Longsor Kelurahan Botu Gorontalo

Warga Botu Gorontalo Trauma Tanah Longsor, Ada yang Memasak di Teras Rumah

Trauma akibat longsor yang terjadi beberapa bulan terakhir, sejumlah warga memilih langkah antisipasi untuk menghindari bencana serupa.

Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Herjianto Tangahu, TribunGorontalo.com
Rinto Ali, Warga Kelurahan Botu, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo yang memindahkan dapur ke teras rumah. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Ancaman tanah longsor di Kelurahan Botu, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo, membuat warga bantaran Sungai Bone hidup dalam kecemasan.

Trauma akibat longsor yang terjadi beberapa bulan terakhir, sejumlah warga memilih langkah antisipasi untuk menghindari bencana serupa.

Rinto Ali, salah satu warga Botu, memutuskan memindahkan dapurnya ke teras rumah.

Langkah itu dilakukan setelah dapur rumahnya ambruk akibat longsor pada Juni 2024, menyusul intensitas hujan tinggi dan meningkatnya debit air Sungai Bone.

“Dulu belum di sini tebingnya saat pertama kali bangun rumah,” kata Rinto kepada TribunGorontalo.com, Selasa (17/12/2024).

Ia mengingat, lahan di belakang rumahnya dulu adalah lapangan bola.

Namun, karena longsor yang terus terjadi, area tersebut telah berubah menjadi jurang dengan kedalaman lima meter.

Total, sudah empat kali longsor terjadi di belakang rumah Rinto.

Kini, rumah Rinto hanya berselang satu bangunan dari lokasi longsor besar yang menimpa rumah tetangganya pada Senin (16/12/2024) malam.

Untuk mengurangi risiko, ia dan keluarganya memutuskan memindahkan dapur ke teras rumah, tempat yang dianggap lebih aman.

Aliran Sungai Bone juga menjadi perhatian warga, sebab mulai menggerus pijakan rumah-rumah warga. 

Pantauan TribunGorontalo.com, sedikitnya empat rumah di bantaran sungai kini berada di bibir jurang.

Mirisnya, jaraknya hanya beberapa jengkal dari tebing yang tergerus.

Warga berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk segera melakukan penanganan tebing sungai agar longsor tidak semakin meluas.

Berikut lima fakta longsor di Kelurahan Botu, Gorontalo:

1. Longsor Dipicu Hujan Deras dan Pengikisan Bantaran Sungai

Bencana longsor terjadi akibat hujan deras yang mengguyur sejak Senin malam pukul 20.00 WITA.

Rumah korban, yang berada di bibir Sungai Bone, mengalami pengikisan di bagian belakang sehingga longsor tidak dapat dihindari.

2. Rumah Korban Ambruk ke Tebing Setinggi 5 Meter

Longsor menyebabkan sebagian besar rumah pasangan Abdurrahman Daud dan Megawati Kajuju ambruk ke tebing setinggi lima meter.

Bagian belakang rumah hancur sepenuhnya, menyisakan hanya area kamar depan yang selamat dari kerusakan.

Perabotan dan material bangunan berhamburan ke dasar tebing.

3. Satu Korban Tewas, Suami Luka Berat

Megawati Kajuju, sang pemilik rumah, ditemukan meninggal dunia tertimbun reruntuhan.

Sementara itu, suaminya, Abdurrahman Daud, selamat meskipun mengalami luka berat di bagian dada akibat benturan material dan perabot rumah tangga.

Abdurrahman langsung dilarikan ke RSUD Aloe Saboe untuk menjalani operasi.

4. Tiga Anak Korban Berhasil Selamat

Ketiga anak korban, yaitu Denis Daud (SMA), Delon (SMP), dan Danil (SD), berhasil menyelamatkan diri karena berada di kamar depan.

Saat kejadian, mereka terbangun oleh suara longsor dan bergegas keluar rumah. Ketiganya sangat terpukul dengan kepergian ibu mereka.

5. Evakuasi Melibatkan Tim Gabungan

Evakuasi korban dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan warga sekitar.

Lokasi kejadian dipasangi garis polisi untuk mencegah kerumunan masyarakat yang ingin melihat kondisi rumah.

Jenazah Megawati Kajuju dimakamkan di rumah orang tuanya di Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur, dan dihadiri ratusan pelayat.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved