Universitas Negeri Gorontalo
DWP UNG Bekali Civitas Akademika Tentang Mitigasi Bencana Megathrust
Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universutas Negeri Gorontalo (UNG) bekali civitas akademika menbgenai mitigasi bencana megathrust.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universutas Negeri Gorontalo (UNG) bekali civitas akademika menbgenai mitigasi bencana megathrust.
Megathrust merupakan gempa bumi yang berukuran besar sehingga dapat membuat bangunan runtuh dan rata dengan tanah.
Megathrust juga dapat menyebabkan tsunami yang dahsyat akibat dari gempa bumi tersebut.
Ancaman megathrust di Provinsi Gorontalo saat ini menjadi isu yang sedang hangat diperbincangkan.
Sebab, gempa bumi yang berskala besar ini akan mengancam sejumlah wilayah di Indonesia.
Baca juga: Pemda Serahkan Pengelolaan Pasar Modern Bone Bolango ke Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo
Atas dasar itulah, DWP UNG melaksanakan seminar mitigasi terhadap bencana khususnya bencana megathrust.
Dalam seminar tersebut dihadiri oleh Zuhriana K. Yusuf, Ketua Divisi Kebencanaan Pusat Studi Kedokteran.
Cecy Rahma Karim, Ketua DWP UNG mengatakan pentingnya masyarakat mempersiapkan bencana besar ini.
Terutama bagi civitas akademika UNG dalam menghadpai ancaman gempa.
Baca juga: Cerita Adin Junaidi Penjual Bakso di Kawasan Kampus 4 Universitas Negeri Gorontalo
“Tentunya pengetahuan tentang bencana alam khususnya tentang mitigasi bencana sangat diperlukan, agar kita dapat meminimalisir resiko dan melindungi diri serta keluarga," ujarnya
"Edukasi ini merupakan langkah konkret dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana disekitar kita,” lanjutnya.
Dengan adanya seminar ini, Cecy berharap civitas akademika dapat lebih mewaspadai dan telah mempersiapkan apa yang harus dilakukan ketika bencana itu terjadi.
Baca juga: Universitas Negeri Gorontalo Gelar Festival Pertanian Regeneratif
Selain itu, dari seminar juga Cecy berharap anggota DWP UNG dapat mengambil peran sebagai agen edukasi untuk menyebarkan informasi mengenai mitigasi bencana, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat luar.
“Kesiapsiagaan adalah kunci untuk mengurangi dampak dari bencana yang tidak terduga. Semoga langkah ini dapat menjadi awal dari gerakan mitigasi bencana yang lebih luas dan melibatkan semua elemen masyarakat,” harap Cecy.
(ADV)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.