Human Interest Story
Pandemi Gorontalo Sudah Berlalu, Tukang Servis Jam Tetap Sendu
Pandemi covid-19 sudah berlalu. Banyak pedagang bergembira karena usaha mereka akhirnya tak lagi sepi pembeli.
Penulis: Rafiqatul Hinelo | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Pandemi covid-19 sudah berlalu. Banyak pedagang bergembira karena usaha mereka akhirnya tak lagi sepi pembeli.
Tapi bagi tukang servis jam, pandemi berlalu mereka tetap sendu. Seperti dialami Zainudin Tes.
Pria berusia 32 tahun itu sudah membuka usaha sejak tahun 2012.
Ia memilih kawasan pusat perdagangan di Jl MT Haryono Kota Gorontalo sebagai tempat lapaknya.
Saat ditemui TribunGorontalo.com pada Jumat (29/9/2023), Zainudin mengatakan lapaknya sekarang ini tak jauh berubah seperti pandemi.
Di lapak 2 x 1 itu, Zainudin menawarkan jasa perbaikan jam. Mulai dari membersihkan bagian dalam jam hingga penggantian baterai dan tali jam yang rusak.
Zainudin menyewa toko berukuran sedang. Selain aneka jam, ia juga menjual kaca mata model kekinian.
Namun sudah berbulan-bulan lapaknya masih sepi. Ia menduga penggusuran pedagang pada kurang lebih dua tahun lalu di lokasi itu sebagai penyebabnya.
"Sebelumnya (dagangan) kami di sini ramai dikunjungi pembeli, tapi setelah digusur, jumlah pembeli yang datang sudah sangat berkurang," kata Zainudin.

Baca juga: Cerita Pria Kebumen Jualan Pukis, Sebut Gorontalo Lebih Baik Ketimbang Bogor dan Bali
Pada tahun 2021, Pemerintah Kota Gorontalo merevitalisasi trotoar di kawasan tempat usaha Zainudin.
Saat proses revitalisasi, para pedagang sekitar direlokasi ke Pasar Sentral Gorontalo.
"Katanya, untuk sementara kami dipindahkan ke Pasar Sentral. Tapi di lantai dua," ujar Zainudin.
Namun hanya Zainudin sendiri yang berpindah tempat. Lalu ia mengontrak toko yang ditempati saat ini.
"Lebih banyak pengunjung meminta servis jam dari pada membeli jam, jadi saya tetap buka lapak kecil di depannya," kata Zainudin.
Tak ayal Zainudin mengaku kewalahan harus bongkar-pasang untuk menghindari razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
"Kalau ada Satpol PP, saya bongkar lapak ini dan masukkan ke dalam toko," tambahnya.
Ia sebenarnya tak ingin melanggar aturan, hanya saja terpaksa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
"Buka lapak servis saja tetap sepi, apalagi kalau hanya mengandalkan toko," tandas Zainudin.
(TribunGorontalo.com/Rafiqatul)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.