Gunung Erupsi

Gunung Dukono di Maluku Utara Erupsi Lagi, Masyarakat Diimbau Kerap Pakai Masker saat Beraktivitas

Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara kini kembali erupsi. Gunung itu melontarkan abu vulkanik 1000 meter ke puncak.

Dok: Badan Geologi
GUNUNG ERUPSI - Pantauan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono Erupsi Gunung Api Dukono, Senin (25/11/2024). Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara kini erupsi lagi, masyarakat diimbau selalu gunakan masker untuk menghindarkan dari abu vulkanik 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara kini kembali erupsi.

Gunung itu melontarkan abu vulkanik 1000 meter ke puncak.

Seketika langit Maluku Utara yang semula cerah kini ditutupi kepulan asap hitam.

Akibat dari erupsi Gunung Dukono, masyarakat pun diimbau untuk selalu menggunakan masker ketika beraktivitas.

Dilansir dari Tribunnews.com, Gunung Dukono ini erupsi pada Minggu (9/3/2025) sekira pukul 11.25 WIT.

Baca juga: Demi Dapat Sumbangan dari Warga, Pengemis di Malang Viral Karena Modusnya Pura-pura Mati

Laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono, erupsi tersebut melontarkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter di atas puncak.

Kolom abu teramati berwarna kelabu tebal yang mengarah ke barat laut.

"Erupsi Gunung Dukono dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.000 m di atas puncak (± 2.087 m di atas permukaan laut)," demikian isi laporan PGA Dukono, Minggu (9/3/2025).

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat dan barat laut," tambahnya.

Baca juga: Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara Gelar Kuis Soal Kesehatan Berhadiah Handphone

Erupsi ini terekam pada seismogram dengan amax 27 dan durasi 43.07 detik.

Saat ini Gunung Dukono berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi:

Masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 km.

Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin.

Sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker/penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.

Sebelumnya pada periode Agustus 2024, status Gunung Dukono berada pada level II waspada.

Baca juga: Akibat Tanggul Jebol, Warga Desa Tanah Putih Gorontalo Curhat 8 Bulan Dihantui Banjir

Kepala PVMBG, Hadi Wijaya, mengatakan Gunung Dukono masih intens mengalami erupsi dan menghasilkan abu vulkanik setinggi 100-1.000 meter.

Dikatakan Hadi, selama periode 1-15 Agustus 2024, telah terjadi 2.387 gempa letusan.

"Hal ini mengindikasikan aktivitas Gunung Dukono saat ini masih tinggi," ungkapnya, saat dikonfirmasi, Selasa.

KASUS LAIN: Warga Desa Tanah Putih Gorontalo Curhat 8 Bulan Dihantui Banjir Akibat Tanggul Jebol

TANGGUL JEBOL - Kondisi tanggul di Desa Tanah Putih yang tampak jebol, Minggu (9/3/2025). Tanggul ini tak lagi menahan debit air, sehingga setiap kali terjadi hujan banjir selalu menghantui warga desa Tanah Putih.
TANGGUL JEBOL - Kondisi tanggul di Desa Tanah Putih yang tampak jebol, Minggu (9/3/2025). Tanggul ini tak lagi menahan debit air, sehingga setiap kali terjadi hujan banjir selalu menghantui warga desa Tanah Putih. (TribunGorontalo.com/Arianto Panambang)

Warga Desa Tanah Putih, Kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, mengeluhkan banjir kerap melanda permukiman mereka diduga akibat tanggul jebol sejak Juli 2024. 

Tanggul ini pun tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah sejak delapan bulan lalu.

Padahal dengan adanya tanggul itu dapat menyelamatkan puluhan rumah dari banjir.

Hal ini disampaikan Usman Ahmad, warga setempat saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Minggu (9/3/2025).

Baca juga: GORONTALO TERPOPULER: Curhat Lulusan PPPK hingga Masyarakat Mulai Bersih-bersih Pasca Banjir

Menurut Usman, tanggul besar di belakang pemukiman warga berfungsi menahan derasnya air dari gunung saat hujan lebat.

Sehingga air dapat melewati saluran air yang tersedia.

"Saat hujan deras, air dari gunung tertampung dulu di tanggul. Ketika penuh, hanya sebagian kecil yang mengalir ke saluran air," jelasnya.

Namun, sejak tanggul tersebut jebol delapan bulan lalu, air hujan dari gunung langsung meluncur deras ke permukiman warga tanpa adanya penghalang. 

Akibatnya, banjir itu membawa pasir dan lumpur dari gunung hingga merendam rumah serta jalan desa.

"Ini sudah sejak Juli 2024 jebol, tapi belum juga diperbaiki. Sekarang semua air dari gunung langsung mengarah ke desa dan membawa pasir ke pemukiman," tambahnya.

Baca juga: Hikmah Puasa Hari ke-9: Merawat Kemabruran Puasa, Menebar Energi Positif

Pantauan TribunGorontalo.com, Minggu (9/3/2025) terlihat tanggul besar yang menjadi tumpuan warga untuk menampung air hujan dari gunung kini telah rusak dan memperparah aliran air ke desa.

Selain itu, saluran air yang seharusnya menjadi jalur pembuangan dari tanggul kini tidak lagi berfungsi karena tertutupi material pasir yang terbawa banjir.

Rahmat Unou, warga lainnya, menuturkan bahwa kondisi ini semakin diperparah dengan aliran sungai yang telah sejajar dengan permukaan jalan aspal. 

Hal itulah yang membuat air lebih mudah meluap ke rumah warga.

"Itu saluran air sudah tertutup pasir. Sekarang tinggi pasirnya sama dengan jembatan, jadi airnya tidak bisa mengalir dengan benar," ungkapnya.

Rahmat berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini.

Sebab tiap kali hujan deras, warga Desa Tanah Putih kerap dihantui dengan banjir.

Baca juga: Ramalan Zodiak Aquarius dan Pisces Besok Senin 10 Maret 2025: Cinta hingga Keuangan

"Kalau bisa dikeruk lagi supaya air bisa mengalir lancar. Tapi, salurannya juga harus diperbaiki, jangan sampai malah mengalir ke kebun warga seperti yang pernah terjadi sebelumnya," tambahnya.

Baik Usman maupun Rahmat menegaskan bahwa mereka tidak hanya membutuhkan bantuan sementara, tetapi solusi permanen agar banjir tidak terus berulang.

Mereka meminta pemerintah daerah segera memperbaiki tanggul dan normalisasi sungai.

"Kami ingin ada perhatian serius dari pemerintah. Jangan sampai setiap kali hujan, kami harus bersiap menghadapi banjir yang semakin parah," pungkas Usman. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved