Berita Kota Gorontalo

Petani Padi Kota Gorontalo Mulai Panen, Gusar Harga Beras Kian Turun

Petani di Kota Gorontalo mulai memasuki musim panen padi. Namun mereka gusar sebab harga beras kian turun.

Penulis: Fernandes Siallagan | Editor: Ponge Aldi
TRIBUNGORONTALO/FERNANDESSIALLAGAN
Petani di Kota Gorontalo mulai memasuki musim panen padi 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Petani di Kota Gorontalo mulai memasuki musim panen padi. Namun mereka gusar sebab harga beras kian turun.

Memang dalam beberapa waktu lalu harga beras melambung tinggi hingga mencapai Rp 17 ribu per kilogram.

Saat ini harganya sudah kembali normal. Namun harga pada petani langsung biasanya lebih rendah jika dijual kepada tengkulak.

Harga pasar turun maka harga yang didapat petani dari tengkulak juga turun.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Yusuf Ina (52), Petani. Ia mengatakan kalau harga sekoli beras yang dijual Rp 600 ribu belum tentu memiliki peminat

"Harga Rp 600 saja belum tentu mau, apalagi seperti sebelumnya yang sampaiRp 900," ucap Yusuf kepada TribunGorontalo.com, Jumat (12/4/2024).

Terlebih jadwal panen ini sudah jauh dari waktu yang seharusnya, yaitu pada Ramadan kemarin.

Namun dikarenakan kendala waktu, sehingga panen harus ditunda hingga hari ketiga Idulfitri.

"Kemarin Idulfitri sudah selesai, sekarang panen. Kalau mau tunggu lagi, gugur nanti bulirnya," tambah Yusuf.

Sementara itu Unu Usman, petani, mengungkapkan hal yang sama mengenai menurunnya harga beras.

Namun yang lebih menggusarkan dirinya adalah ketakutan tidak memiliki lahan lagi untuk bertani.

Sebab lahan yang ada bukanlah miliknya. Melainkan milik orang lain yang sudah dijual ke perusahaan mall di Kota Gorontalo.

Persawahan ini berada di Jalan Manado, Kelurahan Pulubala, Kota Gorontalo.

"Kalau mereka udah timbun sawah ini, kami petani nanti mau kerja apa?," tanya Usman

Padahal lahan itu terhitung luas dan menjadi jantung pertanian Kota Gorontalo.

Sebab sebagian besar lahan pertanian di Kota Gorontalo sudah banyak yang beralih fungsi sebagai perumahan dan bangunan.

Untuk itu Usman berharap agar walau sudah pindah tangan, lahannya yang ditanikannya masih bisa menanam padi.

"Biar kami tetap ada kerja, di rumah ada anak istri yang harus dinafkahi," tandas Usman. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved