Berita Gorontalo Utara
Bertahun-tahun Tanggul di Tolongio Gorontalo Utara Jebol hingga Petani Rugi
Kerusakan tanggul akibat banjir bandang pada tahun 2018 hingga saat ini belum mendapat perhatian serius dari pihak terkait.
Penulis: Efriet Mukmin | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo Utara – Tanggul yang selama ini menjadi benteng penahan luapan air sungai kini jebol, membuat petani di Desa Tolongio, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, hidup dalam kecemasan.
Kerusakan tanggul akibat banjir bandang pada tahun 2018 hingga saat ini belum mendapat perhatian serius dari pihak terkait.
Tanggul yang sebelumnya melindungi persawahan petani kini menjadi masalah besar.
Para petani padi di sekitar lokasi tanggul yang rusak mengeluhkan kerugian yang terus bertambah.
Baca juga: Begini Kondisi Meja dan Kursi di SDN 8 Telaga Biru Gorontalo, Mulai Rapuh Dimakan Usia
Saat hujan turun dan air sungai meluap, tidak ada lagi penghalang yang dapat mencegah aliran air langsung menuju area persawahan, sehingga menyebabkan kerusakan pada tanaman padi mereka.
Kasamat Bunuiyo, seorang petani setempat, mengungkapkan keresahan yang dirasakannya akibat kondisi tanggul tersebut.
“Jika banjir sedikit saja, air langsung mengalir ke persawahan. Hal ini sangat merugikan kami, petani padi sawah. Padi yang seharusnya siap panen menjadi rusak,” ungkap Kasamat saat diwawancarai oleh TribunGorontalo.com pada Rabu (8/1/2025).
Kasamat juga menyayangkan tidak adanya tindakan konkret dari pemerintah untuk memperbaiki tanggul yang rusak.
Kondisi ini membuat para petani selalu waspada, terutama saat musim hujan tiba.
Mereka khawatir banjir akan datang kembali dan menghancurkan seluruh tanaman padi yang telah dirawat dengan susah payah.
Baca juga: BREAKING NEWS: Banjir Bandang Terjang Desa Libungo Gorontalo, 12 Rumah Terdampak
“Ada pihak pemerintah yang pernah datang melihat tanggul ini. Mereka melakukan survei, tetapi sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya. Kami hanya bisa berharap masalah ini segera diatasi,” ujar Kasamat penuh harap.
Rusaknya tanggul ini tidak hanya berdampak pada kerugian material para petani, tetapi juga mengancam pasokan pangan lokal.
Para petani sawah di Desa Tolongio sebagian besar menggantungkan hidupnya dari bertani.
Jika bencana seperti ini terus berulang, usaha mereka sia-sia.
Biaya, tenaga, dan waktu yang telah dicurahkan akan terbuang percuma jika banjir terus merusak sawah mereka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.