Jatanras Gorontalo
Warga Sulteng Terang-terangan Transaksi Narkoba di Jalanan Gorontalo
Pria asal Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) ini tertangkap tangan memiliki obat yang juga dikenal sebagai Metamfetamina, disingkat met.
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Seorang pria berinisial SP terang-terangan transaksi narkoba jenis sabu-sabu di jalanan Kota Gorontalo.
Transaksi dilakukan di Jalan Padang, Kelurahan Tapa, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo, Senin (19/02/2024), sekitar Pukul 16:00 Wita.
Tidak diketahui berapa kali pria usia 36 tahun itu menjalankan aksinya. Hanya saja kali ini, aksinya kepergok tim Satuan Reserse Narkoba Polresta Gorontalo Kota.
Pria asal Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) ini tertangkap tangan memiliki obat yang juga dikenal sebagai Metamfetamina, disingkat met.
Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-729: Uni Eropa Setujui Sanksi untuk Negara Pro-Rusia
Kasat Narkoba AKP Ricky P Parmo menjelaskan, pengungkapan kasus narkoba kali ini berawal dari informasi yang diterima tim opsnal Satresnarkoba, tentang adanya transaksi mencurigakan.
Polisi kemudian melakukan pengembangan dan pengejaran sumber informasi, dengan mengamankan seseorang yang dicurigai.
"Dari informasi yang kami terima, ada orang mencurigakan di Jalan Padang, Kelurahan Tapa, Kecamatan Sipatana," katanya.
Kecurigaan ini pun ternyata tak salah. Sebab ketika digeledah, SP mengantongi sejumlah sabu-sabu dalam kemasan plastik kecil atau saset.
Baca juga: 4 Caleg DPRD Bone Bolango Suara Terbanyak Tiap Dapil, Ada Diki Iskandar Alim hingga Sofyan Wahidji
Ada total 2 saset sabu diamankan dari dirinya. Selain itu juga ada satu pirek kaca, korek api, hingga satu unit ponsel.
"Saat ini pelaku sudah kami amankan di Mapolresta Gorontalo Kota. Kami masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut," pungkas AKP Ricky.
Apa itu Sabu?
Sabu adalah sebutan untuk Metamfetamina (metilamfetamina atau desoksiefedrin) di Asia Tenggara, Hong Kong, Jepang dan Arab Saudi, dan Indonesia.
Ini merupakan obat psikostimulansia dan simpatomimetik. Obat ini dipergunakan untuk kasus parah ADHD atau narkolepsi dengan nama dagang Desoxyn, tetapi juga disalahgunakan sebagai narkotika.
"Crystal meth" adalah bentuk kristal dari metamfetamina yang dapat dihisap lewat pipa.
Amfetamina, ditemukan sebelum metamfetamina, pertama kali disintesis pada tahun 1887 di Jerman oleh ahli kimia Rumania Lazăr Edeleanu yang menamainya fenilisopropilamina.
Tak lama kemudian, metamfetamina disintesis dari efedrina pada tahun 1893 oleh kimiawan Nagai Nagayoshi dari Jepang.
Tiga dekade kemudian, pada tahun 1919, metamfetamina hidroklorida disintesis oleh farmakolog Akira Ogata melalui reduksi efedrina menggunakan fosfor merah dan iodin.
Sejak tahun 1938, metamfetamina dipasarkan secara besar-besaran di Jerman sebagai obat bebas dengan merek dagang Pervitin, diproduksi oleh perusahaan farmasi Temmler yang berbasis di Berlin.
Senyawa ini digunakan oleh semua cabang gabungan angkatan bersenjata dari Reich Ketiga, untuk efek stimulannya dan kemampuannya untuk terjaga dalam waktu lama.
Pervitin menjadi bahasa sehari-hari dikenal di kalangan pasukan Jerman sebagai "Stuka-Tablets" (Stuka-Tabletten) dan "Herman-Göring-Pills" (Hermann-Göring-Pillen), sebagai sindiran sinis terhadap kecanduan Göring yang terkenal terhadap obat-obatan.
Namun, efek sampingnya, terutama gejala putus obat, begitu serius sehingga tentara secara tajam mengurangi penggunaannya pada tahun 1940.
Pada tahun 1941, penggunaannya dibatasi hanya dengan resep dokter, dan militer mengontrol dengan ketat distribusinya.
Prajurit hanya akan menerima beberapa tablet sekaligus, dan tidak disarankan untuk menggunakannya dalam pertempuran. kata sejarawan Łukasz Kamieński,
"Seorang prajurit yang akan berperang di Pervitin biasanya mendapati dirinya tidak dapat bekerja secara efektif untuk satu atau dua hari berikutnya. Menderita mabuk narkoba dan lebih terlihat seperti zombie daripada pejuang hebat, dia harus pulih dari efek samping."
Beberapa tentara berubah menjadi lebih kejam, melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil; yang lain menyerang petugas mereka sendiri. Di akhir perang, senyawa ini digunakan sebagai bagian dari obat baru: D-IX.
Obetrol, dipatenkan oleh Obetrol Pharmaceuticals pada tahun 1950-an dan diindikasikan untuk pengobatan obesitas, adalah salah satu merek pertama produk metamfetamina farmasi.
Karena efek psikologis dan stimulan metamfetamina, Obetrol menjadi pil diet yang populer di Amerika pada 1950-an dan 1960-an.
Akhirnya, ketika sifat adiktif obat tersebut diketahui, pemerintah mulai mengatur secara ketat produksi dan distribusi metamfetamina.
Saat ini, metamfetamina dijual dengan nama dagang "Desoxyn", dengan merek dagang dipegang oleh perusahaan farmasi Denmark Lundbeck.
Pada Januari 2013, merek dagang Desoxyn telah dijual ke perusahaan farmasi Italia, Recordati.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.