Human Interest Story
Torani Iksan Jualan Kue Putu di Gorontalo Selama 14 Tahun, Abaikan Terim demi Sekolah Anak
Demi menafkahi istri dan anak-anaknya di Brebes, Jawa Tengah, ia rela panas-panasan demi menjajakan kue putu yang lezat.
Penulis: Husnul Puhi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Seorang pedagang kue putu bernama Torani Iksan (52) terlihat tak kenal lelah mendorong gerobak sepedanya di sepanjang jalan Kota Gorontalo.
Pria yang akrab disapa Torani ini telah berjualan kue putu selama 14 tahun di Gorontalo.
Demi menafkahi istri dan anak-anaknya di Brebes, Jawa Tengah, ia rela panas-panasan demi menjajakan kue putu yang lezat.
"Sudah 14 tahun saya jualan. Tahun 2010 saya datang ke Gorontalo, ya keseharian saya cuman jualan kue putu ini," kata Torani saat ditemui.
Baca juga: Difabel Gorontalo Antusias Ikuti Pelatihan Mitigasi Bencana, Siap Jadi Garda Terdepan
Setiap pagi, Torani mempersiapkan bahan kue putu dengan teliti sebelum memulai hari panjangnya.
Suara khas alat pengukus bambu yang berdesis menjadi pengiring langkahnya menjajakan kue putu ke berbagai sudut kota.
Bagian utara kota menjadi tujuan utama Torani, karena di sanalah kompleks perkantoran berada.
Meski terpapar terik matahari yang menyengat, ia tetap semangat berjualan.
"Yang penting bisa membawa pulang uang untuk keluarga di kampung," ujarnya sambil mengelap keringat di dahinya.
Keputusan merantau ke Gorontalo diambil Torani demi mencari nafkah yang lebih baik untuk istri dan tiga anaknya yang masih bersekolah.
Di desa asalnya, pekerjaan sebagai petani dan serabutan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk biaya pendidikan anak-anaknya.
Baca juga: Jalan Berlubang Sepanjang 7 Meter di Pohuwato Gorontalo Bahayakan Pengguna Jalan
"Anak-anak masih kecil dan masih perlu banyak biaya untuk sekolah. Istri saya juga di kampung hanya pekerja serabutan. Jadi, saya harus kerja keras di sini," kata Torani dengan senyum yang tetap terjaga.
Pendapatan Torani dari berjualan kue putu memang tidak seberapa, tetapi cukup untuk mengirim uang ke kampung tiap minggunya.
Dalam sehari, ia bisa menjual sekitar 100 porsi kue putu.
"Saya bersyukur masih bisa berjualan dan mendapat rezeki. Setiap hari ada saja pelanggan yang membeli, jadi alhamdulillah bisa terus kirim uang ke rumah," kata Torani.
Meskipun harus berjuang di bawah terik matahari dan hujan yang tak menentu, semangat Torani tak pernah surut.
Ia selalu termotivasi oleh senyuman isteri dan anak-anaknya setiap kali ia pulang ke kampung halaman.
"Saya selalu ingat senyum mereka, itu yang membuat saya kuat. Selama masih bisa bergerak, saya akan terus berjualan," ujarnya penuh semangat. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.