Pemilu 2024

Pendukung Ganjar Coret Anaknya dari Kartu Keluarga, Disuru Minta Makan ke Prabowo Gibran

Seorang wanita berusia 41 tahun dari Bekasi, Jawa Barat, yang menggunakan inisial M, mengalami pengucilan dari ayahnya karena perbedaan pilihan politi

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
FotoHumasIstanaPresiden
Gara-gara perbedaan pilihan, keluarga terpecah. Ayah dukung Ganjar dan anak dukung Prabowo. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Meski masa pemungutan suara Pilpres 2024 telah berakhir.

Perdebatan yang disebabkan oleh perbedaan pilihan capres dan cawapres masih membara.

Bahkan perdebatan ini memengaruhi hubungan dalam sebuah keluarga.

Baca juga: Tamara Tyasmara Buka Suara Soal Asuransi Dante

Seorang wanita berusia 41 tahun dari Bekasi, Jawa Barat, yang menggunakan inisial M, mengalami pengucilan dari ayahnya karena perbedaan pilihan politik.

M menceritakan bahwa sang ayah, seorang pendukung fanatik pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.

Ayahnya itu tidak bisa menerima dukungannya terhadap pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Pada bulan Desember 2023, M secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Prabowo-Gibran di Facebook.

Baca juga: Ganjar Inisiasi Hak Angket Kecurangan Pemilu di DPR, Anies pasrahkan ke Ketua Partai

Namun, tindakan ini memicu reaksi keras dari sang ayah, yang bahkan menyatakan bahwa M tidak lagi dianggap sebagai anaknya.

Kata-kata keras sang ayah terungkap dalam komentar di unggahan M di media sosial.

Sang ayah menyebut bahwa M tidak lagi dianggap sebagai anaknya dan menyarankan M untuk mencari makan siang bersama Prabowo, bukan bersamanya.

Meskipun M telah pindah rumah dan tidak tinggal bersama sang ayah, perbedaan pilihan politik ini masih mempengaruhi hubungan keluarga mereka.

Peristiwa ini juga memperlihatkan bagaimana perbedaan politik dapat memecah belah hubungan keluarga, bahkan dalam hal yang sedarah sekalipun.

Sebelum dikucilkan, M dan sang ayah sering kali berdebat mengenai masalah politik, namun, respons sang ayah tetap keras terhadap pilihan politik M.

Bahkan membuat beberapa anggota keluarga turun tangan untuk mendamaikan mereka. Namun, hingga saat ini, sang ayah masih enggan untuk berdamai dengan M.

M, yang bekerja sebagai pedagang makanan daring, merasa menyesal atas terjadinya peristiwa ini dan berharap agar ayahnya dapat menerima pilihannya tanpa harus memutuskan hubungan keluarga mereka.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved