Human Interest Story

Arif Kaiko, Nelayan Ikan di Gorontalo Utara 12 Tahun Tinggal di Rumah Papan, Dapur Memprihatinkan

Sedangkan bagian dapurnya terbuat dari tripleks yang Dindingnya mulai bolong sedangkan jendelanya hanya ditutupi dengan spanduk bekas

|
Kolase TribunGorontalo.com/Efriet Mukmin
Kondisi rumah Arif Kaiko di pesisir pantai Gorontalo Utara, Selasa (21/1/2025) 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo Utara -- Arif Kaiko, seorang nelayan ikan di Kabupaten Gorontalo Utara tinggal di rumah papan.

Pantauan TribunGorontalo.com, Selasa (21/1/2025) rumah itu berbentuk rumah panggung, namun terbuat dari papan.

Sedangkan bagian dapurnya terbuat dari tripleks, namun sudah terlihat memprihatinkan.

Dindingnya mulai bolong sedangkan jendelanya hanya ditutupi dengan spanduk bekas.

Baca juga: Keluarga Olis Hasan Bertahan di Rumah Setengah Bata di Kota Gorontalo, Rupanya Korban Kebakaran

Bersama istri dan kedua orang anaknya, Arif tinggal di rumah yang terletak di pesisir pantai selama 12 tahun lamanya.

Istrinya bernama Jainab Hadiko (29) sebagai ibu rumah tangga sedangkan anaknya bernama Nurazizah Kaiko dan Amira Kaiko.

Kedua anaknya masih bersekolah, anak pertamanya duduk di bangku SD kelas 4 sedangkan anak bungsunya masih paud.

Waupun dengan keadaan terbatas, Arif tetap sabar menjalani kehidupan bersama keluarganya.

Tentu banyak rintangan yang dihadapi, tetapi dengan semangat kerja keras dan pantang menyerah membuat dia bertahan dengan kondisi seperti sekarang.

Arif menjadikan nelayan sebagai mata pencahariannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Baca juga: Cerita Ramli Hursan Buka Warung Makan di Gorontalo Utara, Kedai KEMON Berdiri Sejak 2019

Meskipun Arif hanya menumpang melaut bersama teman-temannya, dia tetap mengarungi lautan untuk mencari sesuap nasi.

Arif bercita-cita memiliki alat tangkap ikan dan juga perahu agar tidak terus bergantung kepada orang lain.

Kondisi hidupnya selama ini hanya bergantung pada nelayan, setiap hari pergi melaut untuk mencari nafkah, apalagi kedua anaknya saat ini sudah mulai memasuki bangku sekolah.

Penghasilannya pun tidak menentu, jika cuaca buruk dia tidak turun melaut, otomatis dirinya pun tidak mendapatkan pemasukan.

Baca juga: Cerita Elen di Gorontalo Utara, Penjual Makanan hingga Penjual Buah Demi Sarjanakan Kedua Anaknya

Dia juga mengatakan cuaca yang buruk sangat bebahaya bagi keselamatan nelayan.

"Penghasilan perminggu saya sampai Rp 500 ribu, paling tinggi bisa sampai Rp 1 juta, tapi tidak menentu kadang hanya Rp 300 ribu perminggu," jelas Arif.

Arif berharap ada bantuan dari pemerintah khusunya untuk alat tangkapan ikan yang menjadi prioritasnya dalam pekerjannya sehari-hari sebagai nelayan. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved