Kecelakaan di Tambang Pohuwato

BREAKING NEWS Tambang Emas Pohuwato Kembali Telan Korban, Pria Bisu Tewas Tertimbun Longsor

Mastin Anwar (62), tante korban, mengatakan bahwa Yamin merupakan warga Dusun Tanjung, Desa Bulila, Kecamatan Duhiadaa.

|
Penulis: Rahman Halid | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
Evakuasi korban longsor di Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Pohuwato. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Marisa – Masyarakat Desa Hulawa, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, kembali berduka. 

Seorang pria bernama Yamin Pakaya (55) tewas tertimbun longsor di Blok Alamotu, Senin (20/11/2023).

Mastin Anwar (62), tante korban, mengatakan bahwa Yamin merupakan warga Dusun Tanjung, Desa Bulila, Kecamatan Duhiadaa.

Ia sudah memperingatkan Yamin untuk tidak turun ke tambang Alamotu karena sering terjadi longsor.

"Saya sudah ingatkan dia untuk tidak turun lagi di tambang Alamotu, karena sering terjadi longsor di tambang Pohuwato, tapi dia tetap berupaya untuk pergi," kata Mastin kepada TribunGorontalo.

Menurut informasi dari teman-teman korban, pada saat kejadian Yamin tahu kalau akan terjadi longsor, hanya saja dia tidak sempat lari.

"Hanya teman-temannya saja yang dapat lari, sedangkan dia tidak sempat lari," ujar Mastin.

Yamin menderita tuna rungu (bisu), sehingga Mastin yakin itu menjadi alasan kenapa keponakannya tidak sempat menyelamatkan diri.

"Dia bisu pak, mungkin itu alasan dia tidak sempat lari atau memanggil temannya untuk menolong dia," ucap Mastin.

Selain bisu dan belum memiliki keluarga, Yamin juga merupakan anak yatim piatu. 

Namun, ia tetap menyayangi keluarganya.

"Kami semua disayang oleh beliau, dia yatim piatu tapi dirinya punya rasa sayang yang besar untuk keluarganya," tandas Mastin.

Warga Dusun Tanjung, Nince Ahmad (45), mengatakan bahwa Yamin adalah sosok yang cukup religius.

 Ia selalu hadir dalam acara-acara besar Islam.

"Saya sering temui dia ikut acara Isra Mi'Raj, Majelis Taklim dan acara keagamaan lainnya dan mendengar kabar dia tertimbun longsor kami cukup terpukul, karena Yamin adalah orang baik menurut kami," pungkasnya.

Kematian Yamin menambah daftar korban jiwa akibat longsor di tambang emas Pohuwato. 

Peristiwa Serupa

Sebelumnya pada Kamis (9/11/2023) juga terjadi insiden kecelakaan di lokasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Balayo, Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.

Dua warga setempat menjadi korban. Kedua penambang itu yakni Ridwan Panabulu (46) Riski Ismail (23) Warga Desa Saripi, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Gorontalo.

Saat sedang melakukan aktivitas dompeng, secara mengejutkan lahan yang diekstraksi emasnya, runtuh menimpa keduanya tepat pada pukul 16: 45 Wita.

Sebetulnya sebelum kejadian itu, keduanya sudah diperingatkan oleh teman-temannya. Mereka diminta untuk menjauhi lokasi dompeng berukuran 10x10 m tersebut.

Sebab telah diperhatikan oleh teman-temannya, sebagian tanah yang berada di sisi kiri dan kanan terlihat tanda-tanda akan runtuh.

Akan tetapi, imbauan itu diacuhkan oleh mereka berdua, sehingga Ridwan dan Riski tertimbun oleh tanah dengan gaya tengkurap seperti katak selama 15 menit.

Melihat kejadian itu, sontak teman-temannya langsung berusaha  mengangkat mereka berdua dari gumpalan tanah yang menutupi badan dan kepala merek.

Serta keduanya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bumi Panua Pohuwato untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

Keterangan Istri

Maryam Mahmud (38) Istri dari Ridwan Panabulu menyampaikan bahwa suaminya terbilang parah. 

Ada luka yang cukup parah dibagaian muka dan leher, sehingga Ridwan masih terbaring sakit di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan susah untuk makan dan minum seperti biasanya.

"Suami saya harus menerima 36 jahitan karena luka robek di bagian muka dan leher, ditambah bengkak di bagian belakang leher serta sulit untuk bernafas," ujarnya

Dalam kejadian ini ungkap Maryam, dirinya bersyukur suaminya masih bisa diselamatkan walaupun menerima luka di bagian wajah, leher, dada, perut dan kaki.

"Satu hal saja pak, saya bersyukur dia masih bisa selamat walaupun harus menerima banyak jahitan," ujarnya dengan isak tangis kepada TribunGorontalo, Kamis malam (9/11/2023)

Senada dengan itu Cindriyanti Panabulu Anak Ridwan Panabulu menambahkan, dirinya berharap ayahnya segera pulih agar langsung dibawah ke rumah mereka.

"Ayah saya telah berada di Tambang sudah 2 minggu dan janjinya akan segera balik, tetapi sedihnya saya dan keluarga malah mendengar kabar ayah saya tertimbun tanah di tambang, keinginan saya ketika lekas sembuh saya langsung membawa ayah saya ke Rumah bersama kami," tandasnya.

Sementara itu Yeni Ahmad Direktur Rumah Sakit Umur Daerah (RSUD) Bumi Panua Pohuwato setelah dikonfirmasi menyampaikan kalau pasien telah berada di ruang IGD dan telah mendapatkan perawatan intensif dari pihak Rumah Sakit.

"Saat ini pasien telah dikunjungi oleh pihak keluarga dan telah mendapatkan perawatan di Instalasi Gawat Darurat dari luka yang dialaminya," tuturnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved