Efisiensi Anggaran

Apakah Efisiensi Anggaran untuk Bayar Hutang RI yang Jatuh Tempo 2025? Begini Respon Legislator PDIP

Efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintahan Prabowo Subianto untuk membayar utang jatuh tempo Indonesia tahun 2025 sebesar Rp 800,33 triliun.

Tribunnews.com/Igman Ibrahim
EFISIENSI ANGGARAN - Komisi II DPR RI menyetujui perubahan pagu alokasi anggaran APBN saat rapat bersama dengan sejumlah Kementerian dan Lembaga tahun 2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2/2025). 

TRIBUNGORONTALO.COM-Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDIP Irine Yusiana Roba Putri, angkat bicara perihal kabar kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintahan Prabowo Subianto untuk membayar utang jatuh tempo Indonesia tahun 2025 sebesar Rp 800,33 triliun, dari total utang Rp 8.502,69 triliun per Agustus 2024.

Irene menyatakan dirinya tidak ingin berandai-andai perihal kabar tersebut. Sebab, hingga saat ini, pemerintahan Prabowo belum menjelaskan tujuan dari efisiensi anggaran yang tengah gencar dilakukan.

Baca juga: Kedai Mama Afiz, Warung Makan Populer di Kawasan Kampus UNG Gorontalo

Baca juga: Update Gempa Bumi Rabu Sore 19 Februari 2025, Cek Info BMKG

Pun demikian Kementerian Keuangan (Kemenkeu) belum menjelaskan tujuan efisiensi, melalui surat perihal anggaran setiap Kementerian/ Lembaga (K/L), yang harus mendapat persetujuan dari DPR RI.

Hal itu disampaikan Irine dalam wawancara eksklusif di Studio Tribunnews.com, Jakarta, Rabu (19/2/2025).

"Forum DPR saya pikir bukan forum berandai-andai. Dalam artian, bahwa ketika kita tidak mengetahui secara pasti perintah presiden dalam hal ini bisa disampaikan melalui Inpres ataupun Kementerian Keuangan, terkait dengan penggunaan efisiensi itu maka kita saya tidak mau berbicara mengenai perandai-perandaian gitu," kata Irine.

dhfhsghghghgghad
IRENE YUSIANA ROBA - Anggota Komisi V DPR RI Fraksi-PDIP Irine Yusiana Roba Putri saat wawancara khusus di Studio Tribunnews.com, Palmerah, Jakarta, Rabu (19/2/2025). Dalam wawancara tersebut, Irine menyampaikan tentang perlunya pengawasan ketat terhadap penggunaan dana dari efisiensi anggaran pemerintah hingga merespons tagar #KaburAjaDulu. Tribunnews.com/Lendy Ramadhan

Namun, Irine mengakui bahwa kebutuhan fiskal Indonesia sangat besar dan tidak bisa memenuhi. 

"Kita selalu berutang untuk pemenuhan APBN, itu kan sebuah fakta yang masyarakat juga ketahui," ucapnya.

Baca juga: Presiden Prabowo Rombak Kabinet, Brian Yuliarto Resmi Jabat Menristek

Baca juga: Rudy Salahuddin Rupanya Telah Kemasi Barang di Rudis Gubernur Gorontalo

"Kita juga tidak bisa menampik, PDI Perjuangan sendiri bukan fraksi yang anti terhadap utang negara," lanjutnya.

Irine menilai, utang yang dipakai dengan efektif dan efisien, maka akan menghasilkan sesuatu yang produktif.

Ia pun menjelaskan bahwa dalam APBN telah diatur mengenai pembayaran utang negara.

"Jadi konsekuensi terhadap pembayaran utang saya pikir juga sudah dibahas di dalam APBN 2024. Sebelum kita ketuk undang-undang APBN 2024, bahwa kemampuan negara di dalam melaksanakan APBN 2025 adalah 3000 triliun sekian," ucapnya.

"Dan harusnya waktu undang-undang itu kan sudah tercatat ya berapa persen yang dipakai untuk membayar utang. Berapa persen yang dipakai untuk pembiayaan pembangunan. Berapa persen yang dipakai untuk subsidi ataupun bansos," imbuhnya.

Lebih lanjut, Irine berpendapat kebijakan efisiensi anggaran dilakukan untuk mendukung program prioritas pemerintah, misalnya Makan Bergizi Gratis (MBG).

Baca juga: Pemda Gorontalo Pastikan Ketersedian Pangan Jelang Ramadan 2025, Harga Beras Masih Stabil

Hal itu tampak pada pidato dari kepala negara yakni Presiden Prabowo Subianto.

"Nah, tetapi memang kita mengetahui dari pidato Bapak Presiden bahwa akan ada program MBG, terus yang baru-baru ini adalah adanya Danantara, dan segala macam," tandasnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved