Program Makan Bergizi di Gorontalo

Pedagang Kantin di SDN 74 Kota Gorontalo Curhat Dagangannya Sering Tak Laku Sejak Adanya Program MBG

Misran Daud, salah satu pedagang kantin di sekolah tersebut mengaku alami penurunan pendapatan yang signifikan sejak program MBG berjalan.

|
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Prailla Libriana Karauwan
TribunGorontalo.com/Arianto Panambang
KANTIN MERUGI - Penjual di Kantin SDN 74 Kota Tengah Kota Gorontalo, Misran Daud saat melayani pembelian snack dari anak sekolah, Selasa (11/2/2025). Misran menjelaskan ia merugi sejak program MBG diterapkan di sekolah. (TribunGorontalo.com/Arianto Panambang) 

Namun, dampaknya terhadap pedagang kantin seperti Misran menjadi catatan tersendiri bagi pihak sekolah dan pemerintah daerah dalam mengelola kebijakan ini agar tetap menguntukan bagi semua pihak.

Sementara itu Kepala Sekolah SDN 74 Kota Tengah, Fitrie Rajak menjelaskan pada awal penerapan MBG, pihak sekolah telah melakukan rapat bersama kantin.

"Memang persoalan omset itu ada menurun tapi kami tetap membuka ruang untuk kantin menjual air, snack, karena ada juga anak-anak yang ingin belanja seperti itu," jelasnya.

Kata Razak, tidak ada larangan ataupun pihak sekolah menghambat para pedagang kantin untuk menjajakan dagangannya.

Pedagang kantin khususnya di SDN 74 Kota Gorontalo masih bisa menjual makanan berat.

Baca juga: Nasi Bakar Mokoo, Tempat Makan Favorit di Gorontalo dengan Cita Rasa Istimewa

"Persoalan rezeki itu dari Allah, kita tetap membuka ruang bagi mereka, menjual makanan berat di kantin juga masih bisa," tambahnya

Rajak berharap ruang yang diberikan kepada pihak kantin dapat membantu dan mengembalikan pendapatan mereka. 

Razak bahkan menegaskan terus mencari solusi tentang permasalahan ini.

Tanggapan Pangdam

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterapkan di sekolah-sekolah Gorontalo bertujuan meningkatkan gizi anak-anak dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas. 

Namun, program ini juga berdampak pada pedagang kantin sekolah yang mengalami penurunan pendapatan akibat berkurangnya pembelian makanan oleh siswa.

Menanggapi hal ini, Pangdam XIII/Merdeka, Mayjen TNI Suhardi, menegaskan bahwa fokus utama program MBG adalah membangun generasi yang lebih kuat dan memiliki daya saing di era global. 

Ia mengakui bahwa dampak ekonomi terhadap pedagang kantin perlu diperhatikan, tetapi tujuan besar program ini adalah memberikan dasar gizi yang baik bagi anak-anak, yang nantinya akan meningkatkan kecerdasan dan daya saing mereka di masa depan.

"Saya pikir kita tidak bisa melihat suatu kegiatan hanya dari satu sisi," ungkap Suhardi saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Selasa (11/2/2025).

"Kita harus melihat tujuan besarnya, yaitu bagaimana anak-anak kita memiliki gizi yang baik sehingga mereka bisa lebih cerdas dan bersaing di era global ini. Jika kita hanya berfokus pada hal-hal kecil, kita bisa kehilangan visi besar yang ingin kita capai," tambahnya

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved