Pemprov Gorontalo

Kantor Bapppeda Provinsi Gorontalo Gunakan PLTS Atap On Grid 25 kWp, Apa Itu?

Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Gorontalo menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap on grid 25 kWp.

|
Penulis: Husnul Puhi | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNGORONTALO/HUSNUPUHI
Site Engineer PLTS Isimu 10 MW Gorontalo, Andika Mohamad menjelaskan penggunaan PLTS atap on grid. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Kantor Badan Perencanaan Penelitian, Pengembangan Daerah (Bapppeda) Provinsi Gorontalo menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap on grid 25 kWp.

Informasi kantor tersebut menggunakan PLTS atap on grid dari papan informasi yang terpampang di depan kantor.

Pantauan TribunGorontalo.com pada Selasa (27/2/2024), di papan informasi itu menjelaskan, bahwa kantor yang memiliki tinggi sekitar 7 meter itu penggunaan listriknya menggunakan tenaga surya.

Sementara, menurut Site Engineer PLTS Isimu 10 MW Gorontalo, Andika Mohamad, pada dasarnya kategori pemasangan PLTS itu variatif.

"Ada yang dipasang di tanah, danau, dan di atap. Tergantung kebutuhannya," jelas Andika melalui sambungan telepon.

Untuk PLTS atap on grid, biasanya digunakan di gedung perkantoran yang memiliki bangunan tinggi.

Sehingga, bagi dia, Kantor Bapppeda Provinsi Gorontalo itu sangat cocok menggunakan PLTS atap on grid.

Kemudian, untuk kapasitas penggunaan, kata Andika, beragam. Tergantung penggunaan daya listrik yang dimiliki kantor ataupun rumah.

Penjelasan Andika, PLTS on grid memiliki sistem penggunaan yang tersambung dengan jaringan PLN. 

"Di kantor Bappeda itu ada dua sumber kelistrikan. Ada yang tersambung dengan PLTS dan ada juga sumber listrik dari PLN, jadi sumber listriknya digabung," jelasnya.

Dikutip dari Tribunnews.com, terdapat dua manfaat bagi konsumen menggunakan PLTS atap on grid.

Menurut Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies, Ali Achmudi Achyak, adanya PLTS tersebut akan menghadirkan sedikitnya dua manfaat bagi konsumen, yaitu mengurangi ketergantungan total pada listrik PLN dan memproduksi listrik yang sisanya bisa dijual untuk menambah pemasukan atau setidaknya mengurangi biaya listrik.

Ali mengatakan, adanya pergerakan konsumen murni, menjadi konsumen semi produsen (hibrid) ini positif dan perlu didorong dengan memberikan kepastian hukum yang berujung pada kepastian bisnis yaitu sisa listrik akan terjual.

“Dampaknya pasti besar terhadap minat investasi dari sektor rumah tangga, komersial dan industri,” katanya. (*)
 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved