Pilpres 2024
Tak Terpengaruh Quick Count, Pedagang Pasar Sentral Gorontalo Ini Tunggu Hasil Pilpres 2024 dari KPU
Masyarakat Gorontalo merasa terbantu adanya Quick Count di Pemilihan Presiden (Pilpres).
Penulis: Andika Machmud | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Masyarakat Gorontalo merasa terbantu adanya Quick Count di Pemilihan Presiden (Pilpres).
Biasanya, Quick Count atau penghitungan cepat akan muncul satu jam atau dua jam setelah pemilihan presiden (pilpres) selesai.
Danial Lahabu, pedagang di Sentral Gorontalo merasa Quick Count membantunya untuk mengurangi rasa penasaran dengan hasil pilh dari berbagai lapisan masyarakat.
"Adanya perhitungan cepat ini kan biar masyarakat bisa tahu, biasanya juga orang sering penasaran dengan hasilnya," jelasnya kepada TribunGorontalo.com, Kamis (15/02/2024).
Danial merasa untuk quick count khususnya pada Calon Presiden dan Wakil Presiden itu akurat. Namun ia tidak terpengaruh terhadap hasil quick count.
"Saya rasa untuk Capres dan Cawapres itu kadang ada kecurangan," jelasnya.
Sering melihat quick count di 2019, ia mengaku saat ini sudah jarang menonton televisi lagi.
"Sekarang kan bisa lewat handphone," katanya.
Danial pun setia menanti real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kendati lebih lama hasilnya keluar daripada quick count.
"Walaupun seperti itu (telah ada quick count), kita tetap harus menunggu yang di KPU," jelasnya.
Baca juga: Rekap DPD RI: Eks Gubernur Gorontalo Fadel Mohammad Unggul 107 Suara di TPS 03 Moodu
Pendapat serupa dilontarkan, Rahmin Yunus.
Rahim mengaku hasil perhitungan cepat tidak 100 persen valid, tapi ia bisa melihat langsung perolehan suara sementara.
"Quick count itu membantu tapi tidak 100 persen, hasilnya belum valid," ungkapnya.
Adanya quick count dianggap berguna bagi masyarakat mengetahui penghitungan suara di daerah.
"Biasanya juga ada hitungan per daerah, jadi bisa tahu daerah tertentu capres tersebut menang," jelasnya.
Wanita 45 tahun itu mengaku sudah lama mengetahui adanya quick count. Ia sering melihat informasi itu di televisi.
"Sekarang itu hitungan menit dapat kabar, apalagi bisa juga orang-orang bagikan lewat grup media sosial," tutur Rahmin.
Selain itu, ia sering memantau perkembangan elektabilitas setiap tokoh politik di Indonesia. Namun hal itu kata Rahmin, tidak pernah mengubah pilihan yang ditetapkannya.
"Saya itu menilai dari sejarah orangnya. Kita bisa lihat dari sejarah dia memimpin daerah, jadi elektabilitas itu tidak ngaruh di pilihan saya," akunya.
Wanita yang sudah 20 tahun berjualan di Pasar Sentral ini menambahkan, mereka sebenarnya menunggu hasil perhitungan akhir KPU.
"Siapapun yang terpilih nanti, masyarakat wajib menerima. Itulah pesta demokrasi, ada menang dan ada yang kalah," tutupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.