Gempa Bumi

Baru Saja Terjadi Gempa Bumi di Teluk Tomini Antara Gorontalo dan Sulteng

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berpusat di koordinat 0.25° LS dan 123.05° BT.

Editor: Wawan Akuba
BMKG
GEMPA BUMI -- Baru saja terjadi gempa bumi di perairan antara Sulawesi Tengah dan Gorontalo, Sabtu 22 Maret 2025. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 3.3 terjadi pada Sabtu (22/3/2025) pukul 14:37 WITA.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berpusat di koordinat 0.25° LS dan 123.05° BT.

Sesuai koordinat, gempa bumi ini tepatnya di wilayah Teluk Tomini, Sulawesi atau masih di antara perairan Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 93 km.

Meskipun memiliki kekuatan relatif kecil, gempa dengan kedalaman menengah (93 km) ini tetap dapat dirasakan oleh masyarakat di sekitar episentrum, terutama di wilayah Bolaang Mongondow dan sekitarnya.

Gempa pada kedalaman ini umumnya merupakan jenis gempa intraslab, yang terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng di bawah Sulawesi Utara.

Menurut analisis BMKG, gempa dengan kedalaman lebih dari 70 km seperti ini cenderung tidak menimbulkan kerusakan signifikan, tetapi tetap dapat dirasakan dalam skala ringan hingga sedang, tergantung kondisi geologi di lokasi terdampak.

Dampak di Lokasi Gempa

Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat gempa tersebut.

Namun, beberapa warga di sekitar Bolaang Mongondow melaporkan merasakan getaran ringan yang berlangsung selama beberapa detik.

BMKG juga menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, mengingat magnitudo yang kecil serta lokasi episentrum yang berada cukup dalam di dalam lempeng bumi.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan, meskipun skala gempanya kecil.

BMKG terus melakukan pemantauan dan akan memberikan informasi terkini jika terjadi perkembangan lebih lanjut.

Mitigasi

Mitigasi gempa sangat penting untuk mengurangi risiko cedera dan kerusakan saat bencana terjadi. Sebelum gempa, masyarakat perlu memahami bahwa Sulawesi merupakan wilayah rawan gempa akibat aktivitas tektonik dari pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Oleh karena itu, mengenali risiko gempa di sekitar tempat tinggal menjadi langkah awal dalam mitigasi.

Masyarakat juga disarankan untuk menyiapkan tas siaga bencana berisi dokumen penting, makanan, air, obat-obatan, senter, dan peluit yang dapat digunakan dalam keadaan darurat.

Selain itu, rumah dan bangunan perlu diperiksa serta diperkuat dengan material tahan gempa, sementara perabotan berat seperti lemari dan rak harus dipasang dengan aman agar tidak roboh saat terjadi guncangan.

Saat gempa terjadi, penting untuk segera melindungi diri dengan teknik "Drop, Cover, and Hold On", yaitu merunduk, berlindung di bawah meja atau tempat aman lainnya, dan tetap bertahan hingga getaran berhenti.

Jika berada di dalam ruangan, menjauhi jendela, kaca, dan benda-benda yang bisa jatuh dapat mengurangi risiko cedera.

Sementara itu, jika sedang berada di luar ruangan, masyarakat sebaiknya menjauhi gedung, tiang listrik, atau pohon besar.

Bagi mereka yang sedang mengendarai kendaraan, disarankan untuk menghentikan mobil di tempat yang aman, namun tidak di bawah jembatan atau tiang listrik, serta tetap berada di dalam kendaraan hingga gempa selesai.

Setelah gempa, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa kondisi diri sendiri dan orang-orang di sekitar untuk memastikan tidak ada yang mengalami luka serius.

Masyarakat juga perlu waspada terhadap gempa susulan yang bisa terjadi dalam hitungan menit hingga hari setelah gempa utama.

Jika berada di zona rawan, evakuasi ke tempat yang lebih aman menjadi langkah bijak.

Sebelum kembali masuk ke dalam bangunan, penting untuk memastikan bahwa struktur bangunan tidak mengalami kerusakan parah yang berpotensi roboh. 

Selain itu, mengikuti informasi resmi dari BMKG dan BPBD sangat dianjurkan agar masyarakat mendapatkan arahan yang tepat dan tidak mudah terpengaruh oleh berita hoaks.

Dengan kesadaran dan kesiapsiagaan yang baik, risiko akibat gempa bumi dapat diminimalkan. Masyarakat di daerah rawan gempa, termasuk Sulawesi Utara, perlu terus meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan diri menghadapi potensi gempa di masa mendatang.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved