Kisah 4 Pemuda di Gorontalo Sukses Bangun Usaha Interior

"Namun yang pasti omset setiap bulannya bisa mencapai Rp 20 juta an," tukasnya. 

Diki menyebut, sebenarnya keuntungan bisa lebih dari itu, namun ia menyesuaikan dengan kapasitas produksi. 

Setiap keuntungan yang didapat, selalu digunakan untuk upgrade alat kerja. 

"Saoalnya kalau alat lengkap, enak kerjanya," timpalnya. 

Ia menyebut, alat kerja adalah investasi jangan panjang. 

Untuk profitnya sendiri kata Diki, nanti akan menyusul jika projek dan pesanan sudah mulai banyak. 

Semua alat di dalam kantor tidak sepeser pun merogoh koceknya, apalagi dari orang tuanya. 

Diki mengaku sempat mendapat tawaran bantuan dari pemerintah. 

Namun hal itu ia tolak, pasalnya pria keturunan Bugis ini tak mau ada pihak yang mengintervensi usahanya. 

"Ini kan milik kami, kita mulai dari nol dan itu prinsip kita dari awal," terangnya. 

Usaha yang diberi nama Reloslabs itu akhirnya menjadi 'Dapur' bagi dia dan ketiga adik-adiknya. 

Dari usaha itu pula, ia dipermudah mempersunting istrinya sang pujaan hati. 

Tak lupa bersyukur, Diki masih punya mimpi besar kedepannya. 

"Rencana Reloslabs ini akan menjadi usaha besar, ada banyak cabang usaha yang nanti akan jadi proyeksi kami," pungkasnya. 

Kepala Desa Pilohayanga, Taufik Husa turut bersyukur atas pencapaian dari masyarakatnya. 

"Tempat mereka adalah rumah saya dulu. Dan mereka saya dorong untuk terus berinovasi," tukasnya. 

Ia pun berhadap, cerita Diki dan tiga adiknya dapat menjadi inspirasi masyarakat sekitar.