Pemkab Gorontalo

Penjelasan Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo soal Pesona Danau Limboto

Danau Limboto merupakan kawasan yang memiliki keberagamaan ekosistem hayati, budaya, dan sebagian historisitas Gorontalo. 

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Ponge Aldi
TRIBUNGORONTALO/HERJIANTO TANGAHU
Danau Limboto dari arah Benteng Otanaha, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo 

Laporan Wartawan TribunGorontalo.com Herjianto Tangahu

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Danau Limboto merupakan kawasan yang memiliki keberagamaan ekosistem hayati, budaya, dan sebagian historisitas Gorontalo. 

“Danau Limboto adalah salah satu aset sumber daya alam yang dimiliki Provinsi Gorontalo saat ini. Danau ini menjadi ruang hidup bagi ribuan orang yang bekerja sebagai nelayan dan petani,” ujar Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, Selasa (4/6/2024).

Kata Neslon, Danau Limboto selama ratusan tahun telah berperan sebagai sumber penghidupan dan pendapatan bagi nelayan, berfungsi sebagai pencegah banjir, menjadi sumber air pengairan dan obyek wisata.

Posisinya yang strategis, menjadikan Danau Limboto sebagai kawasan bagi kelangsungan kehidupan Masyarakat. 

Danau Limboto memiliki areal yang berada di dua wilayah, yaitu sekitar 30 persen berada di wilayah Kota Gorontalo dan sekitar 70 persen di wilayah Kabupaten Gorontalo.

Danau ini juga menjadi danau terbesar di Provinsi Gorontalo, dan secara astronomis menjadi daerah aliran sungai (DAS). 

Letaknya sebagai cekungan rendah atau laguna Gorontalo, maka Danau Limboto secara alami menjadi muara sungai yang menampung aliran air. 

“Uniknya lagi ada 23 sungai dan anak sungai yang bermuara ke Danau Limboto. Ada sejumlah sungai yang mengalirkan air sepanjang tahun, ada juga anak sungai yang aktif saat musim hujan saja,” ujar Nelson.

Saat ini danau sebagian menjadi arena persawahan warga, terutama jika musim kemarau saat air surut. 

Warga sekitar akan menanami dengan tanaman hortikultura di bagian tepi yang mengering.

Tepian Danau Limboto terdapat situs cagar budaya, yaitu Benteng Otanaha, makam Ju Panggola dan masjid Kuba, museum pendaratan Soekarno. 

Pemerintah Kabupaten Gorontalo telah menetapkan sejumlah cagar budaya di sekitar danau, yaitu benda cagar budaya berupa Mimbar Masjid Arrahman di Desa Bulila Telaga, struktur Makam Ta Bala Bala di desa Luwoo Telaga Jaya, bangunan Kintali di Desa Tuladenggi di Kecamatan Telaga Biru, bangunan Achmadi Hiola di Desa Tuladenggi Kecamatan Telaga Biru, dan situs Pendaratan Bung Karno di Desa Iluta Kecamatan Batudaa.

Banyaknya situs cagar budaya yang sudah ditetapkan ini menunjukkan di era masa lalu danau ini menjadi pusat peradaban, menyimpan sejarah kebesaran dan dinamika masa lalu.

Pesona keindahan danau ini juga menjadi daya tarik sendiri, sehingga muncul sejumlah objek wisata seperti Pentadio resort, Harry & Mimin Homestay. 

"Lambat laun perkembangan wisata di danau ini akan berkembang, memberi manfaat bagi warga sekitar," tutup Nelson 

Migrasi Burung ke Danau Limboto, Jadi Inspirasi Festival Danau Limboto 

fenomena burung migrasi di Danau Limboto, Kabupaten Gorontalo ttt
fenomena burung di Danau Limboto, Kabupaten Gorontalo

Pemkab Gorontalo akan menggelar Festival Pesona Danau Limboto (FPDL) 2024 akan digelar pada 22-24 Juni mendatang. 

Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo menyebut, inspirasi pelaksanaan FPDL 2024 ini adalah, fenomena burung migrasi di Danau Limboto. 

"Setiap tahun Danau Limboto menjadi persinggahan burung-burung bermigrasi," ujar Nelson, Selasa (4/7/2024).

Ia mengungkapkan ada dua kali migrasi burung di danau ini, yang pertama burung-burung yang berasal dari bumi belahan utara dan yang kedua burung-burung dari belahan bumi selatan. 

Burung-burung akan melakukan migrasi besar-besaran ini menuju kawasan yang hangat seperti di danau limboto saat di tempat mereka berbiak mulai mengalami musim gugur hingga musim dingin. 

Mereka menghindari kondisi yang membeku dan ketiadaan makanan, mereka menuju ke tempat yang lebih hangat. Setelah musim dingin berlalu burung akan kembali ke tempat berbiaknya. 

“Yang paling banyak bermigrasi jenis-jenis burung dari bumi belahan utara. Ini keunikan Danau Limboto yang berada di kawasan Wallacea,” ujar Nelson.

Beragam kekayaan alam dan budaya di sekitar Danau Limboto ini menjadi inspirasi pelaksanaan FPDL 2024. 

Berbagai burung dari belahan bumi singgah di Danau Limboto setiap tahunnya. 

Burung-burung ini melakukan migrasi dari belahan bumi lain yang iklimnya tidak mendukung mereka untuk hidup. 

Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (Biota) bertahun-tahun telah melakukan pengamatan burung di wilayah ini. 

Melakukan pengamatan sejak 2014, Biota setidaknya telah mencatat ada setidaknya 94 jenis burung yang teridentifikasi di Danau Limboto. 

Jumlah itu termasuk jenis burung yang bermigrasi dari belahan bumi lain, serta burung lokal yang memang menetap di danau.

Merujuk pada Status Konservasi International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), 94 jenis yang teridentifikasi itu ada 87 yang berstatus “Risiko Rendah” punah atau Least Concern.

Sementara sisanya berstatus Hampir Terancam punah atau Near Threatened.

"Sekitar 65 persen burung di Danau Limboto adalah penetap dan sisanya singgah untuk mencari makan di kawasan ini,” kata Anggota Biota Hanom Bashari  beberapa waktu lalu.

Sementara jenis migran di antaranya burung Gajahan Kecil (Numenius minutus), Cerek Asia (Charadrius veredus), Trinil Lumpur Asia (Limnodromus semipalmatus), dan Terik Australia (Stiltia isabella).

Sayangnya, tahun 2023 ini, kehadiran burung di Danau Limboto semakin berkurang. 

"Kami beberapa kali di lapangan hanya menemukan gagang bayam timur, trinil semak dan cerek kernyut di persawahan Danau Limboto dalam beberapa kali pengamatan," kata Debby Mano Ketua Biota. (*/Jian)


 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved