Berita Nasional
Banjir Berujung Maut, Dua Orang Warga Bekasi Tewas Akibat Tersengat Listrik saat Banjir Melanda
Dua warga Bekasi ini harus meregang nyawa kala banjir melanda rumah mereka. Keduanya ini tewas usai tersengat listrik di banjir.
TRIBUNGORONTALO.COM -- Dua warga Bekasi ini harus meregang nyawa kala banjir melanda rumah mereka.
Keduanya ini tewas usai tersengat listrik di banjir.
Dilansir dari Kompas.com, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengungkapkan, kedua korban berasal dari Kelurahan Teluk Pucung dan Kelurahan Duren Jaya.
Korban pertama adalah wanita berinisial RNA (19) yang merupakan warga Kelurahan Teluk Pucung, Bekasi Utara.
Baca juga: Marah Motornya Dibakar, Seorang Polisi Tendang Kepala Wanita ODGJ di Sumatera Utara saat Puasa
Kejadian tragis ini bermula ketika ayahnya memasang mesin pompa air untuk mengatasi genangan banjir di rumah mereka.
Namun, mesin pompa tersebut meledak.
Sang ayah berusaha mencabut aliran listrik.
Sayangnya, ia justru tersengat listrik.
Saat mengetahui ayahnya tersetrum, ibu RNA dan korban berusaha menolong, namun mereka juga terkena aliran listrik.
RNA, yang menerima aliran listrik terakhir, mengalami dampak paling parah.
Baca juga: Buntut Penundaan Pengangkatan, Lulusan CPNS dan PPPK Bakal Gelar Demo di Istana Siang Ini
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Primaya Bekasi Utara, namun nyawanya tidak tertolong.
"Korban dibawa ke rumah sakit Primaya Utara namun dikabarkan menghembuskan napas terakhirnya, sementara ayah serta ibunya selamat," jelas Tri.
Korban kedua, IW (42), tewas saat membantu membersihkan lumpur di lapangan RW tempat tinggalnya.
Dalam insiden tersebut, IW terpeleset dan secara tidak sengaja memegang tiang listrik.
"Dia (IW) memegang tiang listrik yang mengakibatkan dibawanya ke rumah sakit dan telah dinyatakan meninggal dunia," ungkap Tri.
Tri Adhianto mengaku telah mengunjungi rumah duka kedua korban untuk menyampaikan belasungkawa.
Ia berjanji akan mengevaluasi sistem kelistrikan saat banjir agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Baca juga: Viral, Anak Istrinya Tewas Terjebak Banjir di Sukabumi, Sang Ayah Malah Asyik Berjualan di Pasar
"Saya harap bersabar untuk musibah ini kepada keluarga, memang berat tetapi harus menerima takdir," imbuhnya.
KASUS LAIN: Viral, Anak Istrinya Tewas Terjebak Banjir di Sukabumi, Sang Ayah Malah Asyik Berjualan di Pasar

Banjir di Sukabumi ini ternyata membawa kesedihan.
Bagaimana tidak, salah satu korban dari banjir ini yakni ibu dan anak.
Ibu dan anak ini meninggal saat berpelukan karena terjebak banjir.
Namun, kelakuan sang ayah menjadi sorotan publik.
Pasalnya sang ayah hanya santai ketika anak dan istrinya tewas.
Baca juga: Ada 9 Perusahaan Gulung Tikar di Awal Tahun 2025, Lebih dari 10 Ribu Pekerja di PHK
Dilansir dari Tribunnews, Aang, sang ayah menurut penuturannya sang anak dan istri telah mengungsi di tempat yang lebih aman.
Padahal istri dan anaknya ditemukan tewas akibat terjebak saat banjir Palabuhanratu.
Video Aang itupun menjadi viral di media sosial.
Raut wajah Aang tampak sama sekali tidak menunjukan kesedihan atas meninggalnya anak dan istri dalam banjir Palabuhanratu.
Ada seorang pria pula yang memarahi Aang menggunakan bahasa kasar.
Aang berkukuh bahwa istrinya, Santi alias Zahra (40) dan sang anak, Nurul (3) sudah mengungsi ke Cikakak, Desa Margalaksana, Kampung Ciganas.
Baca juga: Gunung Dukono di Maluku Utara Erupsi Lagi, Masyarakat Diimbau Kerap Pakai Masker saat Beraktivitas
Baca juga: Demi Dapat Sumbangan dari Warga, Pengemis di Malang Viral Karena Modusnya Pura-pura Mati
"Saya Haji Aang, suami Neng Santi yang di Kampung Gumelar, yang dinyatakan kata orang-orang istri dan anak saya terbawa arus.
Padahal, istri dan anak saya ada di wilayah Cikakak, Desa Margalaksana, Kampung Ciganas.
Alhamdulillah selamat. Apa yang diinfokan itu tidak sesuai," katanya dalam video.
Video itulah yang menjadi pemicu warga menjadi sangat geram.
Bahkan Tim SAR pun sempat mengecek keberadaan Santi dan Nurul di Cikakak.
Baca juga: Demi Dapat Sumbangan dari Warga, Pengemis di Malang Viral Karena Modusnya Pura-pura Mati
Baca juga: Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara Gelar Kuis Soal Kesehatan Berhadiah Handphone
Ibu dan anak tersebut justru ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa pada Jumat (7/3/2025).
Kasi Operasi Kantor SAR Jakarta Ahmad Rizkiansyah mengatakan bahwa Santi ditemukan di bawah material rumah yang roboh.
Saat ditemukan, posisi Santi sedang memeluk anaknya, Nurul.
"Keduanya saling berpelukan. Kondisi sudah meninggal dunia," katanya.
Santi dan Nurul terjebak di dalam rumah saat banjir Palabuhanratu pada Kamis (6/3/2025).
"Saat airnya memang sudah tinggi dengan arus yang sangat deras itu ibu dan anak masih di dalam rumah belakang rumah pada saat airnya mulai menghantam rumah tersebut ibu dan anak ini terjatuh," katanya.
Belakangan diketahui detik-detik banjir melanda kawasan Sukabumi baik kota maupun kabupaten.
Baca juga: Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara Gelar Kuis Soal Kesehatan Berhadiah Handphone
Pemicu banjir tersebut disinyalir karena hujan deras terus menerus turun di wilayah Sukabumi.
Hal itu menyebabkan air bah tiba-tiba masuk dan meninggi di kawasan pemukiman warga.
Banjir yang terjadi di Kabupaten Sukabumi ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur sejak Rabu malam.
Derasnya curah hujan menyebabkan sungai-sungai di beberapa kecamatan meluap, merendam ratusan rumah warga dan infrastruktur umum.
Banjir bandang menerjang dengan cepat, membuat banyak warga tidak sempat menyelamatkan diri.
Selain itu, hujan mengakibatkan longsor di beberapa titik, memperparah dampak bencana ini.
Baca juga: Harga HP iPhone 15 Anjlok Rp1 Juta, Begini Harga Resminya di Maret 2025
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, hingga Jumat (7/3/2025) siang, banjir telah mengakibatkan lima rumah rusak ringan, enam rusak sedang, dan enam lainnya mengalami kerusakan berat.
Sebanyak 145 rumah masih terendam banjir, sementara 20 fasilitas umum dan sosial ikut terdampak.
Jumlah pengungsi tercatat mencapai 146 kepala keluarga atau sekitar 304 jiwa, dengan 10 jiwa lainnya masih dalam kondisi terancam.
Bencana banjir dan longsor di Sukabumi telah menyebabkan banyak korban hilang.
Tim SAR bersama petugas gabungan dan relawan masih melanjutkan pencarian untuk menemukan korban lainnya yang belum ditemukan.
“Kami masih mencari lima orang lagi yang menjadi korban longsor di daerah Lengkong, serta satu orang di Simpenan,” tambah Rizkiansyah.
Baca juga: Akibat Tanggul Jebol, Warga Desa Tanah Putih Gorontalo Curhat 8 Bulan Dihantui Banjir
Hingga saat ini, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana ini telah mencapai tiga orang.
Selain Zahra dan Nurul, seorang bocah juga dinyatakan meninggal dunia sebelumnya.
Sementara itu, lima korban lainnya masih dalam pencarian.
Petugas SAR terus berupaya melakukan evakuasi dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak, sembari berharap tidak ada lagi korban jiwa yang ditemukan dalam kondisi tragis seperti Zahra dan Nurul.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.