Pemkot Gorontalo

Hampir 10 Tahun Pimpin Kota Gorontalo, Marten Taha Beberkan Strategi Pembangunan Daerah

Wali Kota Gorontalo, Marten Taha menghadiri acara HUT ke-2 dan peresmian kantor baru TribunGorontalo.com, Kamis (21/3/2024).

|
Penulis: Andika Machmud | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com
Wali Kota Gorontalo Marten Taha (tengah) dalam talk show "Tribun Mengawal 3 Dasawarsa Provinsi Gorontalo dan 3 abad Kota Gorontalo" pada Kamis (21/3/2024). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Marten Taha menghadiri acara HUT ke-2 dan peresmian kantor baru TribunGorontalo.com, Kamis (21/3/2024).

Dalam talkshow bertajuk "Tribun Mengawal 3 Daswarsa Provinsi Gorontalo dan 3 Abad Kota Gorontalo", Marten menjelaskan kondisi Kota Gorontalo dewasa ini.

Setelah hampir 10 tahun memimpin Kota Gorontalo, Marten merasa masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Mulai dari masalah pelayanan masyarakat, pendidikan, hingga ekonomi.

"Apalagi yang disampaikan pak gubernur itu adalah pekerjaan rumah kita semua, Kota Gorontalo sebagai pusat pemerintahan, pelayanan masyarakat, layanan pendidikan, kesehatan, ekonomi, harus memiliki nilai tambah tersendiri," ungkapnya.

Marten menyebut angka kemiskinan di Kota Gorontalo sebesar 5,67 persen. Angka itu terbilang lebih kecil jika dibandingkan Provinsi Gorontalo yang berada di 15,53 persen.

"Kalau di nasional, Kota Gorontalo lima terendah nasional," ungkapnya.

Untuk stunting, Kota Gorontalo sekarang berada di 19,1 persen dan ditargetkan di bawah 14 persen tahun 2024.

Sementara untuk mengatasi pengangguran, Kota Gorontalo mempunyai balai latihan kerja.

Langkah ini diyakini mampu memberikan kontribusi terhadap keterampilan kepada tenaga kerja.

Baca juga: Kadis Kominfo Safwan Tahir Bano Ingin TribunGorontalo.com Angkat Kearifan Lokal ke Kancah Nasional

Menurut Marten, kurangnya kemampuan dari tenaga kerja menjadi penyebab rendahnya penyerapan untuk mengisi lapangan pekerjaan.

"Kenapa tenaga kerja itu kurang terserap padahal lapangan kerja tersedia? Karena kita masih kurang keahlian. Kita tidak bisa mengandalkan lulusan SMK itu langsung kerja di bengkel profesional," jelasnya.

Untuk calon tenaga kerja, lanjut Marten, harus dididik dan dilatih lebih baik untuk memiliki kemampuan mumpuni.

Adapun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Gorontalo saat ini setidaknya ada tiga sektor utama yang menjadi pemicu. Itu adalah kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.

"Artinya pertumbuhan ekonomi semakin membaik, pengelolaan pendidikan, layanan kesehatan, angka harapan hidup dan sekolah, serta pendidikan kota semakin baik," tuturnya.

Sekalipun mayoritas penduduk hanya mengandalkan sektor jasa dan perdagangan, Kota Gorontalo disebut harus menjadi wilayah yang berkontribusi penurunan angka kemiskinan.

"Di Gorontalo pertanian itu penting, kita produsen jagung," ungkapnya.

Karena itu, Kota Gorontalo seharusnya akan ada pabrik hilirisasi jagung.

"Jagung kita diambil dengan harga yang murah sehingga tidak ada nilai tambah bagi para petani," tandasnya. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved