Perundungan di SMK Gorontalo

Polisi Ungkap Fakta Dugaan Perundungan Siswa SMKN 1 Gorontalo, Korban Ajak Duel Terduga Pelaku

Kepolisian Sektor (Polsek) Kota Utara mengungkap kronologis dugaan perundungan di SMK Negeri 1 Gorontalo. 

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Arianto
Kapolsek Kota Utara, IPTU Fredy Yasin saat ditemui TribunGorontalo.com di Polsek Kota Utara, Kamis (12/9/2024). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Kepolisian Sektor (Polsek) Kota Utara mengungkap kronologis dugaan perundungan di SMK Negeri 1 Gorontalo. 

Pihak Polsek Kota Utara telah mengantongi barang bukti, hasil visum, serta keterangan saksi.

Kapolsek Kota Utara, IPTU Fredy Yasin lantas menceritakan awal kejadian dugaan perundungan tersebut.

Pada Selasa (10/9/2024), korban berinisial AR (14) dan empat terduga pelaku patungan untuk membeli miras di sekitar sekolah. 

"Korban dan terduga sekitar pukul 11.00 wita keluar sambil patungan untuk membeli minuman keras dan mereka mengonsumsi miras di sekolah," kata Fredy kepada TribunGorontalo.com, Kamis (12/9/2024).

Setelah meneguk miras, AR dalam kondisi mabuk itu mengajak duel para terduga pelaku sekira pukul 15.00 Wita.

"Korban ini sudah mulai mabuk sehingga mengajak empat rekan lainnya berkelahi. Sehingga terduga pelaku menampar, menyiram air, dan menendang korban, dan diikuti oleh teman-temannya yang lain," ucap Kapolsek Fredy.

"Penganiayaan di sekolah dipicu karena terduga pelaku kesal diajak berkelahi oleh korban yang saat itu sedang mabuk," tambahnya.

Screenshot video dugaan perundungan di SMK Negeri Gorontalo.
Screenshot video dugaan perundungan di SMK Negeri Gorontalo. (Facebook YL)

Saat AR dikeroyok, teman sebayanya datang dan langsung menghubungi orang tua AR.

Sekira pukul 18.30 Wita, AR dibawa orang tuanya menuju Rumah Sakit Multazam Kota Gorontalo dan dirujuk ke RSUD Aloe Saboe

Kapolsek Fredy juga menegaskan para terduga pelaku tidak memaksa korban ikut pesta miras.

"Tidak ada paksaan, jadi mereka berlima sama-sama mengkonsumsi minuman keras," tuturnya.

Kini dugaan perundungan di SMKN 1 Gorontalo ini masih terus diselidiki Polsek Kota Utara.

"Saat ini penyelidikan dan pemeriksaan terhadap empat orang terduga pelaku, untuk korban belum kami mintai keterangan," jelasnya.

Karena masih tahap pemeriksaan, empat terduga pelaku disebut belum ditahan.

"Untuk sekarang kami belum melakukan penahanan," tandas Fredy.

Diberitakan sebelumnya, siswa SMK Negeri 1 Gorontalo berinisial AR (14) diduga menjadi korban perundungan atau bullying.

Menurut penuturan orang tuanya, AR mengalami kekerasan oleh empat siswa SMKN 1 Gorontalo.

Orang tua AR, MG, menceritakan kronologi kejadian kepada TribunGorontalo.com, Rabu (11/9/2024) malam.

MG mengatakan insiden itu terjadi pada Selasa 10 September 2024 sekira pukul 15.00 Wita. 

Saat itu MG mendapat telepon dari anaknya AR. 

Namun saat itu tutur kata AR tidak terdengar jelas.

Ternyata itu adalah teman AR. Ia sengaja menghubungi MG untuk memberi tahu kondisi AR yang sudah terkapar.

"Saya telpon lagi terus saya tanya, itu kok bisa nelpon pakai handphone anak saya, bagaimana kau bisa buka itu, kata temannya pakai sidik jari anak saya," ucap MG menirukan perkataan teman AR.

Setelah berbicara di telepon, MG langsung bergegas menuju tempat AR berada.

Setibanya di lokasi, MG melihat anaknya (AR) terbaring dalam kondisi mulut berbusa. 

MG pun segera membawa anaknya ke RS Multazam.

"Setelah diperiksa beberapa saat, anak saya dirujuk ke Rumah Sakit Aloe Saboe Kota Gorontalo," ungkapnya.

MG mengatakan saat itu ia belum bisa menyimpulkan secara detail kronologis kejadian. 

Namun pihak sekolah sudah memanggil orang tua korban dan orang tua siswa yang terlibat dalam pesta miras.

Pertemuan itu membahas masalah penyebab AR masuk rumah sakit.

"Saat itu saya masih menunggu hasil visum anak saya, setelah itu menentukan langkah selanjutnya. Lalu saya balik ke RS Aloe Saboe," jelas MG.

Sekira pukul 19.00 Wita, MG mendapatkan bukti video detik-detik sebelum AR tak sadarkan diri.

Dalam video tersebut terekam jelas perlakuan empat siswa terhadap AR. 

MG juga meminta penjelasan dari AR yang baru saja siuman. 

AR mengaku dipaksa oleh empat temannya agar mau patungan membeli minuman keras. 

Baca juga: MUI Gorontalo Minta Pemerintah Sanksi Kepsek SMKN 1 Gorontalo soal Dugaan Perundungan di Sekolah

Namun saat itu AR hanya memiliki uang Rp15 ribu.

"Anak saya bilang uangnya cuma cukup untuk beli makan tapi temannya memaksa, dan meminta anak saya untuk hutang dulu kalau makan," ungkap MG.

MG menduga anaknya dipalak oleh terduga pelaku. 

Setelah itu terduga pelaku dan korban meminta izin keluar sekolah untuk mengurus ijazah. 

Padahal mereka pergi membeli miras.
AR kala itu diduga dipaksa untuk meminum miras.

"Pengakuan anak saya dia mau berhenti tapi dipaksa. Tambah lagi, tambah lagi kata temannya. Sampai anak saya tidak bisa melakukan apapun," ucap MG.

Tak hanya itu, AR juga diduga dianiaya selama pesta miras itu.

Hal itu dibuktikan dalam video yang beredar, tampak terduga pelaku menendang punggung AR.

Berdasarkan bukti dan juga penjelasan AR, MG lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kota Utara sekira pukul 21.30 Wita. 

MG berharap kejadian dugaan perundungan ini menjadi pelajaran untuk semua pihak.

"Kami berharap ini jadi pelajaran ini tidak terjadi sama orang lain. Kami menempuh jalur hukum, kemudian ada pembelajaran yang baik untuk ke depannya," tegasnya.

 

Ikuti Saluran WhatsApp TribunGorontalo untuk informasi dan berita menarik lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved