Universitas Negeri Gorontalo

Mahasiswa UNG Sebut Sampah Organik TPA Talumelito Bisa Hasilkan Listrik 34 Ribu kWh Per Minggu

Informasi yang dikumpulkan TribunGorontalo.com, Zul memanfaatkan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talumelito sebagai sumber energi baru terbaru

|
Penulis: Nur Ainsyah Habibie | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
TPA Talumelito di Kabupaten Gorontalo 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Zul Ilham, seorang lulusan Universitas Negeri Gorontalo, berhasil meneliti potensi pemanfaatan sampah organik.

Informasi yang dikumpulkan TribunGorontalo.com, Zul memanfaatkan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talumelito sebagai sumber energi baru terbarukan.

Penelitian berjudul "Studi Potensi Pemanfaatan Sampah Organik di TPA Talumelito sebagai Sumber Energi Baru Terbarukan" ini diharapkan dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk krisis energi dan lingkungan di Gorontalo.

Penelitian Zul menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk mengukur volume sampah organik di TPA Talumelito dan menghitung potensi energi yang dapat dihasilkan.

Hasilnya menunjukkan bahwa dari total 587.427 kg sampah yang masuk ke TPA setiap minggu, sekitar 7,1 persen atau 41.650 kg adalah sampah organik.

Zul Ilham saat wisudah S1 Teknik Elektro UNG, Kamis (27/6/24).
Zul Ilham saat wisudah S1 Teknik Elektro UNG, Kamis (27/6/24). (DOC = pribadi)

Dengan volume ini, TPA Talumelito berpotensi menghasilkan rata-rata 825,6 meter kubik biogas per hari, yang setara dengan 3.688,5 meter kubik gas metana dalam seminggu.

Potensi ini memungkinkan produksi energi listrik sebesar 34.634,9 kWh per minggu atau sekitar 4.947,8 kWh per hari, yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik masyarakat.

"Jika potensi ini dimanfaatkan optimal, kita tidak hanya mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga menangani sampah secara efektif," kata Zul.

Selain listrik, penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sampah organik dapat mengurangi pencemaran lingkungan akibat penumpukan sampah.

Saat ini, TPA Talumelito telah mengolah sebagian sampahnya menjadi kompos dan bahan kerajinan, namun jumlah sampah yang terus bertambah membuat TPA mendekati kapasitas maksimal.

Sebagai tempat pembuangan dengan metode Sanitary Landfill, TPA Talumelito dilengkapi lapisan geotekstil dan saluran pembuangan lindi untuk mencegah pencemaran tanah dan air.

Setiap bulan, volume sampah di Gorontalo mencapai lebih dari 17.000 meter kubik, dengan Kota Gorontalo menghasilkan 600 hingga 700 meter kubik sampah per hari.

Dari jumlah ini, 52,54 persen adalah sampah organik, yang berpotensi besar sebagai sumber energi.

Zul berharap hasil penelitiannya ini mendorong pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan pemanfaatan energi terbarukan di Gorontalo.

"Semoga penelitian ini menjadi langkah awal menuju solusi energi ramah lingkungan di daerah-daerah lain di Indonesia," tutup Zul.

Penelitian ini ia pertahankan dalam sidang yang dihadiri lima dosen penguji, Selasa, 25 September 2024, di Universitas Negeri Gorontalo.

Zul Ilham, yang lahir di Lamena pada 15 Januari 1999, aktif dalam proyek konservasi lingkungan sejak kuliah dan berharap dapat terus berkontribusi bagi pengembangan energi terbarukan dan lingkungan di Gorontalo.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved