Penyakit Menular Mewabah di Gorontalo per Tahun 2023, Tertinggi Rabies dan Malaria
Ketiga penyakit ini tergolong dalam klasifikasi penyakit tular Vektor dan Zoonotik, yakni jenis penyakit menular melalui Vektor (Organisme Penular Pat
Penulis: Rafiqatul Hinelo | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Warga Gorontalo harus mewaspadai 3 penyakit menular yang saat ini angka penyebaran kasusnya meningkat pesat.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo merinci, 3 penyakit menular itu masing-masing kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR), Malaria, dan Demam Berdarah (DBD).
Ketiga penyakit ini tergolong dalam klasifikasi penyakit tular Vektor dan Zoonotik, yakni jenis penyakit menular melalui Vektor (Organisme Penular Patogen dan Parasit) dan Binatang Pembawa Penyakit.
Berikut penjelasan selengkapnya terkait tiga penyakit menular tertinggi di Gorontalo, yang dihimpun TribunGorontalo.com dari data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, pada Selasa (10/10/2023).
1. Rabies
Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) di Gorontalo pada 2023 ini tercatat hingga bulan Agustus mencapai 683 kasus.
Kasus Rabies banyak terdeteksi terjadi di Kabupaten Gorontalo.
Sebanyak 224 kasus Rabies terjadi Kabupaten Gorontalo. Dari angka tersebut, sebanyak 214 kasus gigitan telah dilakukan penanganan sesuai SOP. (*)
2. Malaria
Kasus Positif Malaria di Gorontalo mencapai angka 526. Kasus ini tersebar di seluruh wilayah Gorontalo.
Kabupaten Pohuwato menduduki posisi nomor satu tertinggi, mencapai angka 311 kasus positif.
Setelah Pohuwato, Kabupaten Boalemo menjadi kawasan tertinggi kedua, sebanyak 170 kasus positif.
Kontras dengan Kabupaten Pohuwato dan Boalemo, angka kasus positif malaria di empat wilayah lainya sangat rendah.
Kabupaten Gorontalo sebanyak 22 kasus positif, Kabupaten Gorontalo Utara 9 kasus positif, Kota Gorontalo juga 9 kasus positif, serta yang paling rendah di Kabupaten Bone Bolango, sebanyak 5 kasus positif.
3. DBD
Per Agustus 2023, penyakit menular DBD di Gorontalo mencapai 465 kasus positif, dan empat kasus kematian.
Dari data ini, terlihat masih cukup banyak penderita DBD di Gorontalo.
Namun, jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, angka kasus positif tahun ini mengalami penurunan.
Pada 2022 tercatat penderita DBD di Gorontalo mencapai angka 580, tapi ada 11 kasus kematian.
Berbeda lagi jika menelisik data dua tahun ke belakang. Pada 2021 kasus positif DBD di Gorontalo sedikit lebih rendah dari 2022 yakni sebesar 517, tapi ada 16 kasus kematian.
Sementara di 2020 kasus kematian DBD lebih kecil yakni 7 kasus. Namun, kasus positif tercatat paling banyak terjadi pada 2020, mencapai angka 951 kasus.
Dari data ini, dapat dilihat kasus DBD mengalami fluktuasi selama empat tahun terakhir.
Per Agustus 2023, angka kasus tertinggi DBD tercatat ada di Kabupaten Boalemo adalah, sebanyak 123 kasus.(*)
5 RS di Gorontalo Diberi Waktu Sebulan Perbaiki Fasilitas Jika Tak Mau Turun Tipe |
![]() |
---|
Gorontalo Lobi Kemenkes Reviu Ulang 5 Rumah Sakit, Pastikan Agar Tak Turun Tipe |
![]() |
---|
Kemenkes RI Tetapkan RSUD ZUS Gorontalo Utara Masih Kelas C, Alat Ventilator Tak Sesuai Standar |
![]() |
---|
Ada 281 Kasus Gigitan Hewan Rabies Sepanjang Tahun 2025, Ini Upaya Pemerintah Tekan Penyebaran |
![]() |
---|
1.257 Kasus HIV/Aids di Provinsi Gorontalo, Terbanyak Wiraswasta dan Penata Rias |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.