Ikan Purba di Gorontalo

Ikan Coelacanth yang Hidup 150 Juta Tahun Sebelum Dinosaurus, Ditemukan di Gorontalo Utara

Sempat dinyatakan punah, ikan purba Coelacanth yang ditemukan di Gorontalo Utara ternyata sudah hidup sekitar 150 juta tahun sebelum Dinosaurus.

|
Penulis: Fitriana | Editor: Andriyani
Kolase Facebook/naturalworldfacts.com
Ikan Coelacanth yang telah hidup sekitar 150 juta tahun sebelum Dinosaurus dan sempat dinyatakan punah, kini ditemukan di Gorontalo Utara. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Hasil tangkapan nelayan di Desa Imana, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara sempat menghebohkan media sosial.

Pasalnya, nelayan tersebut menemukan ikan Coelacanth, ikan purba yang sempat dinayatakan punah.

Hal itu menjadi perbincangan di berbagai platform media sosial setelah foto bangkai ikan Coelacanth diunggah di Facebook.

"Penemuan Ikan zaman Purba oleh salah satu nelayan yg berada di desa imana kab Gorut (Goirontalo Utara)," tulis akun Uraib Adpenturz Rabu (15/1/2025).

lihat fotoIkan Coelacanth ditemukan di Gorontalo Utara
Ikan Coelacanth ditemukan di Gorontalo Utara

Ikan Coelacanth diperkirakan telah hidup sejak 400 juta tahun yang lalu, hingga mendapat julukan 'fosil hidup'.

Bahkan Ikan Coelacanth telah hidup sekitar 150 juta tahun sebelum Dinosaurus yang hidup di zaman Mesozoikum, sekitar 252–66 juta tahun yang lalu.

Mengutip Nationalgeographic.com, ikan Coelacanth sempat dinyatakan punah bersama Dinosaurus di akhir periode Cretaceous, 66 juta tahun yang lalu.

Namun, ikan Coelacanth kembali ditemukan pada tahun 1938 di Samudra Hindia dekat pantai selatan Afrika.

Temuan itu pun memicu perdebatan di dunia sains.

Temuan setelah Dinyatakan Punah

Ikan Coelacanth kembali ditmukan setelah dinyatakan punah, adapun penemuan tersebut tak hanya satu kali terjadi.

Berikut sejumlah penemuan kembali ikan Coelacanth setelah dinyatakan punah.

  • 1938: Spesimen Coelacanth pertama ditemukan oleh ahli ikan Afrika Selatan, Marjorie Courtenay-Latimer, di perairan Afrika Selatan.
  • 1952: Penemuan kedua di perairan Komoro.
  • 1997: Penemuan Coelacanth di perairan Indonesia.
coelacanth diteliti
Tim peneliti Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan melakukan preservasi dan pengamanan sampel ilmiah ikan coelacanth (Latimeria menadoensis) di Seaworld, Ancol, Jakarta, Selasa (11/8/2008). Ikan purba yang ditemukan di perairan Talise, Manado, Sulawesi Utara, pada November 2008 itu akan diteliti untuk memperoleh data ilmiah mengenai morfometri (panjang), genetika, patologi (penyakit), nutrisi, histologi, dan reproduksi.

Mengutip Kompas.com, Peneliti Ahli Madya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Gema Wahyudewantoro membenarkan bahwa coelacanth adalah ikan purba. 

"Diduga ikan ini hidup di zaman sebelum dinosaurus, awalnya ditemukan di perairan Komoro, Latimeria chalumnae, tapi setelah diteliti lebih lanjut itu jenis berbeda, yaitu Latimeria menadoensis di perairan Manado," jelas Bima kepada Kompas.com, Sabtu.

Terpisah, Peneliti Senior Pusat Riset Oseanografi BRIN, Augy Syahailatua mengiyakan pernyataan Gema. 

Dia menjelaskan, ikan Coelacanth mulai muncul pada zaman Devonian atau sekitar 416-359 juta tahun yang lalu dan pertama kali ditemukan pada tahun 1938 di perairan Kepulauan Komoro.

Sebelum ditemukan di 1938, ikan ini sempat dianggap punah.

"Fosilnya sudah ditemukan sebelum tahun 1938, jadi dianggap sudah punah, tapi ternyata masih hidup," ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu.

Baca juga: Observasi Habitat Ikan Coelacanth di Gorontalo Utara Bakal Dilanjutkan Tim Peneliti Amerika Serikat

Kemudian, pada September 1997 seorang nelayan di Pulau Manado Tua menemukan ikan Coelacanth tersangkut di jaringnya.

Tak tahu bahwa ikan tersebut merupakan ikan purba, nelayan itu menjual ikan Coelacanth tersebut di pasar dengan harga Rp 25.000.

Temuan tersebut menjadi sejarah baru hingga dilakukan sebuah penelitian yang didanai oleh National Geopraphics.

Berdasarkan pengamatan hingga saat ini, lanjutnya, ikan Coelacanth hanya ditemukan di dua lokasi, yaitu pesisir Afrika Timur dan Kawasan Indo-Pasifik.

Belum Punah di Indonesia

Di Indonesia, ikan ini bisa ditemukan di perairan Sulawesi Utara dan Biak di Provinsi Papua.

Pengamatannya sendiri dilakukan secara intensif sejak tahun 2005 oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Universitas Sam Ratulangi, dan Aquamarine Fukushima, Jepang.

"Koleksi sampel ikan (Coelacanth) yang Indonesia miliki saat ini sebanyak tujuh spesimen, tersimpan di dalam dan luar negeri," tambah Augy.

Pada Agustus 2024, lanjutnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, BRIN, Universitas Sam Ratulangi, Aquamarine Fukushima, dan NHK Jepang melakukan penelitian terbaru.

Penelitian dilakukan di Sulawesi Utara selama dua minggu, dan ditemukan lebih dari 15 ekor ikan coelacanth dalam sebuah gua di kedalaman 160 meter.

"Temuan ini mengindikasikan bahwa kemungkinan masih banyak individu ikan coelacanth yang hidup di perairan Indonesia," pungkasnya.

Baca juga: Ixchel Feibie Mandagi Sosok Peneliti Ikan Purba Coelacanth di Gorontalo Utara, Dosen Unsrat Manado

Ciri-ciri Ikan Coelacanth

lihat fotoIkan coelacanth
Ikan coelacanth

Dikutip dari Nationalgeographic.com, hidup di kedalaman hingga 2.300 kaki atau sekitaan 700 meter di bawah permukaan.

Ikan ini bisa sangat besar, panjangnya mencapai 6,5 kaki (2 meter) atau lebih dan beratnya bisa mencapai 198 pon atau 200kg.

Para ilmuwan memperkirakan ikan ini dapat hidup hingga 60 tahun atau lebih.

Dilansir dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (RI), coelacanth memiliki bentuk yang khas dan mudah dibedakan dengan jenis ikan lainnya.

Ikan purba tersebut memiliki bentuk sisik yang berbeda secara signifikan di beberapa bagian tubuh.

Dari bagian depan ke belakang, ukuran sisik cenderung menurun atau lebih kecil.

Melanofor (sel pigmentasi warna) lebih banyak terkonsentrasi pada bagian atas tubuh ikan daripada bagian perutnya.

Sementara itu, sirip lobus punggung, daerah dubur, dan sirip lobus anus memiliki berbagai bentuk pada masing-masing spesies, walaupun pada bagian tubuh yang sama. 

(Tribungorontalo.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved