Cerita Nurhayati Pemulung Gorontalo yang Berhenti Jadi Pedagang Gara-gara Kecelakaan

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Di siang hari yang terik, tampak wanita paruh baya duduk berteduh di bawah pohon tepat bahu jalan HB Jassin, Kota Gorontalo.

Adalah Nurhayati (74), penjual masker yang dikenal sebagai penjual masker di kawasan Kantor Kejaksaan lama Gorontalo. 

Sambil duduk beristirahat di bawah pohon yang rindang, Nurhayati menceritakan alasannya menjadi pemulung sampah.

Dahulu, Nurhayati mengaku pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan telinganya tidak lagi bergungsi dengan baik. 

"Saya pernah kecelakaan, ditabrak motor, dampaknya saya sudah tidak bisa mendengar dengan baik lagi alias budeg," kata Nurhayati kepada TribunGorontalo.com, Senin (30/10/2023).

Baca juga: Cerita Suhardi Daud Berhenti jadi Sopir Bentor, Kini Jualan Ilabulo dan Tinutuan

Sebelum menjadi pemulung, Nurhayati pernah berkerja di tempat burger di tempat orang.

Ia bekerja selama tiga tahun, sejak 2012. Kemudian memilih berhenti, sebab ingin buka usaha sendiri.

"Dulu saya jualan burger, tapi cuma 3 tahun, lalu saya coba buka usaha sendiri, jualan nasi bungkus," ujarnya.

Setelah momen kecelakaan itu, ia tidak lagi percaya diri untuk meneruskan bisnis kecilnya.

"Saya tidak lanjut berjualan, selain gak punya modal, saya kasihan sama pembeli harus ketemu penjual yang budeg (tuli) seperti saya, nanti malah emosi," kata Nurhayati sambil tertawa.

Itulah mengapa saat ini ia memilih untuk bekerja sebagai pemulung.

Kata dia, pemulung ini sebenarnya hanyalah kerjaan sampingan.

Ia lebih bergantung pada penghasilannya dari berjualan masker dan beberapa aksesoris wanita.

Nurhayati tinggal di sekitar area Taman Kota Gorontalo, Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kota Gorontalo.

"Saya hanya numpang di Kantor Kejaksaan lama," kata Nurhayati.