Info Internasional

Gencatan Senjata Gaza di Kairo Gagal, Konflik Israel dan Hamas Berlanjut

Hal ini menimbulkan keraguan terhadap upaya terbaru yang didukung Amerika Serikat untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan.

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Foto oleh Reuters
Asap mengepul menyusul serangan Israel terhadap sebuah bangunan perumahan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza tengah pada tanggal 18 Agustus. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang berlangsung di Kairo pada Minggu (25/8) berakhir tanpa kesepakatan.

Kedua pihak menolak beberapa kompromi yang diajukan oleh para mediator, menurut sumber keamanan Mesir.

Hal ini menimbulkan keraguan terhadap upaya terbaru yang didukung Amerika Serikat untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan.

Meskipun demikian, seorang pejabat senior AS menggambarkan perundingan tersebut sebagai "konstruktif" dan menyatakan bahwa semua pihak berusaha mencapai "kesepakatan final yang dapat dilaksanakan."

"Proses ini akan terus berlanjut dalam beberapa hari ke depan melalui kelompok kerja yang akan membahas isu-isu dan detail yang masih tersisa," ujar pejabat yang tidak disebutkan namanya tersebut.

Tim perunding akan tetap berada di Kairo. Berbulan-bulan perundingan yang berjalan putus-nyambung belum berhasil menghasilkan kesepakatan.

Kendati, kesepakatan yang coba dicapai untuk mengakhiri operasi militer Israel di Gaza atau membebaskan sandera yang ditahan oleh Hamas sejak serangan kelompok tersebut ke Israel pada 7 Oktober lalu.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, dalam konferensi pers di Halifax, Kanada, menyatakan bahwa Washington masih bekerja keras di Kairo untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Beberapa isu utama yang menjadi penghalang dalam perundingan yang dimediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar antara lain adalah kehadiran pasukan Israel di Koridor Philadelphi, jalur sepanjang 14,5 kilometer di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

Para mediator telah mengusulkan beberapa alternatif terkait kehadiran pasukan Israel di Koridor Philadelphi dan Koridor Netzarim di tengah Jalur Gaza, tetapi tidak ada yang diterima oleh kedua pihak, menurut sumber Mesir.

Israel juga keberatan dengan sejumlah tahanan Palestina yang diminta Hamas untuk dibebaskan dan mengajukan syarat agar mereka keluar dari Gaza jika dibebaskan, tambah sumber tersebut.

Sejak Kamis (22/8), terjadi pembahasan intens antara tim dari Israel, AS, dan Mesir untuk mempersempit perbedaan yang ada.

Qatar dan Mesir kemudian bertemu dengan perwakilan Hamas pada Sabtu (24/8) untuk membahas proposal tersebut secara rinci.

Pejabat senior Israel bergabung dalam perundingan pada Minggu (25/8) untuk membahas isu-isu yang belum terselesaikan dengan dukungan para mediator.

Namun, belum ada kepastian apakah tercapai kemajuan.

Hamas menuduh Israel menarik diri dari komitmen untuk menarik pasukan dari Koridor Philadelphi dan mengajukan syarat-syarat baru, termasuk penyaringan warga Palestina yang mengungsi saat mereka kembali ke Gaza utara saat gencatan senjata dimulai.

"Kami tidak akan menerima pembahasan mengenai penarikan dari kesepakatan yang telah kami capai pada 2 Juli atau syarat-syarat baru lainnya," ujar pejabat Hamas, Osama Hamdan, kepada TV Al-Aqsa pada Minggu (25/8).

Pada bulan Juli, Hamas telah menyetujui proposal AS untuk memulai perundingan mengenai pembebasan sandera Israel, termasuk tentara dan warga sipil, 16 hari setelah fase pertama dari kesepakatan yang bertujuan mengakhiri perang di Gaza, menurut sumber senior Hamas yang dikutip oleh Reuters.

Delegasi Hamas meninggalkan Kairo pada Minggu (25/8) setelah melakukan perundingan dengan para mediator.

Pejabat senior Hamas, Izzat El-Reshiq, menegaskan bahwa kelompoknya tetap menuntut agar setiap kesepakatan mencakup gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved