Beras Gorontalo

Kualitas Beras Gorontalo Sulit Bersaing dengan Sulsel, Distan: Tapi Surplus

"Ya saat ini kita diperhadapkan dengan persaingan beras antara Gorontalo dan Sulawesi Selatan," ungkap Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Mulj

|
TribunGorontalo.com/WawanAkuba
Petani Bone Bolango melakukan penanaman padi, Rabu (10/1/2024). FOTO: Wawan Akuba 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Beras kualitas premium Gorontalo disebut kesulitan bersaing dengan beras milik Sulawesi Selatan (Sulsel). 

"Ya saat ini kita diperhadapkan dengan persaingan beras antara Gorontalo dan Sulawesi Selatan," ungkap Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljady Mario, Rabu, (10/1/2024).

Kata Muljady, beras premium gagal saing dengan Sulsel lantaran kalah alat pengelolaan. Menurutnya, alat-alat pertanian Gorontalo masih kalah dari Sulsel. 

"Peralatan pertanian seperti penggilingan padi di Sulsel sudah di tahu lah lebih maju dibanding kita," lanjutnya.

Sekira 163 unit penggilingan padi di Provinsi Gorontalo hanya bisa menghasilkan beras kualitas medium dan medium plus.

Baca juga: KPU Gorontalo Prioritaskan Distribusi Surat Suara di Wilayah Terpencil

"Ada beberapa sebenarnya yang sudah bisa ke premium tapi tidak sebisa seperti Sulsel," imbuhnya.

Walaupun beras premium di Gorontalo kalah saing dengan Provinsi Sulawesi Selatan.

Namun Gorontalo sebetulnya mengalami surplus beras kualitas medium.

"Alhamdulillah beras kita mengalami surplus," imbuhnya.

Mario cukup senang dengan hal ini, sebab walaupun kalah kualitas, namun tidak kalah kuantitas. 

Bahkan, beras Gorontalo sebetulnya diekspor ke beberapa daerah tetangga. 

"Walaupun beda kualitas tapi yang penting bagaimana caranya beras itu bisa cukup di Gorontalo," jelasnya.

Surplus beras di Provinsi Gorontalo mencapai 10.000 hingga 30.000 ton per tahunnya.

Surplus ini disebabkan oleh luas panen padi di Gorontalo pada tahun 2023 mengalami kenaikan.

Dikutip dari bps.go.id luas panen padi di Gorontalo pada tahun 2023 diperkirakan sekira 48,83 ribu hektare.

Sedangkan luas panen padi di tahun 2022 hanya sebesar 46,82 ribu hektare.

Artinya luas lahan panen padi ini naik sebanyak 2,01 ribu hektare atau 4,49 persen.

Baca juga: Polri Buka Pendaftaran SIPSS 2024 untuk Lulusan S1, S2, dan Dokter

Tak hanya luas panen padi, surplus juga disebabkan oleh produksi padi yang juga naik.

Produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 243,19 ribu ton, mengalami kenaikan sebanyak 3,06 ribu ton GKG atau 1,27  persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 240,13 ribu ton.

Produksi beras pada 2023 juga untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 135,79 ribu ton.

Angka ini mengalami kenaikan sebanyak 1,71 ribu ton atau 1,27 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 134,08 ribu ton.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved