorontalo, siaga di meja piket saat lebaran Idul Fitri 2025.
Salah satu personil, Abdul Andri Timo menjelaskan hal tersebut kepada TribunGorontalo.com, Jumat (28/3/2025).
"Kami memang tiap hari harus ada yang piket, tidak ada libur," ungkap Andri.
Menurutnya, pada setiap satuan emergency, tak ada namanya tanggal merah alias libur.
Rupanya ini bukan kali pertamanya merasakan nuansa lebaran di meja piket.
Bukan tanpa alasan, menurut Andri namanya musibah kebakaran tak mengenal tanggal dan momen.
Bahkan Andri mengungkapkan pernah terjadi kebakaran pada momentum Idul Fitri.
"Ada dan pernah kebakaran. Paling banyak adalah korsleting listrik," bebernya.
Sebagai informasi, personil Damkar Kota Gorontalo berjumlah tiga regu.
Setiap regu memiliki 13 personil, sehingga totalnya adakah 39 personil.
Setiap regu gantian jadwal piketnya tiap harinya. Pada momen lebaran (31 Maret 2025), itu adalah jadwal piket Andri dan 12 rekannya.
Hal ini bagi Andri lumrah dan sudah biasa. Pekerjaan yang ia lakoni selama kurang lebih 13 tahun ini menjadi tempatnya menghidupi keluarganya.
Baca juga: Ridwan Kamil Beri Tanggapan Usai Diisukan Jadi Selingkuhan Lisa Mariana hingga Isu Punya Anak
Sebenarnya kata Andri, tidak setiap lebaran jadwalnya piket.
Beberapa di antaranya Andri masih bisa berkumpul bersama keluarga.
"Kalau tahun ini bagian saya yang harus jaga dan siaga," pungkasnya.
Menjadi pelayan masyarakat bagi Andri adalah tugas mulia.
Kendati harus kehilangan momen hangat bersama keluarganya, namun menjamin keamanan dan keselamatan warga Kota Gorontalo dari kebakaran, menjadi tanggung jawab yang tidak kalah pentingnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.