Ramadan 1446 H
Keutamaan Puasa dan Shalat Tarawih Malam ke-26 Ramadan: Mendapat Pahala Setara Ibadah 40 Tahun
Berdasarkan keputusan Menteri Agama terkait penetapan awal Ramadhan 1446 H, umat Islam di Indonesia akan memasuki hari ke-26 Selasa (26/3/2025)
TRIBUNGORONTALO.COM-Puasa di bulan suci Ramadan merupakan ibadah yang banyak sekali keutamaanya. Dibulan yang suci ini umat Muslim di anjurkan bahkan diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh.
Selama bulan Ramadan, seluruh umat Muslim diwajibkan untuk menahan rasa lapar dan dahaga dari fajar hingga maghrib tiba selama sebulan penuh.
Perintah berpuasa di bulan Ramadan dijelaskan oleh Allah sendiri dalam ayat 183 dari Al-Qur'an Surat Al-Baqarah:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa". (QS. al-Baqarah, 2:183).
Puasa berarti menahan lapar, haus, dan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Sebagai informasi, puasa di bulan Ramadan memiliki banyak keutamaan bagi yang menjalankannya, seperti
1. Penuh berkah
Dilansir dari berbagai sumber di bulan Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu. Ada satu malam di bulan Ramadhan yang nilainya lebih besar dari seribu bulan.
Baca juga: Daftar 35 Nomor Darurat Wajib Disimpan di Ponsel, Terutama Saat Mudik Lebaran
Rasulullah Saw bersabda:
"Telah datang bulan Ramadan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan (HR Ahmad).
2. Sebagai penebusan dosa
Keutamaan puasa di bulan Ramadan selanjutnya adalah sebagai penebus dosa hingga datangnya bulan Ramadan berikutnya, seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:
Jarak antara salat lima waktu, salat Jumat dengan Jumat berikutnya dan puasa Ramadan dengan Ramadan berikutnya merupakan penebus dosa-dosa yang ada di antaranya, apabila tidak melakukan dosa besar (HR Muslim).
3. Doa orang berpuasa mustajab
Jika seseorang berpuasa selama bulan Ramadan, doa-doa mereka akan dikabulkan oleh Allah. Nabi Muhammad menggambarkan tiga jenis doa dalam sebuah hadis sebagai doa yang mustajab: doa orang yang berpuasa, doa musafir, dan doa orang yang teraniaya.
4. Memberi syafaat pada hari kiamat
Puasa dan membaca ayat-ayat Al Qur'an pada malam hari di bulan Ramadan akan memberikan syafaat pada hari kiamat bagi mereka yang melakukannya. Nabi bersabda:
Artinya: Puasa dan Al-Qur'an akan memberikan syafaat seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: "Ya Rabbi, aku mencegahnya dari makan dan minum di siang hari" Al-Qur' an juga berkata: "Aku mencegahnya dari tidur di malam hari, maka kami mohon syafaat buat dia." Beliau bersabda: "Maka keduanya dibolehkan memberi syafaat (HR Ahmad).
Baca juga: Danantara Resmi Didirikan Presiden Prabowo, Berikut Nama-nama Pengurusnya
5. Malam seribu bulan
Di bulan Ramadan, ada satu malam yang memiliki keutamaan untuk melakukan lebih banyak kebaikan dibandingkan seribu malam lainnya di bulan ini, yaitu malam Lailatul Qadar.
Oleh karena itu, selain berpuasa, umat Islam dianjurkan untuk melakukan ibadah lainnya, seperti membaca Al-Qur'an, berzikir, salat sunah, dan bersedekah.
Keutamaan Shalat Tarawih Malam ke-26 Ramadhan:
Berdasarkan keputusan Menteri Agama terkait penetapan awal Ramadhan 1446 H, umat Islam di Indonesia akan memasuki hari ke-26 puasa pada Selasa (25/3/2025) malam ini atau selepas Maghrib.
Shalat Tarawih yang dikerjakan pada malam ke-26 memiliki keutamaan khusus sebagaimana disebutkan dalam kitab Durratun Nashihin.
Dalam kitab Durratun Nashihin dijelaskan bahwa orang yang melaksanakan Shalat Tarawih pada malam ke-26 Ramadhan akan mendapatkan pahala yang setara dengan beribadah selama 40 tahun.
وَفِى اللَّيْلَةِ السَّادِسَةِ وَاْلعِشْرِيْنَ يَرْفَعُ اللهُ لَهُ ثَوَابَهُ اَرْبَعِيْنَ عَامًا
Artinya: Pada malam kedua puluh enam, Allah akan meningkatkan pahalanya selama empat puluh tahun.
Seseorang yang melaksanakan Shalat Tarawih pada malam ke-26 Ramadhan akan mendapatkan pahala seolah-olah ia telah beribadah selama 40 tahun.
Ini menunjukkan betapa besar keutamaan ibadah di malam-malam terakhir Ramadhan.
Pada malam ini, amal ibadah yang dilakukan tidak hanya dicatat seperti biasa, tetapi dilipatgandakan secara khusus oleh Allah SWT.
Ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang tetap tekun beribadah di penghujung Ramadhan.
Maksud diberikan setara dengan ibadah selama 40 tahun penuh, bukan berarti seseorang secara harfiah harus beribadah selama 40 tahun untuk mendapat pahala yang sama.
Ini menunjukkan bahwa malam-malam akhir Ramadhan memiliki keistimewaan luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT.
Niat Shalat Tarawih
Shalat tarawih dikerjakan setelah shalat Isya hingga waktu fajar (sebelum shalat subuh).
Shalat sunnah ini bisa dikerjakan secara munfarid atau sendirian tanpa imam, bisa juga dikerjakan secara berjamaah.
Dalam pelaksanaannya, ada yang melaksanakan shalat tarawih sebanyak 8 rakaat, namun ada juga yang mengerjakan sebanyak 20 rakaat.
Baca juga: 5.280 Pegawai Pemkab Gorontalo Terima THR Hari Ini, Kaban: Tidak Ada Pemotongan
1. Niat shalat tarawih secara sendiri
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah SWT.”
2. Niat shalat tarawih sebagai imam
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَ
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT.”
3. Niat shalat tarawih sebagai makmum
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT.”
Doa Kamilin
Doa kamilin merupakan doa yang dipanjatkan sesudah menyelesaikan seluruh rakaat shalat tarawih. Doa ini kerap jadi rujukan umat muslim, dan cukup populer bagi masyarakat muslim di Indonesia.
Ini karena redaksi doa kamilin berasal dari perkataan atau hasil dari redaksi para ulama yang kemudian membentuk untaian-untaian permohonan doa.
Berikut bacaan doa kamilin dalam Bahasa Arab, bahasa Latin lengkap dengan terjemahannya.
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ
وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ
وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allahummaj‘alna bil imani kamilin. Wa lil faraidli muaddin. Wa lish-shlati hafidhin. Wa liz-zakati fa‘ilin. Wa lima ‘indaka thalibin. Wa li ‘afwika rajin. Wa bil-huda mutamassikin. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlin. Wa fid-dunya zahdin. Wa fil ‘akhirati raghibin.
Wa bil-qadla’I radlin. Wa lin na‘ma’I syakirin. Wa ‘alal bala’i shabirin. Wa tahta lawa’i muhammadin shallallahu ‘alaihi wasallam yaumal qiyamati sa’irina wa ilal haudli waridin. Wa ilal jannati dakhilin. Wa min sundusin wa istabraqin wadibajin mutalabbisin. Wa min tha‘amil jannati akilin.
Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syaribin. Bi akwabin wa abariqa wa ka‘sin min ma‘in. Ma‘al ladzina an‘amta ‘alaihim minan nabiyyina wash shiddiqina wasy syuhada’i wash shalihina wa hasuna ula’ika rafiqan. Dalikal fadl-lu minallahi wa kafa billahi ‘aliman.
Allahummaj‘alna fi hadzihil lailatisy syahrisy syarifail mubarakah minas su‘ada’il maqbûlin. Wa la taj‘alna minal asyqiya’il mardûdin. Wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa alihi wa shahbihi ajma‘in. Birahmatika ya arhamar rahimin wal hamdulillahi rabbil ‘alamin.
Artinya: “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban- kewajiban, yang memelihara salat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat , yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih.
Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.