Mati Ditebak Polisi
Keluarga Keberatan, Kasus Warga Tenda Gorontalo Ditembak Mati Polisi Diminta Proses
Peluru yang menembus dada MH ini menurut keluarga bukanlah perlakuan adil. Hal itu seperti yang diungkapkan Rilan Hasan kepada TribunGorontalo.com, Sa
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Keluarga keberatan dengan kematian Muhammad Hasan (MH) di tangan polisi.
Peluru yang menembus dada MH ini menurut keluarga bukanlah perlakuan adil. Hal itu seperti yang diungkapkan Rilan Hasan kepada TribunGorontalo.com, Sabtu malam (9/9/2023).
Rilan yang meru pakan anak dari MH mengaku janggal dengan tindakan polisi.
Karena itu ia tak terima dengan perlakuan polisi tersebut.
Ia memang tak hadir saat kejadian. Sebab, ia sudah lama tak tinggal dengan MH di rumah tersebut.
Tetapi menurutnya, tidak seharusnya polisi langsung melakukan pengambilan tindakan penembakan.
Apalagi, tembakan hanya sekali dan langsung di daerah vital, yakni dada sebelah kiri. Posisi jantung berada.
Baca juga: BREAKING NEWS: Dianggap Membahayakan, Seorang Warga Tenda Gorontalo Ditembak Mati Polisi
Mestinya kata dia, tembakan polisi sekadar melumpuhkan, bukan mematikan semacam itu.
Rilan mengaku masih menyaksikan mayat ayahnya tersebut di RS. Saat itu darah mengucur hebat dari belakang.
Sebab, peluru yang ditembakkan menembus dada.
Rilan sebetulnya masih tak mau bercerita ke redaksi TribunGorontalo.com. Ia merasa berat, bahkan tak mau mengeluarkan sepatah katapun. Tidak ingin juga namanya disebut.
Tetapi belakangan, ia kemudian memberanikan diri. Lantaran ia melihat apa yang dialami oleh ayahnya itu sebuah tindakan yang tidak adil untuknya.
“Memang dia (ayah/MH) mengalami gangguan mental karena ditinggal keluarga,” kata Rilan.
Tetapi tindakannya tidak akan sejauh itu dengan meresahkan warga. Ataupun melukai warga sekitar.
“Apalagi saya pe papa ini tidak ada suara (pendiam),” katanya.
Barang-barang yang disita polisi dari barang MH, yang berupa senjata tajam, panah wayer dan sebagainya, bukan untuk kejahatan.
Baca juga: Kronologi Warga Tenda Gorontalo Ditembak Mati Personel Polresta
Kata Rilan, ayahnya memang suka memanah ikan. Sebab, rumahnya memang ada di bantaran Sungai Bolango.
Selain itu, pedang yang dibawa-bawa oleh MH juga kata Rilan hanya sekadar untuk pekerjaan. Beberapa bahkan untuk menjaga karena ayam-ayamnya sering hilang.
Rilan pun bersama keluarga Hasan, meminta agar polisi penembak ayahnya juga ikut diproses hukum.
Pengakuan Tetangga
Ketua RT Kelurahan Tenda, Wawan Kurniawan Mohi menceritakan apa yang ia ketahui terkait kejadian itu.
Ia ingat betul jika MH memang saat Jumat (8/9/2023) tengah berkonflik dengan seorang tetangga. Tetapi kata dia tidak sampai membahayakan warga sekitar.
Saat itu MH memang terlihat sedikit berbeda. Dengan emosi yang kurang terkontrol. Tetapi tidak berbahaya untuk warga.
“Karena ada saya pe anak waktu itu dia lewat bawa senjata tajam. Kalau dia berbahaya, mungkin anak-anak saya itu dia lukai. Cuma tidak. Cuma kucing saja karena dia emosi, dia bage (lukai),” kata Kurniawan Mohi.
Selain itu, perawakan pendiam MH dibenarkan RH, wanita yang tinggal di Kelurahan Tenda.
Katanya, MH adalah orang yang baik. Bahkan ketika pulang ke rumah usai pengejaran polisi, MH masih pulang ke rumah.
“Bahkan dia masih buang sampah,” kata RH.
Saat itu memang kata RH, MH dalam posisi bertanya-tanya akan salah dirinya.
“Bayangkan dia masih pulang ke rumah karena memang dia merasa tidak salah. Dia bertanya-tanya ‘saya pe salah apa?’,” ucap RH.
Sayangnya, MH telah tewas setelah peluru dari pistol polisi mengenai dada kirinya.
Kronologi kejadian
Kapolresta Gorontalo Kota, Kombes Pol Ade Permana menceritakan kejadian runut atau kronologi penembakan tersebut.
Kejadian berawal sejak Jumat pagi (8/9/2023). Saat itu, seorang tetangga berinisial FA melaporkan MH ke polisi.
Dalam keterangannya, FA mengaku dikejar oleh MH menggunakan senjata tajam (sajam) pada sekira pukul 10.00 Wita.
“FA mengatakan bahwa dirinya sempat diancam dan dikejar oleh pelaku dengan menggunakan senjata tajam,” ucap Ade Permana dalam konferensi pers Sabtu sore.
Kapolres tak menjelaskan apakah laporan tersebut ditindaklanjuti. Hanya saja pada pukul 19.00 Wita, ada lagi laporan yang masuk ke polisi bahwa MH kembali mengamuk di kawasan rumahnya.
Laporan itu yang lantas direspon polisi dengan menerjunkan dua personel Reskrim masing-masing Aiptu Renaldi dan Bripka Ariyanto Antuke.
Tiba di rumah MH, Renaldi lantas mengetuk pintu rumah. Saat itu menurut keterangan Ade Permana, MH sedang mengasah senjata tajam (sajam).
Pintu dibuka dan MH langsung mengejar Briptu Ariyanto yang saat itu berpakaian dinas polisi.
“Pas diketuk, dia keluar namun yang dikejar duluan adalah Bripka Ariyanto. Karena dia berpakaian dinas seperti itu (polisi),” cerita Ade.
Ariyanto saat itu sempat mundur, kemudian menangkis dengan tangan kiri. Tetapi terluka.
Melihat Ariyanto yang akan dianiaya oleh MH, Renaldi yang merupakan rekan Ariyanto melakukan perlawanan dengan melempar batu ke arah MH.
Saat itu memang tak ada kayu ataupun balok yang bisa digunakan untuk melawan MH.
Situasi itu berlanjut pada pengejaran terhadap MH oleh Kasat Reskrim Polresta Gorontalo Kota, Kompol Leonardo Widharta.
Polisi turun melakukan pengejaran terhadap MH yang sudah melukai rekannya. Juga dibantu oleh warga sekitar. Pencarian dari Jumat malam berakhir hingga Sabtu dini hari.
Kapolresta Ade Permana bahkan turun langsung dan mengamankan sejumlah barang tajam di rumah MH.
“Di situ ada panah water sebanyak 5 biji di atas lemari. Ada 2 pisau yang juga diamankan,” kata Ade.
Pencarian terhadap MH yang kabur terus dilakukan dengan menyisir Sungai Bolango.
Petugas menyudahi pencarian di pukul 00.30 Wita Sabtu dini hari (9/9/2023).
“Anggota membubarkan diri karena masyarakat semakin banyak dan penerangan tidak memadai. Kita hentikan pencarian,” ucapnya.
Hanya berselang sejam usai operasi dihentikan, seorang masyarakat menelpon ke polresta. Mengadukan bahwa MH sudah terlihat di kawasan Tenda.
Saat itu juga dilaporkan jika MH sempat menyerang sekumpulan warga setempat. Kebetulan yang diserang ini adalah orang yang sudah berseteru dengan MH sejak Jumat pagi, yakni FA.
“Anggota kembali datang dengan membawa regu sabhara. Tiga anggota yang diikuti oleh masyarakat berpapasan dengan pelaku (MH),” tutur Ade.
Pada saat inilah dimulai puncak ketegangannya. MH disebut mengayunkan pedang (lilang) yang dibawanya.
Tindakan MH ini sempat diminta berhenti oleh personnel yang bertugas saat itu. Ia meminta agar MH tidak berbuat nekat. Ia bahkan menyuruh MH untuk mundur.
“MH terus mendekat sambil mengayun-ayunkan pedang tersebut, kemudian anggota memberikan tembakan peringatan 3 kali ke bawah atau ke tanah. Dan ada yang mengenai celana (MH),” ucap Ade.
MH disebut terus menyerang polisi hingga terpojok di dinding. Dalam jarak 2 meter, polisi merasa akan semakin terancam dengan sajam yang diayunkan oleh MH.
“Sehingga dilakukanlah tembakan terukur kepada pelaku tersebut,” tegas Ade.
Usai mendapat tembakan itu, MH disebut masih bergerak-gerak dengan melakukan perlawanan. Tetapi sajam yang dibawa langsung dirampas anggota.
MH segera dilarikan ke Rumah Sakit Aloei Saboe (RSAS) untuk diberikan pertolongan.
“Namun kemudian dinyatakan meninggal dunia,” tukas Ade.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.