Update Kabar Dunia
Pesawat Kepresidenan Venezuela Disita Amerika, Diduga Dibeli Secara Ilegal
Pesawat tipe Dassault Falcon 900EX berwarna putih itu digunakan oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan istrinya, Cilia Flores.
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM -- Pesawat kepresidenan Venezuela yang setara dengan Air Force One, disita oleh pejabat Amerika Serikat.
Mereka mengklaim bahwa pesawat jet mewah tersebut dibeli secara ilegal.
Selain itu, pesawat diduga diselundupkan keluar untuk menghindari hukum pengendalian ekspor AS.
Pesawat tipe Dassault Falcon 900EX berwarna putih itu digunakan oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan istrinya, Cilia Flores.
Menurut pernyataan Departemen Kehakiman AS, Presiden Venezuela bersama istrinya itu dalam kunjungan kenegaraan.
Namun meski begitu, pesawat yang digunakannya segera disita lalu diterbangkan ke Florida oleh AS.
Pesawat yang terdaftar di San Marino ini sering digunakan untuk perjalanan luar negeri oleh Maduro dan pejabat seniornya, termasuk perjalanan ke Guyana dan Kuba awal tahun ini.
Pesawat ini mendarat di Fort Lauderdale, Florida, sesaat sebelum siang setelah disita, menurut situs pelacak penerbangan.
Washington menyatakan bahwa pesawat yang bernilai $13 juta (sekitar Rp198 miliar) ini dibeli dari penjual di Florida pada akhir 2022 dan awal tahun berikutnya.
Pejabat mengatakan transaksi tersebut dilakukan melalui perusahaan cangkang yang berbasis di Karibia untuk menyembunyikan keterlibatan rekan-rekan dari pemimpin Venezuela tersebut.
Menurut para pejabat, pesawat itu kemudian diekspor ke Caracas melalui Karibia pada April tahun lalu.
Pelaku penjualan merancang transaksi untuk menghindari perintah eksekutif yang melarang warga Amerika bertransaksi dengan siapa pun yang terlibat dalam pemerintahan Maduro.
Jaksa Agung AS, Merrick Garland, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pesawat tersebut telah diselundupkan keluar dari AS untuk digunakan oleh "Maduro dan kroninya."
Menurut beberapa situs pelacak penerbangan, pesawat ini sebelumnya terdaftar di AS dan dimiliki oleh Six G Aviation, sebuah broker yang berbasis di Florida yang membeli dan menjual pesawat bekas.
Pesawat tersebut diekspor ke St. Vincent dan Grenadine dan dikeluarkan dari daftar AS pada Januari 2023, menurut catatan Administrasi Penerbangan Federal (FAA).
Pada bulan Maret, pesawat ini terbang ke Republik Dominika bersama dengan pesawat lain yang terdaftar di Venezuela, yang diyakini untuk perawatan, dan sejak saat itu berada di sana.
Washington sebelumnya juga telah menyita pesawat kargo Boeing 747-300 yang ditransfer dari Iran ke anak perusahaan maskapai milik negara Venezuela serta beberapa jet pribadi milik pejabat Venezuela yang dikenai sanksi atau didakwa di AS.
Sementara itu, Matthew Axelrod dari Departemen Perdagangan AS menambahkan bahwa penyitaan ini adalah pesan yang jelas.
"Pesawat yang diperoleh secara ilegal dari Amerika Serikat untuk kepentingan pejabat Venezuela yang dikenai sanksi tidak bisa begitu saja terbang bebas," katanya.
Penyitaan ini terjadi kurang dari sebulan setelah Maduro kembali menjabat dalam pemilu presiden yang banyak diperdebatkan.
Terutama saat otoritas pemilu yang setia kepadanya menyatakan petahana sebagai pemenang tanpa memberikan hasil rinci.
Kurangnya transparansi ini telah dikecam oleh banyak negara. Lawan-lawan rezim Maduro memperoleh lebih dari 80 persen lembar penghitungan suara yang menunjukkan bahwa sebenarnya ia kalah telak dari mantan diplomat Edmundo Gonzalez. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Penyitaan-pesawat-presiden-Venezuela-oleh-Amerika.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.