Masjid Al Muawanah Kota Gorontalo Hanya Andalkan Genset untuk Azan, Magrib dan Isa Pakai Lampu Botol

Masjid Al Muawanah di Puncak Limehu, Kota Gorontalo hanya bisa dilakukan dengan menggunakan genset sebagai sumber listrik cadangan.

Penulis: Husnul Puhi | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com/Husnul Puhi
Imam Masjid Al Muawanah, Kadir Umar. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Masjid Al Muawanah di Puncak Limehu, Kota Gorontalo hanya bisa dilakukan dengan menggunakan genset sebagai sumber listrik cadangan.

Kondisi memprihatinkan ini diungkapkan oleh Imam Masjid Al Muawanah, Kadir Umar.

Sejak awal pembangunan masjid di tahun 2014, masjid ini memang tidak memiliki listrik sama sekali.

"Kalau di sini memang belum ada listrik, dan itu sudah lama," ungkap Kadir.

Untuk salat maghrib dan isya, penerangannya hanya menggunakan lampu botol.

Beruntungnya, di tahun 2020 pihak pemerintah membantu pengadaan listrik dengan tenaga surya.

Namun, tenaga surya tersebut tidak mencukupi. Kadir harus menggunakan genset untuk menjalankan pengeras suara masjid.

"Kalau ada bahan bakar untuk menyalakan genset maka saya azan menggunakan pengeras suara, tapi ini kebetulan tidak ada," ujarnya.

Situasi ini semakin memprihatinkan karena suara azan dari Kadir tidak terdengar dari luar masjid.

Hal ini tentu saja menjadi kendala jemaah yang ingin melaksanakan ibadah.

"Itupun kalau cuaca cerah, kalau tidak hanya sejam bisa menyala lampunya," imbuhnya.

Kadir berharap agar pemerintah dapat segera membantu masjid tersebut.

Bantuan dalam pengadaan listrik ataupun penyediaan bahan bakar untuk mengoperasikan genset sangat dibutuhkan. (*)

Upaya PLN

PT PLN (Persero) berupaya ratio eletrifikasi di Kota Gorontalo mencapai 100 persen. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved