Isu Antraks di Gorontalo
Kota Gorontalo Dipastikan Bebas Antraks, Dinas KPP: Belum Pernah Ditemukan
Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian (KPP) Kota Gorontalo, memastikan Kota Gorontalo bebas dari penyakit antraks.
Penulis: Fernandes Siallagan | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian (KPP) Kota Gorontalo, memastikan Kota Gorontalo bebas dari penyakit antraks.
Kepala Dinas KPP, Sri Yanti Ano, mengatakan pihaknya senantiasa memeriksa kondisi ternak.
"Kita rutin lakukan pemeriksaan hewan ternak. Sampai sekarang belum pernah ditemukan," kata Sri kepada TribunGorontalo.com, Kamis (18/7/2024).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa menjelang Hari Raya Idul Adha 1945 H, Dinas KPP gencar mengecek kesehatan hewan ternak di pasaran.
Namun sejauh ini tidak ditemukan kasus antraks.
Ia menyebut tiga kecamatan di Kota Gorontalo telah dibentuk kelompok peternak sapi.
Hal itu bertujuan memudahkan koordinasi terkait penyakit, sekaligus penyuluhan hewan ternak.
"Di kota tidak banyak peternak sapi karena wilayah kecil, tapi kita sudah buat kelompok untuk percepatan penyuluhan," tambahnya.
Sri berharap, masyarakat tidak khawatir mengonsumsi daging sapi di Kota Gorontalo.
"Tidak ada virus antraks sampai sekarang di Kota Gorontalo, terakhir di provinsi Gorontalo tahun 2020. Itu pun di kabupaten sebelah. Jangan khawatir," tandasnya.

Baca juga: Kadis Peternakan Bantah Isu Penyakit Antraks di Gorontalo: Itu Tidak Benar
Diketahui, beberapa waktu lalu, tersebar di media sosial Surat Edaran Nomor 08 Tahun 2024 dari Gubernur Sulawesi Tengah.
SE tertanggal 1 Juli 2024 itu secara umum membahas tentang penutupan sementara pemasukan ternak dari Gorontalo.
Langkah itu diklaim sebagai upaya pencegahan penyakit menular dari hewan ternak.
Sehingga, Gubernur Sulteng meminta wilayah Kabupaten Buol dan Parigi Moutong untuk mengaktifkan maksimal pos-pos jaga di wilayah perbatasan.
Provinsi Sulawesi Tengah pun tidak diizinkan mendatangkan sapi, kerbau, hingga kambing dari Gorontalo.
Baca juga: Peternakan Sapi di Kabupaten Boalemo Nihil Kasus Antraks, Masyarakat Diminta Tidak Panik
Tanggapan Kadis Peternakan Provinsi Gorontalo
Mengenai hal ini, Muljadi pun membantah bahwa penyakit antraks telah menyebar di Provinsi Gorontalo
"Itu tidak benar, kita di sini aman-aman saja," tegas Muljadi saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com, Rabu (17/7/2024).
Ia pun menyayangkan adanya surat edaran Gubernur Sulawesi Tengah, menyebut seluruh wilayah di Provinsi Gorontalo tertular penyakit anthraks.
"Itu surat dibuat secara sepihak, tanpa ada koordinasi dengan kita," terangnya.
Dalam empat tahun terakhir, kata Muljadi, memang ada temuan penyakit anthraks di Gorontalo.
"Tahun 2020 memang ada di Kabupaten Gorontalo, tapi itu sudah lama, dan kita sudah antisipasi," tukas Muljadi.
Ia juga menambahkan, pihaknya telah rutin vaksinasi, uji lab, pemeriksaan dari dokter hewan dan pemantauan, hingga survei lapangan.
Hal itu dilakukan guna memastikan kondisi ternak di Provinsi Gorontalo dalam keadaan aman dari penyakit apa pun.
Lebih lanjut, Muljadi mengatakan surat edaran dari Gubernur Sulteng tak sejalan dengan fakta di lapangan.
Provinsi Gorontalo bahkan tercatat sering menyuplai ternak ke Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
"Dan itu tidak gampang, harus ada surat keterangan kesehatan hewan (SKKH), vaksinasi hewan dan uji laboratorium," imbuhnya.
Ia menduga, kebijakan itu justru keluar sebagai upaya membendung ekspor sapi yang berasal dari Provinsi Gorontalo.
"Kita juga bisa buat edaran untuk jangan menerima beras dari Sulteng dengan alasan proteksi beras plastik. Sebenarnya bisa, cuma untuk apa? kita ini tetangga," ulasnya.
Ia meminta kepada masyarakat, untuk tidak terpengaruh dengan adanya informasi tersebut.
"Sejauh ini kita aman-aman, masyarakat tetap bisa mengonsumsi daging ternak di pasaran," tutupnya.
(TribunGorontalo.com/Fernandes/Herjianto)
Ikuti Saluran WhatsApp TribunGorontalo untuk informasi dan berita menarik lainnya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.