Gunung Erupsi

Gunung Dukono di Maluku Utara Erupsi Lagi, Masyarakat Diimbau Kerap Pakai Masker saat Beraktivitas

Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara kini kembali erupsi. Gunung itu melontarkan abu vulkanik 1000 meter ke puncak.

Dok: Badan Geologi
GUNUNG ERUPSI - Pantauan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono Erupsi Gunung Api Dukono, Senin (25/11/2024). Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara kini erupsi lagi, masyarakat diimbau selalu gunakan masker untuk menghindarkan dari abu vulkanik 

Kepala PVMBG, Hadi Wijaya, mengatakan Gunung Dukono masih intens mengalami erupsi dan menghasilkan abu vulkanik setinggi 100-1.000 meter.

Dikatakan Hadi, selama periode 1-15 Agustus 2024, telah terjadi 2.387 gempa letusan.

"Hal ini mengindikasikan aktivitas Gunung Dukono saat ini masih tinggi," ungkapnya, saat dikonfirmasi, Selasa.

KASUS LAIN: Warga Desa Tanah Putih Gorontalo Curhat 8 Bulan Dihantui Banjir Akibat Tanggul Jebol

TANGGUL JEBOL - Kondisi tanggul di Desa Tanah Putih yang tampak jebol, Minggu (9/3/2025). Tanggul ini tak lagi menahan debit air, sehingga setiap kali terjadi hujan banjir selalu menghantui warga desa Tanah Putih.
TANGGUL JEBOL - Kondisi tanggul di Desa Tanah Putih yang tampak jebol, Minggu (9/3/2025). Tanggul ini tak lagi menahan debit air, sehingga setiap kali terjadi hujan banjir selalu menghantui warga desa Tanah Putih. (TribunGorontalo.com/Arianto Panambang)

Warga Desa Tanah Putih, Kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, mengeluhkan banjir kerap melanda permukiman mereka diduga akibat tanggul jebol sejak Juli 2024. 

Tanggul ini pun tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah sejak delapan bulan lalu.

Padahal dengan adanya tanggul itu dapat menyelamatkan puluhan rumah dari banjir.

Hal ini disampaikan Usman Ahmad, warga setempat saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Minggu (9/3/2025).

Baca juga: GORONTALO TERPOPULER: Curhat Lulusan PPPK hingga Masyarakat Mulai Bersih-bersih Pasca Banjir

Menurut Usman, tanggul besar di belakang pemukiman warga berfungsi menahan derasnya air dari gunung saat hujan lebat.

Sehingga air dapat melewati saluran air yang tersedia.

"Saat hujan deras, air dari gunung tertampung dulu di tanggul. Ketika penuh, hanya sebagian kecil yang mengalir ke saluran air," jelasnya.

Namun, sejak tanggul tersebut jebol delapan bulan lalu, air hujan dari gunung langsung meluncur deras ke permukiman warga tanpa adanya penghalang. 

Akibatnya, banjir itu membawa pasir dan lumpur dari gunung hingga merendam rumah serta jalan desa.

"Ini sudah sejak Juli 2024 jebol, tapi belum juga diperbaiki. Sekarang semua air dari gunung langsung mengarah ke desa dan membawa pasir ke pemukiman," tambahnya.

Baca juga: Hikmah Puasa Hari ke-9: Merawat Kemabruran Puasa, Menebar Energi Positif

Pantauan TribunGorontalo.com, Minggu (9/3/2025) terlihat tanggul besar yang menjadi tumpuan warga untuk menampung air hujan dari gunung kini telah rusak dan memperparah aliran air ke desa.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved