Tanah Longsor di Gorontalo
Imbas Tanah Longsor di Kota Gorontalo, Warga Bantaran Sungai Akan Dipindahkan ke Rumah Susun
Warga Kota Gorontalo yang tinggal di bantaran sungai direncanakan akan dipindahkan ke rumah susun sebagai imbas daari tanah longsor dan banjir.
Penulis: Arianto Panambang | Editor: Prailla Libriana Karauwan
TRIBUNGORONTALO.COM -- Warga Kota Gorontalo yang tinggal di bantaran sungai direncanakan akan dipindahkan ke rumah susun.
Langkah ini diambil untuk mengurangi risiko bencana banjir dan tanah longsor yang kerap menghantui warga Kota Gorontalo di bantaran sungai.
Irwan Hunawa, Ketua DPRD Kota Gorontalo, secara tegas mengatakan bahwa pemerintah akan merelokasikan warga ke lokasi yang lebih aman.
Irwan menyebutkan bahwa sesuai peraturan perundang-undangan, area sepadan sungai harus bebas dari bangunan sejauh enam meter dari bibir sungai.
Baca juga: Warga Botu Gorontalo Trauma Tanah Longsor, Ada yang Memasak di Teras Rumah
Namun, banyak warga yang tetap mendirikan rumah di kawasan ini tanpa mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul.
“Ketika melihat kondisi tanahnya sudah bisa dibangun, dibangunlah tempat tinggal. Resikonya seringkali tidak dipikirkan,” ujarnya, Kamis (19/12/2024)
Irwan mengungkapkan bahwa proses sosialisasi relokasi telah dimulai, dengan rencana pembayaran ganti untung yang direncanakan untuk tahun 2025.
Relokasi ini difokuskan pada wilayah-wilayah yang terdampak bencana besar, seperti di Kelurahan Kampung Bugis dan Kelurahan Botu.
“Kami ingin memastikan kejadian seperti banjir besar kemarin tidak terulang lagi. Oleh karena itu, pemerintah bersama Balai Sungai akan merelokasi warga ke tempat yang lebih aman,” jelasnya.
Lokasi relokasi sementara masih dalam tahap pencarian, tetapi Irwan menyebutkan bahwa rumah susun menjadi salah satu opsi utama.
Baca juga: Kronologi Detik-detik Rumah di Kelurahan Botu Gorontalo Dihantam Tanah Longsor
“Tempat-tempat yang layak, seperti milik pemerintah, bisa dibangun rumah susun seperti yang ada di Kota Barat. Ini akan menjadi pembahasan dengan wali kota terpilih,” tambahnya.
Selain tempat tinggal, DPRD dan pemerintah juga mempertimbangkan keberlangsungan hidup para warga yang direlokasi, terutama yang bergantung pada pekerjaan seperti nelayan.
Irwan menekankan pentingnya kesadaran masyarakat akan keselamatan.
“Yang utama adalah keselamatan dulu. Persoalan pekerjaan, pasti ada solusi. Pemerintah juga akan memikirkan bagaimana mereka tetap bisa memiliki penghasilan,” tegasnya.
Irwan juga mengimbau masyarakat untuk tidak membangun rumah di bantaran sungai karena risiko fatal yang mungkin terjadi, seperti kejadian di Kelurahan Botu yang menewaskan seorang istri dan melukai anggota keluarga lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.