Gorontalo Terkini

BMKG Ungkap Biang Kerok Hujan Lebat di Gorontalo

Hal tersebut dijelaskan Prakirawan Cuaca dari Stasiun Meteorologi Djalaluddin Gorontalo, Frankie Rizky Stevent kepada TribunGorontalo.com, Kamis (04/7

Penulis: Rafiqatul Hinelo | Editor: Wawan Akuba
BMKG Gorontalo
Kondisi cuaca Gorontalo per hari ini Kamis 04 Juli 2024. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Rupanya ada faktor yang menyebabkan hujan lebat di Gorontalo dalam beberapa hari ini. 

Bahkan, hingga pekan depan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gorontalo masih akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. 

Hal tersebut dijelaskan Prakirawan Cuaca dari Stasiun Meteorologi Djalaluddin Gorontalo, Frankie Rizky Stevent kepada TribunGorontalo.com, Kamis (04/7/2024), berdasarkan analisis faktor cuaca regional dan lokal.

Menurutnya, faktor cuaca regional dan lokal inilah yang berkontribusi terhadap peningkatan potensi hujan di wilayah Gorontalo.

Ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama hujan lebat adalah posisi Madden-Julian Oscillation (MJO) yang berada di kuadran 3.

MJO merupakan fenomena atmosfer yang dapat meningkatkan aktivitas hujan di wilayah yang dilintasinya.

"Ada faktor cuaca lokal dan regional yang memicu potensi hujan tersebut," kata Frankie kepada TribunGorontalo.com, Kamis (4/7/2024).

Selain itu, faktor cuaca lokal juga memainkan peran penting dalam pembentukan awan hujan.

Frankie menyebutkan bahwa potensi belokan angin di wilayah Provinsi Gorontalo mendorong terbentuknya awan-awan hujan.

Belokan angin ini menyebabkan udara lembab berkumpul dan naik, yang kemudian mengakibatkan hujan.

"Sehingga kondisi ini mendorong terbentuknya awan-awan hujan di Provinsi Gorontalo," tambahnya.

BMKG memprediksi bahwa beberapa daerah di Provinsi Gorontalo akan mengalami hujan sedang hingga lebat, termasuk Biluhu di Kabupaten Gorontalo, Paguyaman Pantai dan Tilamuta di Kabupaten Boalemo, Taluditi di Kabupaten Pohuwato, serta wilayah Kabupaten Bone Bolango.

Meskipun Kota Gorontalo diperkirakan tidak terlalu berpotensi hujan, masyarakat tetap diimbau untuk waspada, terutama yang tinggal di daerah rawan banjir.

"Untuk Kota Gorontalo, memang diperkirakan tidak begitu berpotensi hujan, tapi masyarakat tetap perlu siaga, utamanya yang tinggal di daerah rawan banjir," tutup Frankie.

Apa Itu MJO

Madden Julian Oscillation (MJO) merupakan suatu gelombang atau osilasi non seasonal yang terjadi di lapisan troposfer yang bergerak dari barat ke timur dengan periode osilasi kurang lebih 30-60 hari.

Fenomena ini sangat berdampak terhadap kondisi anomali curah hujan di wilayah yang dilaluinya. Dalam penelitian ini delapan fase MJO dikelompokan menjadi 4 bagian sesuai dengan pergerakannya yaitu fase 1 dan 8 (Western and Africa), fase 2 dan 3 (Indian Ocean), fase 4 dan 5 (Maritime Continent), fase 6 dan 7 (Western Pacific).

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data CHRIPS dan indeks MJO periode 2011-2020. Data curah hujan dari Chrips dihitung anomalinya bedasarkan MJO aktif untuk setiap fase MJO dan periode musim (3 bulanan) yaitu musim basah (Desember-Januari-Februari) dan musim kering (Juni-Juli-Agustus).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis porsentase kelompok fase MJO mana yang mendominasi anomali curah hujan pada saat anomali positif maupun negatif.

Tujuan dari penelitian ini akan mengidentifikasi pengaruh pergerakan fase MJO terhadap variasi curah hujan di wilayah Sumatera baik secara temporal dan spasial.

Hasil kajian menunjukan Selama MJO aktif saat periode musim basah (Desember-Januari-Februari) dan kering (Juni-Juli-Agustus), peningkatan curah hujan tejadi saat di fase 2 dan 3 dengan peningkatan sekitar 30-80 persen sedangkan akan mengalami penurunan curah hujan jika MJO aktif di fase 6 hingga 8 sekitar 50-60 persen.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved