Kota Gorontalo

Rupanya Kota Gorontalo Sering Banjir karena Sistem Drainase Tak Terhubung dengan Baik

Genangan air di berbagai titik di kota ini terjadi akibat belum rampungnya konektivitas drainase ke kawasan daerah tangkapan air (DTA).

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Herjianto Tangahu, TribunGorontalo.com
Sungai Bolango mengalir dari wilayah pegunungan Bone Bolango. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Penyebab utama banjir di Kota Gorontalo adalah sistem drainase yang tidak saling tersambung.

Genangan air di berbagai titik di kota ini terjadi akibat belum rampungnya konektivitas drainase ke kawasan daerah tangkapan air (DTA).

Dalam masterplan yang disusun pada tahun 2021, terdapat sembilan DTA yang direncanakan untuk meningkatkan pengelolaan air di Kota Gorontalo, meningkat dari empat DTA sebelumnya.

DTA ini seharusnya menjadi titik akhir aliran drainase, namun faktanya banyak di antaranya yang belum terhubung dengan saluran pengantar atau tersier.

Hal ini menyebabkan air tidak dapat mengalir dengan baik, sehingga mengakibatkan genangan yang berkepanjangan.

Hal itu seperti yang diungkapkan Kabid Sumber Daya Air (SDA) PUPR Kota Gorontalo, Multazam Adam saat ditemui TribunGorontalo.com, Kamis (24/10/2024).

“Belum tuntas. Ada beberapa yang sudah dibuat, ada juga yang belum," katanya.

Menurut Multazam, masalah ini menunjukkan tantangan yang dihadapi dalam penyelesaian infrastruktur drainase di Kota Gorontalo

Meski dengan anggaran terbatas, PUPR Kota Gorontalo terus melakukan pemeliharaan rutin dan pembersihan sedimentasi untuk mengurangi dampak banjir.

Contohnya, sebulan lalu, mereka berhasil menangani genangan air di Jalan Jenderal Sudirman, tepat di depan Toko Mufida dan Masjid Sabilurrasyad UNG.

“Kami sudah membuat plat dekker atau gorong-gorong, dan saat hujan kemarin kami cek, sudah tidak ada genangan,” ungkap Multazam.

Kendala lain yang dihadapi adalah sejumlah saluran air yang beririsan dengan drainase di jalan nasional, yang menjadi kewenangan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Gorontalo.

“Seperti di Jalan HB Jasin, itu menjadi kewenangan mereka. Kami sudah mengusulkan perbaikan, tetapi hingga kini belum ada tindak lanjut,” tambahnya.

Beberapa DTA vital di Kota Gorontalo juga menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi. Proyek di DTA Tanggidaa, yang sempat terhenti, kini sudah mulai dilanjutkan kembali.

Dengan berbagai tantangan yang ada, PUPR Kota Gorontalo terus berupaya memperbaiki sistem drainase untuk mengurangi risiko banjir.

Meskipun upaya telah dilakukan, keterhubungan drainase yang belum optimal tetap menjadi masalah yang harus segera ditangani demi kenyamanan dan keselamatan warga Kota Gorontalo. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved