Tribun Podcast
Misi Mendaki 100 Puncak Gunung oleh Niken Mokoginta, Tersisa 18 Lagi
Berbekal tekad kuat dan impian sederhana, ia memutuskan untuk menaklukkan 100 gunung di seluruh Nusantara.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Niken Mokoginta (27), seorang alumni Universitas Negeri Gorontalo (UNG), tengah menjalani misi yang tidak biasa.
Berbekal tekad kuat dan impian sederhana, ia memutuskan untuk menaklukkan 100 gunung di seluruh Nusantara.
Dalam sebuah podcast bersama Tribun Gorontalo pada Selasa (13/1/2025), Niken berbagi cerita tentang perjalanannya yang dimulai pada awal tahun 2022.
"Saya mematrikan ke diri sendiri untuk menyelesaikan ini apapun yang terjadi. Motivasi utama saya adalah orang tua," ungkap Niken dengan mata berbinar.
Tekad itu semakin kuat setelah ayahnya, sebelum meninggal dunia, meninggalkan wasiat yang menjadi semangatnya untuk menyelesaikan misi tersebut.
“Wasiat terakhir beliau adalah untuk menyelesaikan ini. Kalau capek, istirahat, tapi jangan menyerah,” kenang Niken.
Menaklukkan 82 Gunung, Sisa 18 Gunung Lagi
Saat ini, Niken telah berhasil mendaki 82 gunung, menyisakan 18 gunung lagi untuk diselesaikan.
Target awalnya adalah menyelesaikan seluruh pendakian dalam waktu dua tahun.
Namun, perjalanan ini tidak selamanya mulus. Di tengah perjalanan, ia harus menghadapi kabar duka: kepergian sang ayah.
“Saat itu saya berada di Jakarta dan akan menyeberang ke Sumatra. Ketika mendengar ayah meninggal, saya harus kembali ke rumah dan menghabiskan 100 hari untuk berduka. Baru setelah itu saya melanjutkan perjalanan lagi,” ujarnya.
Tidak hanya duka yang memperpanjang durasi perjalanan, Niken juga mengalami musibah kecelakaan yang menyebabkan cedera di tangan.
“Sekarang saya harus kembali ke Gorontalo untuk pemulihan. Kondisi ini membuat perjalanan saya tertunda lagi,” tambahnya.
Meski menghadapi berbagai rintangan, Niken tetap optimis untuk menyelesaikan misinya pada tahun ini.
Ia berharap cedera yang dialaminya segera pulih agar bisa kembali melanjutkan pendakian.
Niken mengungkapkan, mendaki gunung bukanlah tantangan terbesar baginya. Justru perjalanan dari satu daerah ke daerah lain yang lebih menguras tenaga dan mental.
“Tantangan terbesar sebenarnya ada di perjalanan itu sendiri. Saya harus mencari tempat tinggal sementara, sering menginap di masjid, atau meminta bantuan rumah warga yang bersedia menampung. Itu lebih menantang dibandingkan mendaki gunung,” paparnya.
Ia juga menambahkan bahwa selama perjalanan, ia menggunakan sepeda motor untuk berkeliling Indonesia.
Perjalanan ini dilakukan seorang diri tanpa mengalokasikan dana untuk penginapan, membuat pengalaman tersebut menjadi semakin berat.
“Capek di perjalanan karena saya motoran sendiri keliling Indonesia. Harus berpindah-pindah tempat, beradaptasi, dan bekerja sambil jalan,” jelasnya.
Sejak kuliah, Niken memang sudah sering mendaki gunung, meski tidak secara intens.
Setelah lulus, ia memutuskan untuk mewujudkan impian besarnya: berkeliling Indonesia sambil mendaki.
Pengalaman ini memberinya banyak pelajaran berharga dan juga inspirasi untuk berkarya.
Setelah menyelesaikan misi 100 gunung, Niken berencana menulis buku tentang perjalanannya.
Sebagai seorang penulis yang sudah melahirkan sejumlah buku, ia ingin membagikan kisah pendakiannya kepada masyarakat luas.
“Saya ingin berbagi pengalaman dan mungkin menginspirasi orang lain melalui tulisan saya,” ujarnya.
Di akhir wawancara, Niken memberikan pesan penuh makna kepada generasi muda.
“Apapun mimpi kalian, kejar itu. Masa muda tidak akan kembali lagi,” pungkasnya dengan senyum penuh semangat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.