Kemarau Gorontalo

Dampak Musim Kemarau, Petani Bone Bolango Gorontalo Resah Produksi Beras Turun

Petani padi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo mulai resah akibat dampak musim kemarau berkepanjangan.

Penulis: Husnul Puhi | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/HusnulPuhi
Suasana panen padi sawah di Bone Bolango, Rabu (01/11/2023). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Petani padi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo mulai resah akibat dampak musim kemarau berkepanjangan.

Pasalnya, produksi padi kian menurun dan berpengaruh besar pada pendapatan para petani.

Kemarau mengakibatkan ketersediaan air rendah sehingga mengganggu proses pertumbuhan padi.

Sebagian besar petani di Bone Bolango memang bergantung pada hasil panen padi sebagai sumber utama penghasilan mereka. Seperti diungkapkan petani padi Bone Bolango Alexander Hunowu. 

"Ada kendala seperti susah air dan juga banyak hama yang merusak tanaman," ujar Alexander saat ditemui TribunGorontalo.com usai menggiling padi, Rabu (01/11/2023).

Karena kesusahan air, Alexander dan beberapa petani padi lainnya terpaksa menggunakan sumur suntik sebagai pengaliran air ke persawahan miliknya.

Bahkan, para petani padi pinjam meminjam alat penyedot air (alkon) untuk mengambil air dari irigasi.

"Produksi panen menurun, biasanya satu petak ini bisa dapat 30 karung, tapi ini hanya 20," jelasnya.

Baca juga: 2 Penyebab Harga Beras di Pasar Tradisional Pohuwato Gorontalo Naik, Petani: Kami Lagi Terpuruk

Ia mengatakan, tidak merasakan kemahalan harga beras yang saat ini diisukan sedang naik.

Alexander menjual hasil panennya di pasaran dengan harga yang biasa ia jual. Namun, kata dia, harga beras malahan naik.

"Sekarang ini dengar-dengar harga beras mahal. Tapi kalau kita jual di pasaran itu tidak merasakan kemahalan harga beras. Dan kami menjual hasil panen itu dengan harga yang biasa," pungkasnya. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved