Viral Biaya Kuliah Gorontalo

Dosen UBM Gorontalo Minta Mahasiswa Pindah Kampus karena Protes Wisuda Rp 19 Juta, Netizen Berang!

Dosen tersebut ditindak tegas lantaran membuat pernyataan kontroversial di media sosial dan memicu reaksi keras dari masyarakat. 

|
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Herjianto Tangahu, TribunGorontalo.com
Konferensi pers Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo soal tingginya biaya ujian akhir dan wisuda, Senin (20/1/2025). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Pihak Yayasan dan Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo bertindak tegas terhadap salah satu dosennya, Rahmat Nasila (RN).

Dosen tersebut ditindak tegas lantaran membuat pernyataan kontroversial di media sosial dan memicu reaksi keras dari masyarakat. 

Tindakan ini dilakukan setelah RN memberikan komentar yang dinilai tidak pantas terkait protes mahasiswa atas mahalnya biaya wisuda dan ujian akhir studi di kampus tersebut.

Komentar RN pertama kali mencuat melalui potongan percakapan di WhatsApp yang tersebar luas.

Dalam percakapan tersebut, RN menyebutkan bahwa keluhan mahasiswa terkait biaya kuliah adalah tanda ketidakmampuan finansial.

“Mengadu tanda tak mampu,” tulis RN dalam chat viral. 

Tidak berhenti di situ, ia juga menyarankan mahasiswa yang merasa keberatan dengan biaya untuk pindah ke kampus lain.

 “Kalau ingin masuk jurusan kesehatan, jangan memaksa. Jurusan elit tapi ekonomi sulit,” tambahnya.

Pernyataan ini langsung menuai kritik tajam dari warganet.

Banyak yang menilai ucapan RN tidak mencerminkan sikap seorang pendidik yang seharusnya mendukung dan memahami kondisi mahasiswanya. 

Protes dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa dan masyarakat umum, terus berdatangan.

Menanggapi kontroversi ini, Tim Kajian Klarifikasi Informasi UBM Gorontalo melalui Ikram Mohamad menyatakan bahwa pihak kampus tidak akan tinggal diam.

Menurut Ikram, RN telah dilaporkan ke unit penanganan internal kampus untuk ditindaklanjuti.

“Kami sudah membawa kasus ini ke unit penanganan dan akan segera merapatkan pasal-pasal hukum yang relevan untuk kasus ini,” ujar Ikram kepada wartawan.

Ia menegaskan bahwa UBM tidak mendukung pernyataan RN dan berkomitmen untuk mengambil langkah serius agar kejadian serupa tidak terulang.

Ikram juga menyampaikan bahwa pernyataan RN adalah pendapat pribadi dan bukan cerminan sikap resmi Universitas Bina Mandiri Gorontalo.

“Sekali lagi, ini adalah pernyataan individu yang merasa terganggu, dan bukan sikap resmi kampus,” tegasnya.

Setelah menuai kritik tajam dan menjadi sorotan publik, RN akhirnya mengeluarkan permintaan maaf secara terbuka.

Dalam klarifikasinya, ia menyebut bahwa komentarnya tersebut tidak dimaksudkan untuk menyakiti siapapun dan hanya berupa candaan di grup WhatsApp.

“Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas sikap saya. Semua ini hanya candaan yang tidak seharusnya saya sampaikan,” tulis RN dalam pernyataannya.

Ia juga menyatakan penyesalan mendalam dan berjanji untuk lebih berhati-hati di masa depan.

Meski RN telah meminta maaf, reaksi publik masih beragam.

Sebagian pihak menilai permintaan maafnya tidak cukup untuk memperbaiki citra kampus yang sudah tercoreng akibat kejadian ini. 

Beberapa mahasiswa bahkan menyerukan agar kampus memberikan sanksi tegas kepada RN sebagai bentuk tanggung jawab moral.

Awal Kasus

Sebelumnya viral UBM dirujak netizen gara-gara pungut biaya ujian wisuda terlampau tinggi. 

Biaya ujian dan wisuda di kampus ini beredar mencapai Rp 19 juta. Bahkan dalam komponen itu, masuk biaya transport dan cenderamata dosen. 

Gara-gara itu, kampus ini pun menuai kritik dari masyarakat. Sebab dianggap memberatkan mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan. 

Informasi ini pertama kali diunggah oleh akun media sosial instagram. Sebuah foto yang memperlihatkan daftar biaya wisuda dan ujian.

Daftar itu menyertakan rincian biaya yang harus dibayarkan mahasiswa menjelang kelulusan.

Biaya tersebut mencakup ujian skripsi, biaya administrasi kelulusan, hingga transport dosen dan cenderamata. 

"Kasihan mahasiswa, untuk kuliah susah. Jika biayanya begini, bisa-bisa harta melayang," kata netizen.

Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo menjelaskan alasan memasukkan uang transportasi dan cenderamata dalam rincian biaya akhir studi (wisuda) mahasiswa.

Tim Kajian Klarifikasi Informasi UBM Gorontalo, Ayu Anastasya Rachman, mengatakan bahwa pihaknya tidak mewajibkan pembayaran secara akumulatif.

"Kalau kita pahami rinciannya, biaya ini tidak dibayarkan secara akumulatif, namun dengan rentang waktu yang berbeda" ujar Ayu.

Ayu menilai biaya disesuaikan dengan ujian yang diikuti mahasiswa.

Adapun rincian biaya yang tersebar di media sosial disebut menimbulkan kesan seakan-akan semuanya dibayar dalam satu waktu.

Biaya ujian proposal hingga wisuda yang besarnya mencapai Rp 15 juta, itu sudah berlaku sejak tahun 2014-2024.

Pada November 2024, disepakati biaya tersebut naik menjadi Rp 19 juta. 

"Itu baru satu kali kenaikan dari 14 tahun kami menyelenggarakan pendidikan," terang Ayu. 

Adapun biaya yang dimaksud diperuntukan mahasiswa Program Studi D3 Analis Kesehatan. 

Sementara untuk 18 program studi lainnya cukup beragam dimulai dari nominal Rp 1 juta rupiah. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved