Universitas Negeri Gorontalo
Berdayakan UMKM dan Petani Jagung, Guru Besar UNG Lahirkan Penelitian Produk Emping Jagung
Guru Besar di Universitas Negeri Gorontalo, Ani Mustafa Hasan, memanfaatkan potensi hasil pertanian jagung.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Guru Besar di Universitas Negeri Gorontalo, Ani Mustafa Hasan, memanfaatkan potensi hasil pertanian jagung.
Penelitiannya itu mendapat respon positif dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) hingga akhirnya menggelontorkan anggaran Rp1,5 miliar.
Anggaran itu dialokasikan untuk penelitian pusat unggulan strategi nasional (PUSN) selama tiga tahun berturut-turut. Penelitian dimulai sejak tahun 2017 hingga 2019. Masing-masing pencarian Rp 500 juta per tahun.
Jumlah aggaran itu dialokasikan untuk pengembangan inovasi hasil penelitian usaha emping jagung di Gorontalo.
"Saya dapet bantuan 1,5 miliar dari Kemenristekdikti, dan bantuan dari pemerintah daerah Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato," beber Ani Mustapa Hasan saat konferensi pers Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Grand Q Hotel, Kota Gorontalo pada Jumat (30/8/2024) siang.
Ani menyebut penemuannya berpotensi menggerakkan ekonomi masyarakat lokal.
Inovasinya dalam mengelola jagung dinilai dapat membantu para pelaku usaha UMKM, termasuk petani jagung.
"Karena sebagian besar petani kita hanya bisa memanfaatkan apa yang sudah ada, tidak mau menggali," ungkapnya.
Hadirnya penemuan dan inovasi itu, menjadi angin segar bagi petani jagung di Gorontalo.
Pasalnya, Gorontalo dikenal menjadi salah satu daerah produsen jagung di terbesar di Indonesia.
Produk yang diberi nama Emping Jagung Binte'u itu kini Go Internasional.
"Produknya pernah saya bawa ke Mekkah, Arab Saudi, dan ke Jepang," tukasnya.
Ia mengklaim, emping jagung dibuat dalam waktu singkat, dari proses perendaman sampai pada proses pengeringan.
"Kalau orang lain rendam jagung, itu bisa sampai satu malam. Bahkan rasa emping jagung sudah tidak terasa jagungnya," jelasnya.
Eks Wakil Rekor III UNG ini menjelaskan rencana ekspor secara besar-besaran ke Jepang. Namun saat ini pihaknya baru mengirimkan sampel.
"Sekarang ini masih dalam proses pengurusan (hak) paten," jelasnya.
Ia lantas mengemukakan kendala dihadapi saat ini. Sejumlah alat pengelolaan emping jagung yang diserahkan ke Bapppeda Kabupaten Gorontalo dan Pohuwato tak dimanfaatkan secara optimal.
Padahal, menurutnya ada banyak UMKM terlibat langsung dalam usahanya tersebut.
"Ada sekitar 30 UMKM yang saya latih untuk membuat produk-produk, yang ada hubungannya dengan produksi saya," terangnya.
Selain itu, sosialisasi kepada petani jagung juga gencar dilakukan.
Dosen Fakultas Mipa UNG ini pun mengimbau para petani tidak langsung menjual jagung mentah.
Bukan tanpa alasan, menurutnya hasil jagung jika diolah dengan baik, omzet bisa berkali lipat dari harga barang mentah.
"Jagungnya harus diolah sehingga bisa 14 kali lipat," tutupnya.
Ani sempat melakukan penelitian MP3EI di tahun 2014 - 2016.
Penelitian itu menggelontorkan anggaran masing-masing Rp 200 juta setiap tahunnya.
Baca juga: Ani Mustafa Hasan Ungkap Cara Efisien Olah Jagung Lokal Gorontalo jadi Emping Bernilai Jual Tinggi
Diberitakan sebelumnya, jagung di Gorontalo kembali menunjukkan kualitasnya di kancah internasional.
Komoditas unggulan ini berhasil menembus pasar Filipina dengan total ekspor mencapai 44.300 ton selama periode Januari-Maret 2023.
Tri Wulan, Ketua Pokja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo mengatakan, bahwa jagung yang diekspor merupakan jagung terbaik.
Menurutnya, jagung-jagung ini dipilih secara ketat dan disesuaikan dengan prosedur dari perusahaan.
"Jagung Gorontalo sangat diminati di Filipina karena kualitasnya yang baik dan cocok untuk dijadikan bahan pakan ternak," jelas Wulan kepada TribunGorontalo.com.
Pada Januari 2023, ekspor jagung Gorontalo ke Filipina mencapai 12.750 ton.
Jumlah ini kemudian meningkat dua kali lipat pada Februari 2023 menjadi 25.450 ton.
Pada Maret 2023, tercatat 6.100 ton jagung Gorontalo diekspor ke negara tersebut.
Meskipun menunjukkan tren positif, ekspor jagung Gorontalo terpaksa dihentikan sementara sejak Maret 2023.
Hal ini disebabkan oleh adanya Ketetapan Menteri Pertanian tentang pemenuhan jagung di Provinsi Gorontalo.
"Pemerintah ingin memastikan bahwa kebutuhan jagung di Gorontalo terpenuhi terlebih dahulu sebelum kembali melakukan ekspor," ujar Wulan.
Jagung Gorontalo diekspor melalui jalur laut dengan menggunakan Pelabuhan Laut Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara.
Tiga perusahaan yang berperan aktif dalam ekspor jagung Gorontalo ke Filipina adalah PT Segar Agro Nusantara, PT Sinar Pangan Abadi, dan PT Dwi Karya Makmur.
"PT Segar Agro Nusantara merupakan perusahaan yang paling banyak melakukan ekspor jagung," ungkap Wulan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.