Longsor Tenda Gorontalo
Rumah Tertimbun Pasir Gunung, Surya Djafar Warga Tenda Gorontalo Minta Dibantu Pemkot
Saat ditemui Tribun Gorontalo pada Senin (17/3/2025), Surya mengungkapkan bahwa rumah peninggalan orang tuanya perlahan-lahan tertutup pasir.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Rumah milik Surya Djafar nyaris terkubur pasir akibat longsor dari gunung.
Kondisi ini semakin parah karena belum ada bantuan dari pemerintah setempat.
Saat ditemui Tribun Gorontalo pada Senin (17/3/2025), Surya mengungkapkan bahwa rumah peninggalan orang tuanya perlahan-lahan tertutup pasir.
"Ini bagian atap dapur sudah tertutup dengan pasir, lama-lama bisa jebol kalau tidak segera ditangani," ungkapnya.
Surya menjelaskan bahwa insiden ini sudah terjadi sejak Juli 2024, namun hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah.
"Belum ada bantuan dari pemerintah untuk kami," keluhnya.
Menurutnya, sejak orang tuanya masih hidup, rumah yang menjadi tempat berteduh mereka belum pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah.
"Dari sebelum meninggal sampai sekarang, rumah ini tidak pernah tersentuh bantuan," jelasnya.
Longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut.
Sekitar pukul 06.30 Wita, pasir dalam jumlah besar menghantam rumah warga hingga masuk ke dalamnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Jumria Rauf, warga yang tinggal di sekitar lokasi longsor.
Ia menyesalkan minimnya perhatian pemerintah terhadap warga di wilayah gunung.
"Jangan hanya bagian bawah yang diperhatikan, kami di bagian gunung juga butuh bantuan," ujarnya.
Jumria juga menyayangkan sikap pemerintah yang hanya datang untuk mendokumentasikan kondisi tanpa ada tindakan nyata.
"Mereka hanya datang foto-foto lalu pergi, selalu bilang akan dirapatkan, tapi sampai sekarang tidak ada hasil," katanya kecewa.
Selain itu, warga juga mengharapkan bantuan alat seperti sekop dan argo untuk membersihkan pasir yang menimbun rumah mereka.
"Kami butuh sekop dan argo, selama ini kami hanya saling pinjam antar tetangga," tambahnya.
Arnomo Idris, salah satu warga terdampak, mengatakan bahwa longsor terjadi sekitar pukul 06.30 Wita.
"Saat itu air bercampur pasir langsung menghantam rumah saya," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa pasir masuk ke rumahnya karena tembok beton yang seharusnya mengarahkan aliran air tak mampu lagi menahan derasnya material longsor.
"Betonnya sudah tidak kuat menahan air yang membawa pasir, akhirnya jebol," jelasnya.
Akibatnya, pasir masuk ke dalam rumahnya hingga ke dapur dan ruang tamu.
"Hampir setengah rumah saya tertimbun pasir," bebernya.
Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Adik Arnomo yang berada di rumah saat kejadian berhasil menyelamatkan diri.
"Alhamdulillah keluarga saya selamat, hanya saja kerusakannya cukup parah," imbuhnya.
Surya Djafar juga menegaskan bahwa kejadian longsor seperti ini bukan yang pertama kali terjadi di daerah mereka.
"Ini sudah sering terjadi, bahkan sejak Juni 2024 sudah ada longsor serupa," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Gorontalo, Tahir Laendeng, mengungkapkan bahwa ada tiga titik terdampak dalam peristiwa longsor ini.
"Titik pertama terdampak tujuh rumah, titik kedua empat rumah, dan titik ketiga tiga rumah," jelasnya.
Saat ini, pihak terkait tengah berupaya membersihkan material longsor yang menutupi akses jalan.
"Kami sudah menurunkan satu alat berat untuk membersihkan pasir yang menutupi jalan," kata Tahir.
Pantauan Tribun Gorontalo di lokasi menunjukkan bahwa pemerintah, TNI-Polri, serta warga setempat bergotong royong membersihkan material longsor, termasuk yang menghalangi akses ke pelelangan ikan.
Di beberapa rumah terdampak, pembersihan juga terus dilakukan.
Hingga kini, arus lalu lintas masih mengalami kemacetan akibat material longsor yang belum sepenuhnya teratasi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.